Prom Night

4 0 0
                                    

Setelah kejadian di warung kopi, seiring berjalannya waktu, Rion dan Rain menjadi semakin dekat sebagai sepasang teman. Hari demi hari mereka lalui bersama, mulai dari berangkat hingga pulang bersama, pergi ke kantin bersama tentunya tidak lupa mengajak Ara, Davon dan Miko. Berkat mereka juga Rain menjadi dekat dengan Rion. Dan yang terpenting! Ara terjebak hubungan friendzone dengan Miko.

Sebentar lagi, mereka akan melanjutkan ke perguruan tinggi untuk menempuh cita-cita mereka masing-masing.

Malam prom akan segera dilaksanakan beberapa hari ke depan karena ujian nasional telah ditempuh dua minggu yang lalu. Rain telah mempersiapkan lagu ciptaannya yang akan dinyanyikan pada malam prom nanti. Sebenarnya lagu yang ia ciptakan ditujukan untuk Rama, karena jujur, hati kecilnya masih ada keinginan untuk bertahan mencintai sosok Rama walau ia tahu Rama tidak akan pernah menjadi miliknya.

"Gue harus kuat pas nyanyiin lagu ini. Sumpah! Ini bener-bener kisah gue banget." Ucap Rain memandang selembar kertas yang penuh dengan coretan di tangannya.

"Kenapa ya, Ram? Gue susah banget move on dari lo? Padahal kan jelas-jelas lo selalu sakitin perasaan gue, tapi rasa gue untuk lo ga pernah hancur sedikit pun." keluh Rain memainkan selembaran kertas yang terletak di atas meja belajarnya.

Rain menarik napas dan mengepalkan tangannya, bertekad bahwa ia akan melupakan Rama secara perlahan. Ia juga mengenal latar belakang Dara karena Rion yang satu kelas dengannya. Ia selalu menanyakan hal yang menurutnya akan dijawab oleh Rion, walau dirinya tahu betul bahwa Rion terlalu cuek dengan hal-hal yang tidak penting, apalagi masalah tentang seorang perempuan, termasuk kepribadian Dara yang menurutnya tidak terlalu menarik untuk diketahui.

Rain tahu jika Rion menyimpan rasa untuknya sejak kejadian di warung kopi saat itu. Tetapi ia terlalu takut untuk membuka hatinya jika bukan untuk Rama.

"Rion.. lo itu unik. Tapi kenapa gue belum bisa nerima lo sepenuhnya? Sedangkan lo udah baik banget sama gue, lo selalu bilang Ren, cowok di luar sana tuh banyak. Coba lo buka mata ke sekeliling lo. Ada seseorang yang nunggu lo untuk berbalik menghampirinya. saat gue curhat tentang Rama ke lo. Gue tahu kalo lo nunggu gue buat move on dari Rama, gue tau itu. Tapi lo juga masih belum bisa sepenuhnya lupain Jihan, Ri." Katanya.

***

Malam prom akan dilaksanakan esok hari. Rain dan Ara tengah mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk mereka pakai pada acara tersebut. Mereka berada di suatu kawasan di tengah kota di sebuah mall andalan kota Bandung.

"Ren, dress peach itu bagus tuh! Cocok buat lo yang kesannya gak awut-awutan." Tawar Ara saat mereka masuk ke dalam sebuah distro.

"Ah enggak ah.. yang tosca lebih lucu. Simpel juga." Tolak Rain

"Tapi, Ren, tosca tuh terlalu mencolok warnanya. Gak gak gak!" sergah Ara

Ara sibuk mencarikan dress yang menurutnya terbaik untuk dipakai oleh Rain.

"Ini gue yang mau pake kok lo yang repot sana-sini sih, Ra?" komen Rain merasa tidak bebas.

"Yeee kan sebagai sahabat yang baik, ya gue bantu laahh, biar Rama bisa lirik lo gitu. Ahay!" goda Ara menyenggol bahu Rain.

"Dih dih dih.. apaan coba? Nyambung-nyambung ke Rama. Plis deh, Ra, gue lagi coba move on dari dia." Sanggah Rain.

"Dududu tau aja yang udah ada Rion. Udah main lupain yang dulu aja. Hahaha!"

"Apaan sih lo, Ra. Kenapa jadi bahas cowok-cowok deh. Fokusin tuh belajar lo buat kuliah nanti!" sungut Rain.

"Tau aja yang CALON IBU DOKTER mah. Yahhh, Ren ntar kita pisah. Gue di Jakarta keterimanya. Sedih deh pisah sama kempret gue yang satu ini." Ucap Ara dramatis

OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang