Chapter 17: I'm Sorry.

2.2K 208 51
                                    

SasuSaku Fanfic

happy reading><

°°°

"Sakura, pelan-pelan!"

Teriakan Ino menggema diseluruh penjuru hutan yang tengah mereka telusuri tersebut. Entah apa yang terjadi pada sahabat merah muda mereka tersebut, yang terpenting adalah kesuksesan misi kali ini.

Ya tapi masalahnya gadis pink itu sekarang melompat dengan kecepatan cahaya!

"Biar aku yang mengatasi ini." Ujar Ino ketika melihat wajah kelelahan rekan timnya yang lain.

Seketika, Ino melaju dengan pesat demi menyamakan kecepatannya dengan sahabat cherry blossom-nya. Ia dengan cepat menarik bahu Sakura, mencegahnya untuk pergi lebih jauh.

"Sakura, dengar!" Teriak Ino sambil menolehkan paksa bahu Sakura. Sang pemilik bahu tegap nan rapuh tersebut menolak untuk berbalik, menatap wajah sahabat barbie-nya itu.

"Saku-" Gertakan Ino terhenti ketika ia mendengar isakan demi isakan yang Sakura keluarkan. Air matanya menetes tak terkendali, membuat Ino panik seketika.

"H-hey, hey.. Sakura, tenanglah."

Air muka dan tatapan Ino melembut saat ia berhasil membuat Sakura menoleh. Raut wajah sahabat merah mudanya seperti mengajak dirinya untuk ikut menangis.

Sakura akhirnya pasrah dan jatuh terduduk, "Maaf Ino. Maaf sekali." Sendunya. Dia merasa sangat payah karena melibatkan perasaannya kedalam misi penting ini.

Aku tidak pantas menyebut diriku seorang ninja.

Ino tersenyum lembut dan segera mendekap sahabatnya, "Hey, semuanya akan baik-baik aja. Ini bukanlah salahmu."

Gadis berambut pirang itu menyeka air mata Sakura sembari menepuk punggungnya.

"Kau tahu? Sasuke-kun itu menyukaimu loh." Ino berciut sambil terus menenangkan sahabatnya.

"Berhenti berbohong, pig." Sakura menyikut paha Ino sambil terkekeh kecil. Mana mungkin Sasuke menyukainya.

"Yah.. Entahlah. Aku pun tak tahu dengan manusia es itu." Ino ikut terkekeh sambil mengingat percakapannya bersama Sasuke beberapa saat yang lalu. Uchiha itu...

"Tapi yang paling penting saat ini adalah bangkit dan menyelesaikan apa yang ada didepan mata kita saat ini dahulu."

Ino membantu Sakura untuk berdiri dan membersihkan pakaian mereka yang kotor akibat terduduk di tanah.

"Karena kita adalah ninja, Sakura. Seberapa sakitnya kita, musuh tetap menyerang dan satu-satunya yang harus kita lakukan adalah..."

"Bangkit."

Ino menepuk bahu Sakura dengan harapan akan memberikannya sedikit motivasi, "Selesaikan masalahmu dengan Sasuke setelah misi ini selesai, oke?" ucapnya mantap. Sakura menatap Ino, berbinar.

"Iya iya, nyonya penasihat." Sakura memutar matanya sembari tertawa. Tsundereeee!

"Dasar. Yasudah, karena kau sudah baikan sekarang, ayo kita lanjutkan." Ino menendang bokong Sakura sambil ikut tertawa. Terkadang kedua sahabat ini sangat tak tertebak.

Sakura mengambil salah satu tangan Ino, "Terima kasih, pig." ucapnya tulus. Ino selalu tahu dimana kalanya ia terpuruk dan merasa sakit. Selalu.

Baru saja Ino ingin membuka mulutnya, teriakan sumbang dari belakang seketika menggema.

"Sakura-chan, kau tak apa-apa?!!" Naruto seketika menghampiri kedua sahabat tersebut. Ia tersentak saat melihat jejak air mata di pipi wanita kesayangannya itu.

"Kau habis menangis, Sakura-chan?!" Naruto lagi dan lagi meneror Sakura dengan beribu pertanyaan. Namun siapa sangka, Sakura justru terkekeh pelan.

"Aku tak apa, Naruto. Sungguh."

Naruto merasakan kehangatan aneh tiba-tiba menjalar keseluruh tubuhnya ketika melihat senyum tipis Sakura. Apapun yang terjadi, Naruto hanya ingin terus melihat sahabat pink-nya ini tersenyum.

Naruto tak dapat menahan harunya, ia seketika memeluk Sakura sambil memejamkan kedua matanya.

"Sakura-chan, aku sangat khawatir.." Gumamnya sendu. Sakura hanya tersenyum sembari menepuk pelan punggung lebar sahabatnya itu.

"Maafkan aku Naruto. Aku sangat terbawa emosi." Ujarnya. Naruto lalu melepaskan pelukannya dan mengusap helai merah muda itu.

"Hey! Kalian baik-baik saja?"

Seruan Shikamaru membuat ketiganya menoleh. Mereka sampai dengan nafas yang memacu. Apa Sakura lari secepat itu ya?

"Maafkan aku, semuanya. Harusnya aku tidak bersikap egois seperti tadi..." Gumam Sakura sendu. Ia terus terusan merutuki dirinya sendiri.

"Yah.. Kami anggap yang tadi itu adalah latihan kecepatan." Ujar Chouji sambil mengatur deru nafasnya. Sudah lama ia tak melompat secepat tadi.

Sakura tiba-tiba menoleh ke arah pria raven yang terlihat canggung saat ini. Ia tidak begitu mengerti dengan situasinya, alhasil dia hanya memerhatikan dengan diam.

Keduanya pun menarik nafas bersamaan,

"Maafkan aku!"

Sakura dan Sasuke terkejut akan apa yang baru saja terjadi. Mereka berdua baru saja meminta maaf disaat yang bersamaan.

"Aku memaafkanmu."

Lagi lagi, mereka mengatakannya disaat yang bersamaan. Jangan-jangan mereka....

Teman-temannya yang lain pun tertawa terbahak bahak. Jarang sekali mereka melihat pemandangan drama langsung dihadapan mereka seperti ini. Gratis pula!

"Fix jodoh!" Seru Ino dan Naruto heboh. Mereka tanpa sadar high five seakan berhasil menjodohkan kedua tsundere tersebut.

"A-apasih! Kan hanya kebetulan!!" Sakura menutup wajahnya yang memerah sedangkan Sasuke berpura pura batuk sambil memalingkan wajahnya yang menghangat.

Sakura baru saja ingin membuka suara, sayangnya harus terputus oleh serangan ratusan burung gagak yang entah dari mana asalnya.

"Posisi!" Seru Shikamaru, mengatur ulang formasi mereka. Tersadar, mereka semua kembali ke mode siap siaga.

"Gagak ini kan..."

"Siapa disana?!" Seru Chouji tak sabaran. Gagak-gagak ini memblokir pandangan mereka, namun tak menghentikan mata tajam Hinata untuk melihat ke arah seberang hutan.

Hinata tersentak, "Orang itu!"

"Aku merindukanmu, adikku."





40 comments for next part!^^


Hai guys eheheh. Gw udh putusin buat ngelanjutin series ini aja. Sayang aj gtu udh bnyk partnya tp ga di lanjutinㅠㅠ

Gw juga udh termotivasi krn gw masuk ke dunia perwibuan lagi wkwkkw.

Oh iy, klo klian notice gaya menulis gw agak berubah mohon dimaklumi yeps. Gw lagi mengembangkan teknik menulis gw agar jd lebih baik lagi.

Sgitu dulu aj, smoga klian suka okee? Byebyeee muachhh><

-sal, 13th december 2020.

Our Connected FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang