9

546 77 3
                                    

Levi menghela, kepalanya masih terasa berat namun kakinya entah mengapa terus berjalan dan melangkah menuju ruang inap milik Eren, dia ingin bertemu dengan Eren secepat mungkin setelah mimpi itu, entah ada apa dengan dirinya, dia tidak mengerti, namun ia harus cepat menemukan Eren.

Saat ia tiba di depan ruangan Eren ia menghembuskan nafasnya perlahan kemudian membuka pintu ruangan tersebut perlahan, "Eren" panggilnya pada pria brunette yang memandang jendela tersebut, "Eren" panggilnya kembali

Eren menoleh kemudian tersenyum pada Levi, "apa kau sudah merasa baikan?" tanyanya pada Levi

Levi mengangguk, ia kemudian berjalan menghampiri Eren, "maafkan aku" ujarnya tiba-tiba

Eren hanya tersenyum padanya kemudian membelai rambut hitam Levi pelan, "tidak apa-apa, aku tahu kau merasa berat sekarang bukan?" ujar Eren pada Levi, membuat Levi mendongak

Eren hanya tersenyum kepadanya, "aku sedang tidak mengerti" ujar Levi tiba-tiba, ia menatap lekat pada mata emerald Eren, "aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi, aku seperti seorang idiot saat ini"

Eren masih membelai surai hitam itu pelan kemudian mengecupnya lama, "tidak apa-apa, perlahan saja" ujarnya dengan lembut pada Levi, "perlahan-lahan saja, aku tahu kau belum siap" ujar Eren dengan sangat lembut pada Levi, Levi tersenyum mendengar betapa lembutnya suara Eren ditelinganya, suaranya sangat menenangkan dan lembut, dia menyukai itu.

Dengan kedua tangannya Levi merangkul pinggang ramping milik Eren, dia memeluk pria brunette itu dengan erat namun tak kuat, seakan ia takut melepaskan pria ini, "kenapa aku seperti ini?" Levi bergumam dengan perlahan

***

"Levi-san, aku sangat mencintaimu" ujar Eren dengan senyuman lebar pada Levi 

Levi tersenyum mendengar hal itu, ia menarik lengan Eren kemudian memeluk erat pinggang rampingnya, dengan tangan kanannya ia menarik tengkuk Eren untuk mendekatkan wajahnya pada wajah Eren, "aku tahu" bisiknya di telinga Eren, dengan lembut ia mengecup perlahan bibir ranum Eren, "aku tahu, Eren" bisiknya kembali pada Eren membuat Eren tersenyum padanya

"Levi-san, kau sangat tampan" puji Eren masih dengan senyuman, ia merangkul Levi dengan kedua tangannya kemudian mengecup seluruh wajah Levi, "kau sangat tampan, aku bisa mati jika kau tersenyum" puji Eren kembali

Levi yang mendengar itu terkekeh pelan, dia kemudian mengecup pipi Eren yang merona dan tersenyum, "apa kau akan mati?" tanya Levi dengan senyuman membuat Eren menggigit bibirnya pelan

"Ahh! curang! kau sangat menyebalkan!" kesal Eren, "jantungku mau meledak!" 

Levi kembali terkekeh mendengar hal itu, "dasar bocah" Levi kemudian menarik kembali kepala Eren mendekat padanya, dia kemudian mengecup bibir ranum Eren perlahan kecupan itu berubah menjadi cumbuan yang panas, Eren semakin memeluk Levi dengan erat sedangkan Levi mengangkat tubuh Eren dan membawanya menuju kamar

***

Levi terbangun, lagi-lagi mimpi aneh, kenapa dia selalu memimpikan Eren dan dirinya berada di rumahnya yang berada di Jerman, apakah dia memang menginginkan itu? 

Levi menatap Eren yang tertidur pulas di depannya, ia kemudian mengecup kening pria brunette itu pelan, "cepatlah sembuh" bisiknya pada Eren dengan senyuman

***

Levi menghela setiap dia membuka berkas-berkas yang baru saja diberikan kepadanya, "sampai kapan ini berhenti?" kesal Levi pada Erwin di depannya yang masih terus menerus menumpukkan berkas pada meja kerjanya

"sampai kau menyelesaikan ini semua" ujar Erwin dengan senyuman

Levi hanya menghela, "kau itu tidak bisa bekerja apa?" kesal Levi yang mulai membaca berkas yang berada di tangannya, "hanya di tinggal 1 minggu dan pekerjaan sudah menumpuk seperti ini? sia-sia aku menitipkan pekerjaanku padamu" 

Schizoaffective (Levi X Eren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang