Chapter 20: No More Misunderstanding

2.3K 204 54
                                    

SasuSaku Fanfiction

jangan lupa vomentnya sebelum membaca gaes!! makasih><

Happy Reading!

🌸

"SASUKE-KUN!! DISEBELAH SINI!"

Gadis bersurai pirang itu melambaikan tangannya dengan girang saat melihat figur Sasuke yang nampak sedang mencari keberadaan mereka. Saat ini Ino dan yang lainnya tengah berkumpul disamping air terjun setelah keberadaan Itachi menghilang.

Sang pria berambut raven itu lantas menghampiri rekan-rekannya. "Mana Itachi?" tanyanya datar.

Ia melihat Shikamaru, Chouji dan Kiba menyandarkan diri mereka di bebatuan besar, sementara Hinata dan Shino masih berusaha mendeteksi keberadaan musuh.

Naruto?

Si rubah pirang entah kenapa tak mengatakan sepatah kata pun. Sorot matanya datar, sembari menerawangi langit ditengah hutan belantara itu.

"Bicaralah dengan Naruto. Aku dan yang lainnya akan mengirim surat ke Konoha."

Sahabat Sakura itu berbisik, seolah tahu isi hati Sasuke maupun Naruto. Mendengar itu, Sasuke mengangguk singat sambil mendekati Naruto.

Ino lalu memberi sinyal agar yang lainnya memberi sedikit privasi bagi kedua rival sekaligus sahabat itu.

Hening.

Sasuke tak begitu tahu bagaimana cara membuka percakapan dengan sobat lamanya itu.

Namun setelah beberapa menit, terdengar desahan lelah dari sang pria kuning jabrik.

"Kau tahu, Sasuke? Sakura-chan itu.. Tergila-gila padamu." ucap Naruto to the point. Pandangannya tak sekalipun teralihkan, bahkan saat Sasuke mengambil posisi duduk tepat disebelahnya.

Tiba-tiba Naruto mendengus, "Tentu saja bukan tergila-gila yang sampai tidak waras. Tapi, dia memang sesuka itu padamu." lanjutnya.

"Aku agak iri."

Pria Uchiha itu dapat mendengar kalimat Naruto barusan dengan sangat jelas. Kepalanya ikut-ikutan menengadah, sembari melihat view  pemandangan langit dari bawah.

Sasuke tahu, kok. Sasuke selalu tahu. Tapi selama ini dia mana ada waktu untuk memprioritaskan percintaan, mengingat sejak dahulu ia memiliki masa lalu yang sangat kelam.

Ia lantas menutup matanya, mencoba menikmati sensasi angin sepoi-sepoi yang sejuk. Terlebih lagi, mereka sedang berada dekat dengan air terjun.

"Maaf, Naruto. Aku tadi terbawa emosi."

Sasuke memijit pelipisnya yang terasa agak sakit. Tidak seharusnya ia menuduh Naruto yang tidak-tidak, ketika jelas-jelas Naruto-lah yang selama ini dekat dengan Sakura.

Mau bagaimana lagi, kan?

Naruto seketika terkekeh, "Sebegitu khawatirnya dengan Sakura-chan, ya? Hm.. Oke, kumaafkan." moodnya sudah terasa lebih baik. Kalau boleh jujur, Naruto tidak menginginkan hal lain lagi selain kebahagiaan untuk teman-temannya.

Our Connected FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang