Hi . . . semuanya . . .
Sorry ya baru lanjut nulis lagi. Belakangan kerjaan hectic banget sampai nggak sanggup nepatin janji buat update tiap hari.
Btw thanks yang udah sabar menanti cerita ini di lanjutin ya . . .
---------------------------------------------------------------
Pagi ini berita menghebohkan di seluruh media baik itu televisi, surat kabar maupun portal berita online. Seorang wanita tua bernama Georgia Miller tewas bunuh diri dengan cara melompat dari lantai tiga rumahsakit tempatnya di rawat karena gangguan kejiwaan. Beberapa petugas rumahsakit dan pihak rumahsakit tempat Georgia di rawat mendapatkan pengawasan ketat dari pihak kepolisian dan kasus ini menjadi sangat serius dan menjadi perhatian publik satu negara hingga petang.
Lucas Matheo bahkan termangu di ruang kerjanya, bagaimana wanita tua yang dia panggil bibi Emma dan sempat dia temui dua hari lalu itu bunuh diri dengan cara yang sangat tragis? Dia masih memegang surat dari bibi Emma yang dititipkan lewat seorang perawat di rumahsakit itu, sehari sebelum dia ditemukan meninggal dunia setelah melompat dari gedung tinggi.
Dear Lucas
Anakku yang ku kasihi, aku tidak pernah melupakan bagaimana kasihsayangku padamu sejak pertama kali aku menatap matamu. Bayi mungil bermata biru yang membuatku jatuh hati pada tangisan pertamamu. Sejak saat itu aku lupa bahwa tujuan utamaku datang kerumah besar itu adalah untuk menuntut pertanggung jawaban Jacob Matheo, ayahmu atas kelahiran putera kami Julien Miller yang sekarang dikenal sebagai Jordan Miller.
Dia adalah buah cinta kami kami saat ayahmu bekerja di New York . Kami saling jatuh cinta saat itu, dan kebodohanku adalah membiarkan Jordan lahir dari sebuah hubungan yang tidak terlalu jelas bagi kami.
Percayalah nak, kami saling mencintai. Waktu itu ayahmu harus kembali ke Berlin karena satu hal yang aku juga tidak terlalu jelas, dia hanya menjanjikan akan segera kembali. Beberapa bulan tak berkabar membuatku kehilangan kontaknya, hingga aku tahu bahwa aku mengandung bayi Julien dengan usia kehamilan empat bulan. Saat aku tahu bahwa takdirku untuk membesarkan Julien seorang diri, maka aku menjalaninya tanpa mempedulikan lagi ada atau tidak adanya Jacob Matheo di antara kami.
Semua begitu sulit di lalui hingga Julien berusia dua tahun dan waktu itu aku mendapat kabar dari seorang teman bahwa dia tahu dimana rumah Jacob Matheo, di Berlin. Aku berniat untuk datang dan mencarinya, setidaknya dia harus tahu bahwa dia memiliki seorang putera bernama Julien Miller.
Tapi aku sangat terkejut ketika sampai di Berlin dengan susah payah bersama Julien, aku mendapati ayahmu sudah menikah dengan ibumu dan kau sudah lahir di antara mereka. Jacob sangat terkejut melihatku dan Julien di rumahnya kala itu. Dia bahkan berpura-pura mengenal kami, aku Sebagai Emma Miller dan puteraku Jordan Miller. Itu nama yang dia berikan agar kami bisa hidup di rumahnya, mendapatkan fasilitas yang baik dan nyaman sebagai bentuk tanggungjawabnya pada kehidupan kami meski aku harus menyamar sebagai pengasuhmu.
Jacob menyekolahkan Julien di sekolah asrama agar dia tidak melihat Julien setiap hari dan itu menyakiti dirinya. Dia selalu ingin bermain dengan Julien tapi tidak ingin melukai hati ibumu dan dirimu jika kalian tahu siapa kami.
Aku bisa menerima kondisi itu, dan waktu itu aku tidak punya banyak pilihan karena kupikir apalagi yang kucari? Puteraku bisa sekolah di sekolah terbaik, kami bisa makan dan mendapatkan berbagai kemudahan karena ayahmu.
Aku memutuskan untuk menyembunyikan identitas kami selamanya, bahkan Jordan Miller tidak pernah tahu bahwa dulu dia bernama Julien Miller.
Puteraku sekolah ke New York dengan uang ayahmu, dan sejak saat itu aku memutuskan untuk pergi dari rumah besar itu dan menemani puteraku kuliah. Kupikir situasinya membaik, tapi entah bagaimana Jordan menemukan semua kisah kelam ini dan merasa bahwa masakecil hingga remajanya dia menjadi korban ketidakadilan ayahnya sendiri, Jacob Matheo.
Bahkan dia sangat marah ketika tahu bahwa Jacob bahkan tidak memberikan nama belakangnya pada namanya. Aku terdesak dan tidak bisa menyelamatkan diriku dari kemarahan puteraku sendiri. Satu-satunya cara untuk selamat dari amukan amarahnya adalah dengan menjadi gila, dengan begitu kuharapkan kemarahannya akan sedikit mereda.
Bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun aku menyimpan kepahitan ini sendirian. Dan saat kau datang padaku, rasanya aku seperti baru saja melihat mentari pagi ditengah malam yang sangat gelap dan panjang.
Jika aku tidak bisa menjelan ini pada Jordan, setidaknya aku sempat bicara pada orang lain sebelum aku mati membawa rahasia ini sendiri.
Kuharap kau dan ibumu memaafkan akud an Julien.
Kuharap kau juga bisa memaafkan amarahnya yang melibatkanmu dan kehidupanmu nak. Aku tidak tahu apa yang merasuki puteraku hingga dia membencimu dengan sangat. Kuharap dia tidak menyakiti adik tirinya sendiri. Mungkin kelak ketika aku berada di surga, aku bisa melihat kalian akur sebagai kakak adik. Maafkan kakakmu yang terlalu cemburu padamu dan segala yang kau miliki. Dia hanya tidak menyadari betapa dia juga memiliki kasihsayang dan cinta yang sama dari kedua orangtunya.
Bibi Emma
Berulang kali Lucas membaca surat itu dan dia mengerti bahwa semua ini berlatar balas dendam. Dia adalah orang yang bersalah di mana Jordan Miller sementara seumur hidupnya Lucas bahkan belum mengenal siapa pria itu. Tapi hampir separuh perjalanan hidup dan masalahnya timbul karena kakak tirinya itu.
_______________________
TBC . . .
jangan lupa kasih komentar yakkkkk

KAMU SEDANG MEMBACA
Andrea Bare #Googleplaybook #JE Bosco Publisher
RomanceSyarat Baca - Follow saya dulu 😘 Cerita akan di update setiap hari (kecuali situasi genting seperti ketika negara api menyerang mungkin bisa lain)😄 -Back To The Topic- Pertemuan kembali setelah sekian lama antara dua insan manusia yang pernah sali...