bab 5

32.8K 1.4K 19
                                        

                           ~LIKE A BOSS~

TYPO BERTEBARAN.

Pandangan kaila tiba-tiba gelap. Kaila belum sempat sarapan pagi ini dan sudah lari-larian.

Kaila tumbang membuat heboh seisi kampus. El yang datang menyelinap ke kerumunan yang melihat kaila tanpa niat menolong. El mengangkat tubuh kaila menuju UKS membaringkannya di kasur. Setelah diperiksa dokter di kampus ini kaila cuma kelelahan dan belum sarapan.

El memesan sarapan dan memandangi wajah lelap kaila. Rasa penyesalan menyeruak ke dadanya. El menggenggam tangan kaila dan merapikan helai rambut kaila " maafkan saya"

Kaila terbangun El buru-buru melepas tangan kaila. Kaila terlonjak mendapati El di sebelahnya "pak maaf, itu fotocopi sudah saya-"

"Makanlah ini dulu" El memberikan piring bubur ayam pada kaila.

"Tapi-"

"Kali ini saya maafkan"

Kaila mendengus padahal ini salah dia kok jadi kaila yang dimaafkan. Kaila memakan  bubur ayam itu.

"Apa bapak melakukan ini juga karena saya menuduh bapak copet" tanya kaila.

El menatap tepat ke manik mata kaila "saya masih ada urusan" El bangkit dan meninggalkan kaila sendirian.

Kaila menghela nafas "lo udah salah milih orang yang mau lo tuduh kaila"ucap kaila pada dirinya sendiri.

Setelah merasa sehat kaila menuju halte untuk pulang karena hari ini badannya terasa remuk semua.

Hari ini cuaca memang tak mendukung kaila karena hari ini hujan membasahi bumi. Kaila memeluk dirinya sendiri di halte itu badannya menggigil karena kedinginan. Dia lupa membawa payung karena terlalu terburu-buru.

Seseorang menyampirkan jas ke tubuh kaila membuat kaila mendongak merasakan hangat di tubuhnya.

"Pak arsen"ucap kaila melihat El yang sudah melepas jas nya untuk kaila.

"Kamu sendirian" tanya El, kaila hanya mengangguk sebagai jawaban bagaimanapun mengingat hukuman El tadi membuat kaila berpikir tidak bisa melawan pada El.

El tau kaila takut padanya karena kejadian tadi. Nampak jelas dari mata gadis itu yang biasa menantang nya kini hanya menatap ke bawah.

El menggenggam tangan kaila yang dingin membuat kaila tersentak "maafkan saya"

Kaila menatap lekat manik hitam di depannya ini. Ada kehangatan melingkupi hatinya diberi tatapan tulus seperti itu.

"Bapak tidak salah" jawab kaila bersemu sambil memperhatikan tautan tangannya dengan El.

El yang tersadar atas apa yang dia lakukan menarik cepat tangannya "saya memang tidak salah, kamu yang salah karena terlambat" ucapnya membuat kaila tak percaya apa lagi hujan seolah makin lebat menertawakannya karena sempat terhanyut oleh kata El.

El mengajak kaila sedikit berlari menuju mobilnya karena memang tadi dia parkir agak jauhan dari halte.

El mengantarkan kaila ke kosnya. El duduk di depan kos kaila sembari menunggu hujan reda. Kaila telah selesai mandi dan membawa minuman dan sedikit camilan untuk El.

"Ini pak minum dulu biar agak hangatan" ucap kaila sembari meminjamkan El handuk dan jaket untuk dipakai El.

El mencoba teh hangat yang ditawarkan kaila. Menikmati rasa hangat yang masuk ke tenggorokannya. Hp El bergetar El bergegas mengangkatnya.

"Halo vid, ada apa"
"Hah, kenapa ada syarat seperti itu"
"Tidak usah saya cari sendiri saja"
"Baiklah"

El mengakhiri panggilannya lalu menatap kaila intens.

"Besok kamu ada acara" tanya El setelah minum dan memakan camilannya. Kaila menatap El "nggak pak"

El mengangguk "temani saya ketemu seseorang besok" perintah El yang membuat kaila mengangguk.

Tersadar kaila menatap El "kenapa harus saya"

"Karena saya ingin"

*****

Siang ini kaila memakai gaun sebatas lutut yang dikirim El untuknya. Setelah dirasa penampilannya sempurna kaila mengambil tas dan ponselnya yang sedang di charger.

Tin tin tin.

Suara klakson mobil itu membuat kaila bergegas membuka pintu dan mendapati El sudah rapi dengan jas nya. El begitu tampan dengan pakaian formal itu serta kemeja biru yang senada dengan gaun kaila.

El juga menatap kagum kaila yang memakai gaun yang dipilihnya lalu dikirim ke rumah kaila. Mereka terdiam saling menatap kagum.

"Sudah"tanya El, kaila mengangguk. El menggenggan tangan kaila dan membukakan pintu untuk kaila.

Mereka sudah sampai di sebuah restoran mewah. Disana david sudah menunggu El.
David dibuat kagum dengan gadis yang saat ini digandeng El.

"Hmm boleh juga boss, ayo" ajak david membuat El kesal karena sindiran david yang seolah menertawakan El karena berhasil menemukan gandengan tanpa harus menyewa seseorang seperti biasanya.

Mereka duduk selagi menunggu seseorang. Tak lama datang dua perempuan dan satu laki-laki.

"Maaf pak arsen membuat anda menunggu"

"Tidak masalah pak marcel, kita langsung mulai saja" ucap El. Kaila hanya diam tak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan walau sedikit-sedikit kaila paham ini tentang kerja sama tapi entahlah.

"Baiklah terima kasih pak arsen, senang kerja sama dengan anda"

"Sama-sama pak marcel"

Marcel melirik kaila dengan tatapan kagum walau dia juga membawa gandengan tapi tetap saja kaila begitu cantik dan rugi untuk diabaikan.

"Hmm apa kah ini gadis yang biasanya pak Arsen bayar untuk mendampingi anda" tanya marcel membuat kaila kaget atas pernyataan itu.

El pun sama kagetnya mendengar penuturan itu "tidak dia bukan gadis bayaran" ucap El penuh penekanan.

Marcel hanya tersenyum dan mengulurkan tangan pada kaila "marcel"

Kaila menyambut uluran tangan itu dengan tersenyum "kaila" namun saat ingin menarik tangannya marcel malah menahannya dan sengaja menggenggam tangan kaila.

Melihat itu El dibuat panas dan menarik tangan kaila lalu menempatkan tangannya di pinggang kaila "maaf pak marcel saya agak sedikit sensitif atas apa yang saya miliki"

Marcel tertawa "hahha baiklah"

Kaila terdiam tak mengerti maksud El tapi juga tak bisa menahan debaran dihatinya saat El mengungkapkan itu.

El sudah mengantar kaila sampai di kosnya.

"Emm pak, itu tadi pertemuan apa ya"

El terdiam namun tak lama menajawab juga "cuma kerja sama antar dosen"

Kaila menagngguk paham "hmm apa pak marcel tadi juga seorang dosen" tanya kaila penasaran karena apa yang ditangkap nya tadi bukan seperti ini.

"Istirahatlah nanti kamu harus kerja kan" ucap El seraya pergi dari sana.

Kaila hanya menatap punggung El yang menghilang karena telah masuk ke mobilnya. Kaila hanya menagabaikan pertanyaan nya yang juga diabaikan El, mungkin bukan urusannya pikirnya.

Kaila memilih istirahat karena hari ini malam minggu jadi dia tidak kerja karena kaila memilih hari liburnya saat sabtu dan minggu.

✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴✴

Udah sampai part ini gimana feeling kalian sama cerita ini?

Jangan pelit comment apalagi pelit vote.

😘😘



Like A Boss (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang