"baca mulu gak bosen?" dumel seorang pria berparas tampan, senyumannya baru hilang tadi menemukan gadis yang dicarinya tengah bergelut dengan tulisan-tulisan di buku.
"Sedang apa di perpustakaan? Katanya tidak suka membaca" Raena menyindir pria yang telah jadi sahabatnya sejak taman kanak-kanak itu.
Seungyoun menahan kepalanya di tangannya, serta tangan satunya iseng memainkan salah satu buku yang tercampakkan di meja yang kini ia duduki di hadapan Raena, "mencarimu" Seungyoun terkekeh, "tentu saja"
Raena menutup bukunya, kemudian tangannya sontak menarik tangan Seungyoun, membuat pria itu agak senang mungkin....
Raena hanya membawanya ikut mengembalikan buku yang tadi ia baca dan buku yang tadi tercampakkan dan bertambah dicampakkan oleh Seungyoun ke tempatnya, kemudian Raena menarik Seungyoun keluar.
Tak disangka!
Raena menarik Seungyoun hingga ke lapangan sekolah, biasa di pinggirnya, menikmati pemandangan beberapa anak beradu bola disana, mereka duduk bersama di meja makan taman yang disediakan disana, beruntung ada satu meja yang kosong tepat untuk mereka.
Raena sebentar memandang Jungkook temannya yang tengah bermain bola, "tidak piket di UKS?" tanya Raena pada Seungyoun meski pandangan gadis itu bukan pada Seungyoun.
Seungyoun hanya memandang Raena dengan perasaan mendalam meski ia yakin tak pernah terbalas, sakit bukan? Ah....benar.
"Sedang tidak ingin, memangnya siapa yang sakit kecuali Yoongi-mu itu, dalam satu bulan ini, hanya dia yang masuk ke sana" gerutu Seungyoun masih memandang indah si gadis di hadapannya.
"Bagaimana jika kak Yoongi tidak ditemukan weekend ini?" tanya Raena sambil menahan tangis.
Seungyoun sudah tau cerita itu, Raena bercerita padanya malam setelah Raena bercerita pada ayahnya, "kak Yoongi itu lelaki yang kuat, Rae"
Raena mengangguk kemudian senyum pasrah, "ya....dia pria yang kuat, aku harus yakin akan itu"
"Rae...."
"Hm?"
"Kamu pasti cantik kalo pake poni, kayak dulu waktu kecil"
Raena memandang Seungyoun kemudian tertawa garing, "apasih? Gak jelas deh...."
Dan siang ini, Seungyoun berhasil mengubah sendu Raena menjadi senyuman indah kekehan bahagia Shin Raena.
.
.
.
.
.
.
Raena menutup pintu rumahnya tanpa ada sedikitpun harapan ataupun prasangka kejadian yang dipikirkannya, hanya lelah yang tadi ia rasakan selama di sekolah.
"Aku pulang...." Tak lama setelah mengatakan hal itu, Raena mendengar suara sang ayah dari ruang tamu, melihat ayahnya yang tengah menelfon.
"Daerah mana?"
Kemudian Junho terlihat mencatat semua yang sedangia dengar di telfon, karena penasaran, Raena sebenarnya juga tak sadar kakinya perlahan mendekat pada posisi ayahnya.
Semenit kemudian Junho selesai dengan telfonnya. "Pa...." Suara bergetar itu menyapa gendang telinga Junho, hingga membuat pria berumur 40-an itu menoleh ke samping.
"Ada apa?" Junho tersenyum menanggapi anak gadis manisnya.
"Ganti bajumu, cepat bersiap, Rae..."
Raena terus memainkan kuku-kuku jarinya, sedikit panik sebenarnya, ini soal Yoongi. Kini ia, Junho, Seorim, Hyeri, dan Dohyun sedang berada di mobil menuju Daegu.
Apalagi?
Benar, Yoongi.
Junho diberi kabar ada yang melihat Yoongi di sana, di sebuah rumah yang sedikit tidak terurus, dan pria itu dilihat tengah membeli dua buah mie instan gelas di minimarket tempat suruhan Junho melihatnya.
Ada rasa senang namun cemas yang bercampur di hati Raena, bukan karena psikotropika. Tapi memang senang karena Yoongi telah ditemukan namun ia cemas bagaimana keadaan Yoongi sekarang.
Junho butuh waktu yang lama hingga ia harus tiba di Daegu, walaupun jalan lancar-lancar saja tidak ada hambatan. Raena menatap daun-daun yang telah basah dibilas hujan, rasanya tenang melihat hujan, mungkin jika Yoongi di sebelahnya, pria itu akan menyandar di bahu Raena dan berkata, 'hujan itu menyapu semua sedihku' setidaknya itu yang dibayangkan Raena.
"Ini bukan sih?" tanya Junho celingukan melihat sebuah rumah di daerah sedikit pedalaman, rumahnya tidak terlalu besar, tapi mungkin mencukupi jumlah keluarga Min.
Raena langsung turun tanpa aba-aba, beruntung hujan sejam lalu sudah berlalu, meski dingin masih menyapa pergelangan tangannya yang tidak tertutup coat.
Junho dan yang lainnya hanya mengikuti dari belakang. Mengikuti langkah Raena menginjakkan tanah becek, Raena sudah merelakan sepatu putih mahalnya malam ini, tak peduli lagi jika nanti sudah setara dengan warna lumpur.
Tok....tok....tok
Raena beberapa kali mengetuk namun tidak ada respon dari dalam sana. Hingga cemas itu makin mencuat!
Raena mencoba mendorong pintu di hadapannya, tak disangka pintu berwarna coklat tua yang terlihat sederhana itu sama sekali tak dikunci, Raena kembali berjalan, sesekali menoleh ke belakang melihat situasi keluarganya.
Entah kenapa rumah itu sangat berdebu, perabotan di rumah itu sudah tertutupi kain putih semuanya, pintu-pintu di rumah itu ada beberapa yang masih utuh, ada beberapa juga yang telah usang dan dimakan rayap.
Tak lama atensi Raena jatuh pada satu kamar yang berada di pojok dekat kamar mandi, Raena berjalan hingga berada di depan pintunya, ada nama 'Min Yoongi' disana, sungguh rasanya Raena ingin sekali menangis melihat nama itu di mamar yang seharusnya paling minim di antara kamar yang lain.
Satu fakta lagi yang ia tau tentang sang kekasih, Yoongi memang sudah tercampakkan sejak kecil, pasti karena sang ibu, pasti karena dia yang membuat Bundanya itu meninggal, tapi bukankah itu hanya takdirnya?
Min Yoongi lahir dengan keadaan yang tidak sesehat bayi yang lain. Namun sang bunda harus meninggal dua hari setelah melahirkan buah hatinya.
Raena segera membuka pintu bertuliskan nama kekasihnya itu, air mata telah mengalir daritadi, namun kali ini rasanya ingin melonjak lebih banyak saat melihat ada apa di dalam kamar kecil itu.
"Hiks....tidak....hiks....kak...." Raena berlari menuju cintanya.
Tbc
Haiiiii....gue niii
Iya udah mau abis dear, Yoongi-nya, tapi nanti author mau publish lagi, sebenernya buat Seungyoun, soalnya dia disini cuman jadi daki' oke gak. Pokoknya nanti author gak bakal bosen suguhin kalian cerita-cerita sedih nan mengharukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
dear, Yoongi [END]
AcakKelahiranku adalah kesedihan mereka "Min Yoongi, lelaki kuat dan lembut di luar, yang nyatanya ia rapuh dan bahkan tidak kuat menahan segala beban yang kini dipikul di bahunya"