Chapter 14: Thanks, Naruto.

4.7K 287 38
                                    

SasuSaku Fanfic

Happy Reading!





"Itu mereka." Kata Shino setelah mendapatkan sinyal dari salah satu serangganya bahwa Sasuke dan Sakura sedang berjalan mendekati mereka.

"Hooooooiii! Lama sekali sih Sakura-... Chan???" Teriakan lantang Naruto tiba-tiba terhenti saat melihat wajah dan mata Sakura yang terlihat merah. Bahkan matanya sampai bengkak.

"Apa yang terjadi denganmu, Sakura-chan?" Tanya Naruto dengan nada yang seketika panik. Melihat Sakura seperti habis menangis merupakan salah satu hal yang paling tidak ia sukai.

"Aku tidak apa-apa kok, Naruto." Sakura mencoba menenangkan Naruto yang malah sekarang menatapnya tajam seakan berkata jangan-berbohong-padaku-Sakurachan.

Sakura mendesah kecil, "Aku serius Naruto, tidak ada yang terjadi. Sungguh!" Seru kecil Sakura karena tidak tahan melihat tatapan tajam Naruto padanya.

"Hahhh, baiklah. Tapi tolong Sakura-chan, beritahu aku apapun yang terjadi padamu." Nada Naruto sekarang menjadi nada memohon padanya. Namun ia bisa melihat dengan jelas keseriusan di mata pria itu.

Melihat itu, Sakura terkekeh kecil.

"Aku serius, Sakura-chan." Tegas Naruto saat melihat sahabat kesayangannya itu terkekeh seakan kalimatnya barusan itu lucu.

Sakura berhenti terkekeh namun segera diganti dengan senyum kecil namun tulus. Ia sangat beruntung memiliki Naruto yang sangat perhatian padanya.


Chu~

"Iya, Baka Naruto. Aku tahu kau serius." Ucap Sakura setelah mengecup sebelah pipi Naruto sebentar.

Naruto merasakan dunia berhenti berputar saat ini. Sakura baru saja mencium pipinya? Tolong bangunkan Naruto dari mimpi indahnya.

Tapi sayangnya ini bukan mimpi. Sakura, alias satu-satunya sahabat perempuannya yang paling dekat dengannya.. Baru saja MENCIUM PIPINYA?!!

Naruto dapat merasakan sensasi hangat menjalar di kedua pipinya. Entah seperti apa warna wajahnya saat ini, ia benar-benar tidak percaya apa yang baru saja terjadi. Ia masih mematung tidak percaya.

"Terima kasih, Naruto. Sungguh. Terima kasih." Ucap Sakura tulus dengan senyuman terbaiknya membuyarkan lamunan Naruto. Ia menatap gadis didepannya itu tidak percaya.

Kau sangat cantik, Sakura-chan. Baik penampilanmu, maupun hatimu. Karena itulah aku menyukaimu.

Memperhatikan wajah Sakura, Naruto mengukir senyum terbaiknya juga. Ia sangat bangga memiliki sahabat seperti Sakura. Sungguh.

Kini tangan Naruto bergerak menuju puncak kepala gadis bersurai merah muda favoritnya itu dan membelainya pelan.

"Tentu Sakura-chan. Kau benar-benar sahabat terbaikku." Ucap Naruto lembut sambil memandangi kedua emerald meneduhkan tersebut.

Mendengar kalimat Naruto barusan, ia terhenyak dan hanya tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Matanya bahkan tidak kelihatan lagi.

Sakuranya sangat menggemaskan.

Naruto menurunkan tangannya, tersenyum lalu terkekeh melihat ekspresi Sakura. Ia berjanji pada dirinya sendiri akan melindungi sahabat pinknya ini. Apapun yang terjadi.

"Barusan kalian kejar-kejaran seperti Tom and Jerry. Sekarang malah terlihat seperti sepasang kekasih. Kalian berdua ini sebenarnya apa sih?" Sarkas Ino mengganggu aktivitas 'romantis' kedua sahabat tersebut.

Sejujurnya aku sangat ingin memilikinya, Ino. Sangat. Tapi aku tau, aku.... tidak akan pernah bisa.

Tidak akan.

"Hehe, kami berdua sahabat selamanya! Jangan iri yaa wekkk!!" Cengir Sakura sambil mengejek Ino.

Lihat? Sakura-chan hanya menganggapku teman dekatnya saja.

Dan akan selalu seperti itu.

Satu hal yang Naruto tidak ketahui, bukan hanya ia yang merasakan sakit sekarang.

-timeskip-


"Heh pemalas, bangun!!" seru Ino di pagi-pagi buta membangunkan Shikamaru yang dengan enaknya masih terlelap. Seseorang tolong beritahu pemalas itu kalau ini bukanlah acara camping anak-anak.

"Sssst! Kau ribut sekali. Diamlah." sahut Shikamaru santai sambil melanjutkan kegiatan favoritnya. Wajah Ino seketika merah padam dan langsung menyiramkan seember air sungai sedingin es yang baru saja ia ambil di sungai tidak jauh dari tempat mereka menginap.

"Kau pikir ini acara piknik atau semacamnya hah?! Kita sedang dalam misi, Shikamaru baka!!" seru Ino sambil menjewer sebelah telinga Shikmaru yang sekarang ini sedang menggigil kedinginan akibat siraman kalbu- eh maksudnya siraman maut dari teman setimnya itu sendiri.

"Iya-iya ampuuun nyonya pirang." Shikamaru memelas dengan sangat terpaksa. Ia merasakan telinganya memanas akibat jeweran yang sangat hebat dari gadis bermarga asli Yamanaka itu. Kenapa juga aku mencari gara-gara dengan gadis gila itu, batin Shikamaru.

Disaat yang bersamaan, sesosok kepala merah muda muncul keluar dari resleting tenda milik para ninja wanita. Masih dengan tampang panda dan berwajah merah bengkak, Sakura berjalan keluar dan berinisiatif mencari udara segar di pagi hari untuk dirinya sendiri.

"Yasudah sana pergi mandi, Shikama- oh! Sakura, ohayouuu~" sapa Ino yang awalnya merupakan kalimat pedas untuk Shikamaru. Sahabat baik Sakura yang satu itu sangat tau ia sedang tidak dalam suasana hati yang baik sekarang, namun ia tidak ingin memaksa Sakura untuk menceritakan segala hal padanya untuk saat ini terlebih dahulu.

"Iya, ohayou Ino" jawab Sakura masih setengah sadar dengan kedua kelopak mata yang keduanya masih belum terbuka sempurna. Suasana hatinya mungkin belum terlalu baik sekarang, namun setidaknya ia sudah merasa lega karena telah membebaskan perasaan sesaknya.

Ia telah menceritakan segala hal yang belakangan ini menjadi pusat perhatiannya pada sahabat karibnya, Naruto. Si pirang pembuat onar itu selalu menjadi seorang pendengar yang sangat baik untuknya disaat saat seperti ini. Ia mungkin sering usil dan bercanda dengannya, sering sekali malah. Namun jauh didalam lubuk hatinya, Naruto sangat peduli terhadap apapun yang terjadi maupun yang dirasakan Sakura.

"Mungkin dia cuma bingung dengan perasaannya sendiri, Sakura-chan. Beri dia waktu lagi untuk dia memahami perasaannya sendiri, ya." Kata-kata Naruto semalam saat ia mencurahkan kisahnya masih terngiang-ngiang dikepalanya sampai sekarang. Naruto selalu berhasil menenangkan hatinya yang gelisah dan menjadi sahabat yang baik untuknya.

Menikmati semilir angin di pagi hari, Sakura perlahan-lahan menutup kedua kelopak matanya sambil memeluk dirinya sendiri. Ia selalu suka dengan udara segar di pagi hari. Angin tersebut seakan membawa semua beban yang dimilikinya terbang jauh sehingga membuatnya dapat merasa sedikit lega.

Hingga ia tidak sadar kalau sedari tadi ia diperhatikan oleh sosok yang selama ini menjadi pelaku utama beban yang dirasakannya.




Tbc...

Hallow! long time no see~ parah woi udh selama apa aku ga update cerita ini masa lol! Maaf bget guys, blakangan ini aku supeeeer sibuk bgt dan lagi trobsesi dngn dunia kpop wkwkwk makanya jd agak kelupaan buat nulis

Selain itu jg aku habis beli hp baru, jdi aku restart ulang semua data2 nya dong dan bru aku search dn cari tau ulang data wattpad aku. Akhirnya dapatt dan buru2 lngsung update wkkwwkk. Semoga masih pada nungguin ya~

eh btw, ada yg suka BTS ama TWICE jg ga nih? wkwkwk iyaa, aku ARMY sama ONCE ! ada yg samaan? comment dong~

Thank u sm for reading, tlong trus support crita ini dngn vote sm komen y guys! makasihh udh support trus, see u on the next chapter. Jaa, mata ne~!

-サルサちゃん:)♡
Wednesday, 29th January 2020.

Our Connected FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang