MUA - BAB 7

808 53 13
                                    

-Lucas at his office –

Dua hari berjalan dengan tidak mudah bagi Lucas Matheo. Keingin tahuannya tentang Jordan Miller sangat besar, bagaimana mungkin seorang suami tega menyakiti isterinya sendiri. Wanita yang sudah dia nikahi selama bertahun-tahun dan hidup bersama dengannya bahkan sempat mengandung anaknya. Ok, Luke memang tidak benar-benar mencintai Lis isterinya. Awalnya hanya karena tidak ada opsi lain selain menikahi Lis demi menjaga perasaan wanita itu apalagi Lucas pernah beberapa kali menghabiskan malam dengannya, meski mereka tidak tinggal bersama sebelum pernikahan terjadi. Tapi timbul rasa perhatian, kemudian empati yang dalam meski entah itu bisa dikatakan sebagai bentuk rasa cinta atau bukan.

Tapi Miller dengan Andrea? Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka?

(Andrea POV)

Aku menangis di sudut ranjang, menangisi nasibku sendiri. Bagaimana mungkin aku akhirnya menikahi pria yang begitu kejam? Ingatanku menyeretku pada sebuah peristiwa saat itu, di sebuah pagi setelah malam yang begitu panas aku tidak lagi menemukan Lucas Matheo di sisiku. Aku bergeliat malas, ku pikir pria itu hanya pergi ke kantornya, karena dia adalah pria yang tidak pernah terlambat untuk urusan apapun, apalgi pekerjaannya. Ditambah semalam sebelum kami bercumbu dia mengatakan bahwa besok akan ada sidang penting, tentang pembunuhan seorang wanita tua di apartmentnya.

Tapi setelah malam itu, aku tak lagi mendapatkan kabar apapun dari pria yang kucintai. Hampir gila rasanya karena dia menghilang begitu saja dari sisiku, apa yang terjadi, apa alasannya, apa salahku? Semua menjadi kecamuk yang tak ada akhirnya. Seminggu aku mengurung diri di apartmentku berharap dia akan mengetuk pintu itu dan datang dalam pelukanku. Rasanya duniaku hancur, bahkan ketika orang tuaku berharap aku pulang ke Alaska untuk menghabiskan liburan musim dingin aku tidak berkunjung ke sana. Aku pergi ke semua tempat yang bisa kudatangi untuk menenangkan diriku. Dan kebanyakan dari semua tempat itu adalah klub malam. Aku menenggak alkohol dan pulang dalam keadaan mabuk, kemudian pagi datang, aku menangis seharian, dan ketika malam tiba aku kembali ke klub malam untuk menenggak alkohol lagi, semacam reply.   
Hingga suatu malam aku bertemu dengan seorang pria berjambang dengan setelan jas berwarna biru, yang dengan sangat manis menawarkanku tumpangan saat aku sudah setengah mabuk.

“Nona kau tampak sudah sangat mabuk.” Katanya, dan aku ingat betul aku mengangguk.

“Biar ku antar kau pulang.” Katanya lagi.

“Tidak . . . terimakasih.” Tolakku, kemudian kutenggak lagi alkohol dari snifter di tanganku.

“Aku tidak bisa membiarkanmu berada di tempat seperti ini sendiri, sangat tidak aman.” Katanya.

“Hei bung, ini bar kelas atas, tidak akan ada masalah. Lagipula apa masalahmu denganku?” Tanyaku dengan nada kasar.

“Aku tidak ingin kau dilecehkan di tempat seperti ini.”

“Oho . . . lalu kau ingin memberiku tumpangan?”

“Ya.” Angguknya yakin.

“Dan kau akan membawaku ke apartmentku, meniduriku dan meninggalkanku keesokan harinya?” Apalagi yang bisa ku katakan? Bukankah semua pria sama?

“Ini kartu namaku, kau bisa mencariku di kantorku dan menuntutku jika sampai itu terjadi.”

Miller menyodorkan kartu namanya dan aku membacanya. “Jordan Miller.” Alisku bertaut.

“Aku bahkan tidak pernah mendengar nama ini.” Tawaku.

“Simpan itu dan jangan banyak bicara lagi.” Dia mengangkatku dalam gendongannya dan membawaku keluar dari klub malam itu. Memasukanku dalam lamborgini miliknya dan mengantarku pulang.

Andrea Bare #Googleplaybook #JE Bosco PublisherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang