Levi dan Eren hanya terdiam di dalam ruangan putih tersebut, tak ada yang berbicara hanya ada keheningan yang terus berlanjut, sejak hari dimana Levi meminta maaf pada Eren keduanya menjadi canggung, hubungan mereka tidak menghangat sama sekali malah menjadi semakin dingin entah mengapa.
Merasa tidak nyaman dengan situasi ini, Levi menatap pada Eren yang masih terdiam sembari menatap ke arah jendela, "apa ada yang menarik?" Levi bertanya pada pria brunette itu
Eren menoleh saat mendengar Levi berbicara, dia tersenyum sendu pada Levi, "hanya saja langit sangat cerah hari ini" jawabnya pada Levi
Levi tak membalas lagi, dan kemudian keheningan mulai terjadi kembali, memang pada dasarnya Levi adalah seseorang yang tak banyak bicara, dia hanya bicara seperlunya saja, namun, Eren bukanlah orang yang pendiam, Eren banyak berbicara jika bersama dengan Levi, namun anehnya hari ini Eren hanya terdiam menatap pada jendela, mungkin itu adalah emosi nya yang telah berganti lagi.
Setelah beberapa waktu kini Levi sudah mengenal emosi Eren dengan lebih baik, pria brunette itu memang memiliki penyakit mental dimana kepribadiannya berganti secara tak wajar, hal itu sudah tidak diragukan, Eren selalu berubah, ada dimana dia akan suka bermanja-manja, ada dimana dia akan menjadi dingin dan ada dimana dia akan menjadi pria dengan kepribadian yang dewasa dan tenang, mungkin saja kali ini dia hanya menjadi pria yang dewasa dan tenang, di lihat dari raut wajah Eren yang terlihat sangat tenang dan senyumannya yang lembut.
"Levi" suara yang akrab terdengar memanggil nama sang Ackerman, membuat pria eboni itu menoleh dan mendapatkan Hanji di belakangnya
"ada apa?" tanya Levi pada Hanji
Hanji tersenyum, dia berjalan kearahnya, "bagaimana?" tanya Hanji pada Levi
Lei mengerutkan keningnya, "apa maksudmu?"
"apa dia sudah lebih baik?" tanya Hanji dan ia melirik ke arah Eren
"mengapa tak langsung bertanya pada dia?" Levi menatap kesal pada Hanji yang masih tersenyum penuh arti padanya
Hanji menghela, "kau tahu, dia tak akan berbicara dengan siapapun sekarang kecuali dengan dirimu" ujar Hanji kemudian ia menghela, dia melipatkan kedua tangannya di depan dada dan menatap pasrah pada Eren
Levi terdiam sebentar kemudian menghela, "dia baik-baik saja" jawabnya perlahan sembari menatap pada Eren
"aku sudah dengar dari Erwin, apa trauma mu kambuh?" tanya Hanji kembali pada Levi, Levi menatap heran pada Hanji
"trauma?"
"ku pikir kau sudah melewati hal itu semua" ujar Hanji sembari menggelengkan kepalanya
Levi menghela kembali, dia berdiri kemudian menepuk pelan pundak Hanji, "kita bicara di depan" ujarnya kemudian pergi dari ruangan
Hanji menghela, ia terdiam sejenak kemudian menatap ke arah Eren sebentar, "menyedihkan" gumamnya perlahan kemudian lekas pergi meninggalkan ruangan
***
Levi membuka tutup kaleng kopi dengan tangan kanannya kemudian meminum isi nya, ia kemudian menatap ke arah Hanji yang masih terdiam di sebelahnya, "aku pikir aku sudah melewati itu semua" ujar Levi membuka pembicaraan, "namun, tetap saja semua itu sulit untuk dilakukan"
Hanji menoleh, "tentu saja kehilangan sesuatu yang kau cintai itu sangat menyedihkan, kadang akan ada bayangan orang tersebut terbesit di kepala mu saat kau menyaksikan kejadian serupa di depan mata mu, trauma tak bisa dihilangkan begitu saja" jelas Hanji pada Levi
"aku tahu itu, namun sudah lama sejak aku tidak mengalami semua itu, rasanya semua ingatan yang sudah ku kubur terbesit begitu saja"
Hanji kemudian menghela, dia menatap sendu pada Levi di depan nya, "mau sampai kapan kau seperti ini?" tanya nya dengan serius

KAMU SEDANG MEMBACA
Schizoaffective (Levi X Eren)
FanfictionWarning ! Read Before Regret. Disclaimer © Hajime Isayama Riren (Rivaille x Eren) FANFICTION / FICTION / FIKSI YAOI HOMO BOYSLOVE oooo Schizoaffective / Skizoafektif adalah gangguan mental dimana seseorang mengalami gejala Skizofrenia, seperti ha...