Eren tersenyum pada pria Ackerman itu, "lebih baik kita cepat menghabiskan makan malamnya sebelum lauknya menjadi dingin" ujar Eren sembari mengambil beberapa lauk pauk ke dalam mangkuknya
Levi masih menatap Eren tak percaya, apa benar apa yang ia katakan? ingatan masa lalu? itu terlalu mengada-ada!
Eren menghela, "aku tahu kau tak mempercayai apa yang baru saja kubicarakan, namun itu adalah fakta untukku walau kau menganggap itu tidak nyata", Eren terdiam sebentar, "apa kau tidak lapar?" ucapnya dengan senyuman kembali
Levi terdiam untuk sejenak, Eren dapat melihat ekspresi dari pria Ackerman itu, wajah itu menatap Eren dengan tidak percaya, "aku tidak mempercayai hal seperti reinkarnasi" ujar Levi tiba-tiba
Eren hanya tersenyum kecut mendengar pria Ackerman itu berbicara, "aku sudah bilang, itu keputusan mu untuk memper--"
"tapi aku akan mempercayai mu" potong Levi tiba-tiba membuat Eren terbelalak seketika, ia menatap Levi dengan pandangan kaget
"itu sangat tidak seperti dirimu" ujar Eren masih kaget
"ya, aku akan berusaha untuk mempercayai mu" balas Levi sembari mengambil beberapa lauk yang ada di piring
Eren tersenyum melihat betapa lahap nya pria dengan surai logam itu memakan masakannya, ia merasa sangat senang sekarang, "terima kasih" ujarnya pelan sungguh pelan
Office
"dia berkata seperti itu?" Levi dapat melihat raut tak percaya dari Erwin yang berada di depannya itu, raut wajahnya yang silih berganti dapat menjelaskan apa yang ia pikirkan, dari rasa tak percaya, takjub dan kaget
"percaya atau tidak percaya, dia benar-benar menebak dengan akurat, aku bahkan sempat tak mempercayai hal itu, jelas-jelas dia bukan terkena Skizoafektif, itu bukan penyakitnya" ujar Levi, ia berjalan menuju meja kerjanya dan mengambil berkas data milik Eren
"itu sangat mengejutkan" balas Erwin masih tidak percaya
Levi membaca berkas-berkas yang berada di tangannya, sesaat kemudian ia menaruh nya kembali pada meja, "tapi itu bukan suatu alasan untuk perubahan emosi nya secara mendadak di rumah sakit dulu, dia tidak mengalami skizoafektif, dia mengalami penyakit mental lainnya"
"kau bahkan sebenarnya tidak mengerti mengenai hal ini, bagaimana jika ia benar mengalami skizoafektif? bukankah kita membutuhkan orang yang lebih profesional seperti Hanji untuk melakukan diagnosa lebih lanjut pada Eren?" balas Erwin, ia menghela panjang kemudian menduduki sofa yang berada di belakangnya
"selama ia tinggal bersama ku, ia tidak memberikan tanda-tanda seperti delusi, halusinasi, atau depresi seperti orang-orang skizoafektif pada umumnya, ia terlihat sangat normal bagiku, bahkan saat pertama kali kami bertemu ia tampak sangat bersih untuk seseorang yang memiliki penyakit mental, itu tidak wajar, pada umumnya orang-orang dengan penyakit mental tidak mempedulikan dirinya, namun berbeda dengan Eren, ia tidak memiliki skizoafektif" jelas Levi, Erwin tampak menyimak apa saja yang dikatakan oleh karibnya tersebut, ia tampak berpikir dengan keras, apa yang dikatakan oleh Levi benar, Eren tidak memberikan tanda seperti orang dengan penyakit mental lainnya, namun itu tidak bisa menutupi fakta bahwa Eren memiliki emosi tidak stabil saat berada di rumah sakit dulu
"Levi, apa kau bisa membawa Eren jalan?" tanya Erwin pada Levi
"jalan?"
"ya jalan menuju keramaian"
Dahi Levi mengerut mendengar hal tersebut, "bagaimana jika ia mengamuk di tengah kerumunan? itu akan menjadi tontonan tak mengenakan"
"selama ini ia tampak sangat normal berada di sisi mu, itu karena ia tampak sangat menyukai mu, bagaimana jika ia berada di kerumunan orang-orang yang tidak ia kenal? kita tidak pernah mengetahui hal tersebut" jelas Erwin dengan sangat serius
KAMU SEDANG MEMBACA
Schizoaffective (Levi X Eren)
FanfictionWarning ! Read Before Regret. Disclaimer © Hajime Isayama Riren (Rivaille x Eren) FANFICTION / FICTION / FIKSI YAOI HOMO BOYSLOVE oooo Schizoaffective / Skizoafektif adalah gangguan mental dimana seseorang mengalami gejala Skizofrenia, seperti ha...