Chapter 6: Nostalgic

6K 368 13
                                    

SasuSaku fanfic.

Happy Reading!!!

🌸

Sakura's  P.O.V

Sungguh, rasanya aku ingin cepat-cepat pulang kerumah dan berendam di bak mandiku dengan air hangat. Rasanya seluruh tubuhku pegal dan sakit, seperti meminta agar kembali ke rumah dan merendam mereka dengan air hangat.

Saat ini aku masih berada di ruangan khusus milikku di Rumah Sakit Konoha ini. Secara, aku adalah penanggung jawab rumah sakit sekaligus dokter yang langsung turun tangan gencar menyembuhkan pasien-pasien.

Yahh, terdengar melelahkan bukan? Tapi menurutku lumayan menyenangkan! Toh, aku suka pekerjaanku ini.

Aku telah berjuang keras agar bisa menjadi medic-nin  terkuat di desa ini, tentu saja dengan bantuan Tsunade-shishou. Ahh, bicara tentang beliau, aku jadi rindu padanya.

Dia sedang pergi entah kemana yang jelas keluar desa, katanya ada tugas yang harus dilakukannya diluar sana. Dan yang menyebalkannya lagi, dia sama sekali tidak memberitahukan tujuan perjalanannya.

"Ughhh, lelah sekaliii~" lenguhku sambil meregangkan kedua tanganku keatas.

Ini sudah pukul setengah 6 sore. Sudah jadwalku untuk pulang. Bayangkan saja aku datang kemari sejak pagi-pagi buta dan baru pulang saat matahari akan tenggelam.

Kadang aku pikir-pikir, sepertinya lebih baik aku memindahkan semua barang barang dirumah kesini saja dan menjadikan rumah sakit ini menjadi rumahku sendiri.

Simple 'kan?

Aku melihat ke arah jendela di dekat meja kerja sekaligus istirahatku.

'Sudah sore, ahh indah sekali pemandangan sore hari.'  batinku. Dengan melepas jas putih khas dokter milikku dan melampirkannya pada kursi kerja, akupun merapikan ruangan dan segera keluar setelah kupastikan mengunci terlebih dahulu pintunya.

Disinilah aku sekarang, berjalan santai seperti orang tak memiliki tujuan.

Aku berjalan sesuai apa yang diinginkan kaki sialanku ini. Tanpa sadar, kakiku sampai di sebuah lapangan yang aku ingat sekali tempat pertama team-ku  menjalankan misi pertama yang cukup rumit itu.

Ahh, bernostalgia sedikit kurasa tak masalah.

Aku berjalan lebih dekat menuju pohon besar rindang yang sejak dulu tak pernah ditebang itu. Rasanya, semua pegal dan lelah ditubuhku sirna begitu saja setelah melihat tempat legendaris ini.

Duduk dibawah pohon itu, aku lantas menyandarkan punggungku pada batang pohon tersebut dalam posisi kaki yang diluruskan kedepan. Perlahan, kututup mataku untuk merasakan terpaan angin yang dengan lembutnya sedikit mengibar-ngibarkan suraiku.

"Seorang gadis tak boleh duduk sendirian di tempat terbuka seperti ini." suara seseorang menginterupsi suasana hening dan damai di lapangan itu.

Dengan sedikit terkejut, aku membuka kembali mataku dan mendongak ke arah sumber suara tadi.

"Kakashi-sensei!" seruku saat melihat pelaku yang membuatku agak terkejut tadi. Kupikir tak ada siapa siapa disini selain diriku.

Our Connected FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang