dear, Yoongi [END]

🥀 Problems

"Yoongi bisa menjadi dua orang yang berbeda" ucap seorang pria berumur 40-an itu, yang sekaligus guru kursus nama anak murid yang tadi disebutkan.

"Maksud papa?" tanya gadis itu, gadis manis yang tak lain adalah anaknya sendiri.

"Kadang papa melihat sorot yang berbeda dari dia, kadang ia bisa menjadi begitu jenius bahkan melebihi kemampuannya. Atau ia bisa saja jadi diam dan takut untuk mengutarakan semuanya. Yoongi.....mungkin memiliki kepribadian ganda"

.

.

.

.

.

.

"MIN YOONGI!!!!" teriakan itu sontak membuat pria manis berumur 16 tahun itu terlonjak kaget dari tempatnya duduk, berlari menghampiri suara sang ayah yang membuat jantungnya bergetar kuat.

"Tanda tangani ini"

"Ini....apa? Ayah?" Yoongi membaca beberapa kertas yang diberikan sang ayah.

"Kau tau, kau yang menyebabkan kakakmu sakit dan tak bisa memimpin perusahaan, maka kau yang harus menjalankannya, ingat! Kalau sampai perusahaan tidak mencapai target, maka kau berurusan denganku. Satu lagi, jangan berpikir untuk lari dari tanggung jawabmu di sekolah, peringkat pertama di sekolah atau kau tak diperbolehkan makan di rumah dan tidak mendapat gaji sebulan penuh"

Yoongi menunduk, "tapi ayah, Yoongi gak bisa, Yoongi belum sehebat ayah atau kakak, mana mungkin Yoongi bisa menjalankan dua kewajiban yang berat bagi Yoongi sekaligus? Yoongi belu--"

Plak!

"Tanda tangani itu, atau kau tidur di gudang" tukas sang ayah dengan tatapan tajam pada anaknya yang masih menunduk.

Yoongi samar mengangguk, kemudian menandatangani surat yang diberikan ayahnya, yang berarti kini semua tanggung jawab perusahaan ada di pundaknya, juga dirinya yang harus menyabet gelar peringkat satu di sekolahnya. Sebagai caranya untuk bertahan hidup.

.

.

.