1. Hujan

10.7K 295 2
                                    

Assalamu'alaikum..
Mau ngingetin aja, sebelum baca vote dulu, yuk.
Syukran..😊


*

"Pooh!"

Perempuan bergamis biru navy yang bernasib malang karena harus rela mendapat predikat 'pooh' dari sahabatnya itu memanyunkan bibir yang berpoles lipstick nude, kala mendengar julukan lamanya disebut lagi saat memanggilnya di dalam sebuah café yang sedang dalam kondisi ramai.

Tersenyum, senyum Syifa yang jarang sekali dapat orang lain lihat mengembang ketika yang ia panggil 'pooh' berjalan menghampirinya di kursi paling pojok. Tempat favoritnya karena katanya jarang dijamah oleh mata-mata kepo manusia. Padahal jelas kebanyakan orang akan lebih fokus makan di tempatnya masing-masing, kalau tidak begitu pasti lebih menggiurkan fokus dengan ponsel mereka yang mungkin menampilkan pesan-pesan puitis atau gombalan manis dari sang pasangan meskipun hasil nyomot dari internet, daripada meliriknya yang bukan artis bukan pejabat. Meski begitu dia tetap menghindari malu dari tatapan orang kalau-kalau nanti dirinya makan belepotan, begitu katanya.

Sementara Dina si 'pooh' yang baru duduk dihadapannya masih memasang raut marah yang dibuat-buat. Dulu semasa SMA, Dina memiliki perut buncit yang dinilai kurang seimbang dengan ukuran tubuhnya yang terlampau kurus, membuat Syifa menyematkan julukan 'pooh', yang jika diingat-ingat semua karakter dalam kartun yang bernama pooh pasti berperut buncit, seperti 'po' dalam animasi 'kung fu panda', 'pooh' beruang madu lucu dalam kartun 'winnie the pooh', dan 'poh' si merah menggemaskan di serial 'teletubbies'.

Menghilangkan ekspresi sok marahnya, Dina yang tadi melipat tangannya di dada kini beralih mencondongkan tubuhnya ke depan untuk memeluk gadis bermata lebar bak orang Arab kesayangannya itu, menumpahkan semua rindu yang menggunung selama lima bulan tidak bertemu. Baru lima bulan sebenarnya, toh semenjak Syifa memilih untuk melanjutkan kuliah di kota gudeg Jogjakarta, mereka memang jarang sekali bertemu. Terakhir kali saat Syifa menghadiri acara pernikahan Dina 5 bulan lalu. Bahkan dialah yang menemani tidur sahabatya itu kala malam-malam Dina menelfon minta ditemani tidur lantaran gugup besok pagi sudah hendak diperistri orang.

"Cumi bakar satu, nasi goreng satu, sama jus alpukatnya dua ya, mbak" ujar Syifa menyebutkan pesanan Dina dan dirinya sendiri kepada waiter berjilbab abu tua, yang dibalas anggukan dan dapat bonus senyuman manis darinya

"Cumi doang? Eggak mau pesen lagi? Gue traktir"

Eh, Syifa setengah melotot mendengar penawaran sahabatnya yang menurutnya sangat langka, "Tumben,, yaudah makasih"  ujarnya santai karena dia ingat betul sekarang bukan hari ulang tahun Dina atau semacamnya, lagipula siapa yang tidak suka ditraktir, ada rezeki datang jangan disia-siakan, lihat saja nanti dia akan memesan lagi jamur crispy sebagai teman ngobrol, bukannya tidak tahu diri, kalau sahabatnya sendiri yang menawari dia tidak akan sok malu-malu macan.

"Hm.. anggep aja syukuran, lagi dapet rezeki" jawab Dina dengan wajah sumringahnya menampakkan rona bahagia yang begitu kentara

Hanya mendapati jawaban "oh,," dari Syifa, Dina mencebik mencoba memahami sahabatnya yang sepertinya dilahirkan dengan kurangnya rasa peka dan penasaran

"Gue hamil" akunya datar, lelah berusaha membuat sahabatnya penasaran, padahal tadi rencananya dia akan membuat Syifa kepo hingga kemudian gadis itu bertanya dengan antusias "syukuran apa?" Kemudian ia dengan bangga akan menyampaikan berita ini.
Tapi, Bah.. mimpi rupanya.

Kita Nikah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang