My Prince Is Psychopath

(8) Marah

~Happy Reading~

Jeongyeon melangkahkan kaki nya menyusuri setiap sudut kamar mewah dan luas itu. Ia memeriksa setiap sudut kamar untuk mencari celah agar ia bisa keluar tetapi ia tidak menemukan ada nya celah untuk ia keluar dari kamar itu.

Ceklek...

Pintu kamar terbuka. Jeongyeon menolehkan kepala nya dan menatap seorang wanita paruh baya yang datang dengan membawa nampan yang berisikan makanan di tangan nya. Tampak wanita itu dengan pakaian khas kepala pelayan berdiri di depan pintu.

"Permisi nona ini makan malam untuk mu." Ucap pelayan itu

"Aku tidak lapar." Ucap jeongyeon dengan nada dinginnya.

"Tapi nona harus makan, jika tidak tuan akan marah."

"Jangan memaksaku! aku bilang tidak ya tidak apa kau tak paham!"

"Maaf nona. Kalo begitu saya taruh makanannya di sini." Pelayan itu langsung keluar dari kamar dan mengunci pintu kamarnya.

______

Diruang makan

Jimin terlihat sangat menikmati saat menyantap makan malam kali ini dan ia sesekali tersenyum tipis saat menginggat raut wajah gadis nya itu. Senyum nya pudar dan berganti dengan tatapan datar saat mendengar suara bodygruad yang ia suruh untuk berjaga di depan pintu kamarnya.

"Maaf tuan menggangu makan malam mu, tapi di dalam kamar nona Jeongyeon terus menerus berteriak agar pintu nya di buka dan membanting semua barang yang ada di kamar serta menendang-nendang pintu tuan." Ucap bodyguard

Jimin menggeram marah dan menggepal kuat tangan nya hingga buku-buku jari nya memutih.

"Dasar gadis pembangkang. Akan ku beri dia hukuman"

Jimin langsung beranjak dari kursi dan menuju kamar nya.

______

Dikamar Jimin

BUGG...

BUGG...

BUGG...

"Tolong buka pintu nya." Teriak Jeongyeon sambil menendang pintu.

Jeongyeon merasa tidak ada sahutan pun mulai kesal, ia berjalan menuju meja untuk mengambil nampan dan---

PRANGG!!!

Jeongyeon membanting semua makan yang tadi di bawakan oleh pelayan itu dan sekarang makanan serta pecahan beling berserakkan dimana mana.

Jeongyeon kembali mendekati pintu dan menggedor kembali pintu itu dengan kuat.

"Tolong! Tolong bukakan pintunya siapapun yang di---" Teriakan jeongyeon terpotong

BRAKK...

Pintu kamar dengan tiba-tiba terbuka. menampakkan sosok pria gila itu dengan aura yang lebih menyeramkan dari sebelumnya.

Mata nya terlihat menahan kemarahan dan menggepal kuat tangannya hingga buku-buku jari nya memucat.

"Mengapa kau membangkang? Huh! bisakah kau menjadi gadis yang penurut?" desis Jimin pada Jeongyeon dan menatap nya dengan tatapan tajam.

Jeongyeon yang mendengar desiran Jimin bergedik ngeri, tetapi ia memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan yang Jimin lontarkan pada nya.

"Tidak bisa, maka cepat keluarkan aku dari sini! Aku tidak ingin tinggal bersama pria gila seperti mu." Jeongyeon berteriak pada Jimin.