MUA - BAB 8

692 57 16
                                    

Lucas membuka email dari Black Jack dalam perjalanannya menuju suatu tempat, dan tempat itu ternyata adalah rumahsakit tempat dimana Georgia Miller di rawat. Meski Black Jack bisa menemukan foto Miller saat dia masih kecil, tapi tidak ada foto Georgia Miller sama sekali.

“Aku ingin membesuk Georgia Miller.” Kata Lucas pada seorang perawat, dan perawat itu menatapnya dengan aneh.

“Anda yakin tidak salah orang Sir?” Tanya perawat itu.

“Apa yang salah?” Lucas membalik pertanyaan perawat itu.

“Anda sebaiknya tidak berhubungan dengan nyonya Miller.”

“Ok, aku hanya ingin menemuinya lima menit saja. Kumohon, sangat penting bagiku untuk bisa menemuinya.” Desak Lucas dan perawat itu melihat ketulusan hati Lucas dari matanya. Wanita muda yang setengah terpesona pada ketampanan Lucas memberikan ijin.

“Baik, tapi hanya lima menit dan itu dalam pengawasanku.” Kata perawat itu.

“Deal.” Lucas menjawab cepat.

Mereka berjalan tergesa menuju taman. “Aku tidak ingin pengawas nyonya Miller melihat kita, maka anda harus berganti pakaian, dan kenakan masker ini.” Kata perawat itu, dan Lucas mengganti pakaiannya dengan pakaian perawat lalu mengikuti langkah perawat bernama Austine itu.

“Itu, wanita yang berada di tepi taman. Dia adalah nyonya Georgia Miller, sedangkan dua pria di sisi kiri, sepuluh meter dari tempat nyonya Miller duduk adalah penjaga yang ditugaskan oleh puteranya untuk mengawasi nyonya Georgia.”

“You promise me not to hurt her.”

“You can keep my words. Aku tidak membawa senjata tajam apapun dan kau sudah menggeledahnya, aku hanya pengacara yang butuh bertemu dengannya. Dia saksi kunciku, itu saja. Dan kau sudah memegang kartunamaku. Ini rahasia kita demi keselamatan klienku.”

“Ok.” Austine mengangguk dan Lucas berjalan dengan pasti menuju ke sisi taman tempat dimana Georgia duduk.
Wanita itu memunggungi arah datangnya Lucas dan saat pria itu berada cukup dekat, entah mengapa Luke merasakan detak jantungnya berdebar lebih kencang.

“Mrs. Miller.” Lucas menyebut nama wanita itu dan dia menoleh. Lucas mendadak membatu melihat wanita itu, meski rambutnya sudah berubah dan menjadi putih di semua tempat, tapi wajahnya tidak bisa dia lupakan. Bibi Ema, itu sebutan yang selalu dia ucapkan pada wanita yang bisa dia kenali dengan pasti wajahnya itu.

Lucas perlahan mendekati wanita itu dan duduk di sisinya, dia meraih tangan wanita itu yang mulai keriput dan mengenggamnya.

“Bibi Ema.” Lucas menyebut nama itu dan ekspresi sang wanita mendadak berubah, matanya berkaca-kaca sembari meraih wajah Lucas.

“Lucas Matheo? Is that you?”  Suara wanita itu bergetar. Dia langsung mengenali Lucas karena dia satu-satunya orang yang mengenal dirinya sebagai Bibi Ema.

“Yes . . . I’m.” Lucas mengangguk, dia meremas tangan wanita tua itu dengan perasaan haru biru yang menggelora di hatinya. Dia tidak pernah membayangkan pertemuannya dengan wanita yang mengasuhnya sejak bayi akan sedramatis ini. Bibi Ema adalah panggilan untuk wanita yang menjadi pengasuhnya sejak dia bayi hingga dia berusia enam tahun. Setelah itu  dia menghilang entah kemana dan tidak pernah terdengar lagi kabarnya. Ibu Lucas, Angelina Matheo hanya mengatakan bahwa bibi Ema harus pergi mengurus puteranya. Itu saja berita yang dia dengar.

“Oh thanks God, You found me.”

“Are you ok?”  Bisik Lucas perlahan dan dengan berlinangan air mata wanita itu mengangguk.

“I miss you so much.” Katanya terbata.

“You can recognize me well, are you . . .”
Lucas tidak sampai hati bertanya apakah bibi Ema’nya itu menderita gangguan jiwa atau tidak

“Aku ingin bicara banyak denganmu nak, tapi tidak dibawah pengawasan dua pria di ujung sana.”

“Mereka orang-orang yang diperintahkan puteramu untuk mengawasimu.”

“Puteraku Jordan sudah gila, tapi dia memasukkan ibunya ke rumahsakit dengan alasan itu.” Suara bibi Ema bergetar.

Lucas berpikir dalam benaknya, Jordan Miller bukan pria bodoh. Jika ibunya dibiarkan hidup bebas di luar sana, wanita tua yang lemah ini akan jadi kelemahannya. Tapi jika dia berada di rumahsakit dengan diagnosis skizofrenia, maka tidak aka nada yang mengejarnya. Wanita tua yang gila, siapa yang akan mengincarnya? Tentu ini adalah alasan paling baik dan tempat paling aman untuk menjaga ibunya dari serangan musuh-musunya. Jordan Miller, kau iblis atau malaikat?

“Bibi Ema, bagaiman akau bisa datang dalam kehidupan keluarga kami sebagai bibi Ema?”

Wanita itu menelan ludah. “Sampaikan permintaan maafku pada ibumu.”

“She’s passed away a few years ago on a car accident.”

“Oh God, I’m so sorry.”

“My dad too.”

“Oh . . . Jacob . . .” 

“I know you love him so much.” Lucas sudah mendengar setengah kisah cinta ayahnya dengan Georgia Miller dari temannya Black Jack.

“Tidak lagi setelah ku melihat betapa dia mencintai ibumu.”

“Aku minta maaf soal itu, aku tidak menyangka masalalu begitu rumit diantara kita bibi Ema.”

“Tidak sayang. Itu semua salahku.” Sesalnya. “Mereka mulai curiga, pergilah dan temui aku besok di tempat ini. Aku akan menulis semuanya untukmu nak.” Tutur bibi Ema sebelum akhirnya dia berpura-pura mengamuk dan membabi buta memukuli Lucas hingga Austine datang menyelamatkan situasi dan membawa bibi Ema masuk ke kamarnya bersama dua pengawal itu. Sementara Lucas segera meninggalkan kamar begitu Bibi Ema dan perawat Austine  sampai di kamar.

“Pergilah, akan ku titipkan suratku pada Austine. Karena setelah ini Jordan tidak akan membiarkanku berkeliaran di taman.” Tutur bibi Ema.

“Jaga dirimu bi, aku tahu ini tidak mudah bagimu.”

“Aku akan melakukan apapun demi puteraku, seperti ibumu melakukan segalanya demi dirimu.”

“I love you.” Lucas memberikan pelukan singkat pada Bibi Ema dan mereka berpisah.

Lucas bergegas berganti pakaian dan dengan tetap menggunakan masker dia keluar dari rumahsakit dengan susah payah menyembunyikan diri dari pengawasan kedua orang suruhan Miller dan mungkin banyak lagi di sekitar rumahsakit.

Sepanjang perjalanan pulangnya, pikirannya berusaha menemukan potongan-potongan puzzle dari setiap peristiwa dan menghubungkannya.
“Bibi Ema adalah Georgia Miller, dan dia pernah tinggal selama enam tahun dirumahku. Lalu selama itu dimana Jordan Miller berada?” Gumam Lucas dalam hati.

“Bibi Ema adalah malaikat kedua setelah ibuku, aku bahkan tidak bisa melupakannya hingga sekarang, betapa dia menyayangiku dengan tulus selama enam tahun itu. Dan jika dia berniat untuk meminta pertanggung jawaban ayahku mengapa dia tidak datang dan pergi setelah mendapatkan penolakan? Mengapa dia bertahan selama itu di rumahku?”

Lucas menarik nafas dalam. “Shit !!!” Sekelebat dia teringat dengan punggung Andrea yang penuh luka. “Andrea. . .  bagaimana keadaanmu saat ini?” Batin Lucas putus asa.

--------
To Be Continue

Tunggu sampai 20 komentar baru UP lagi lahhbb . . .

Andrea Bare #Googleplaybook #JE Bosco PublisherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang