Friends with benefit

6.6K 280 14
                                    


"Oh shit!"

Gadis bernama krystal mengumpat takala melihat barang-barangnya sudah diteras karena sebuah alasan bisakah mereka mendengarkannya setidaknya sekali saja bahwa ia benar-benar tidak punya rencana akan tinggal dimana setelah mereka mengambil rumahnya

"Kenapa hari ini? Ya tuhan ayahku meninggal belum satu minggu dan kalian tega padaku" kesal gadis itu

"Ayahmu memang sudah meninggal tapi hutangnya tidak ikut bersamanya kau mengerti" ucap lelaki tinggi dan berbadan besar selaku penagih utang

"Ayolah.. aku baru saja pulang magang, dan ini hampir tengah malam dimana aku akan tidur? Krystal memutarkan bola matanya tak habis pikir

"Kita tidak peduli" kekehnya, krystal menghelakan nafasnya meraih koper dan barang-barangnya "bisakah aku meminta uang untuk barang-barang kami yang didalam?"

Krystal tidak mau rugi, untuk membiayai kuliahnya saja dia harus bekerja paruh waktu dan susahnya ia tinggal di california saat ini

"Cepat berikan uang untuk perabotannya, aku yakin hutang ayahku terbayar dari bangunan dan tanahnya saja bukan?"

"Kau tau apa gadis kecil, cepat pergi dari sini" krystal hanya mendengus kesal "kalau begitu ayo bawa surat perjanjian itu dan kita ke kantor polisi"

Krystal mengancam orang-orang itu yang membuat mereka seketika diam "baiklah berikan rekningmu, aku akan krim lebihnya"

Krystal menatap malas lalu merogoh tasnya ia mencari spidol dan mengambil pembalutnya sontak membuat yang lain mengerutkan keningnya apa yang dilakukan gadis itu, krystal menulis rekeningnya di pembalut setelah selesai menuliskannya ia merekatkan pada dada lelaki itu

"Aku tidak punya kertas, kirim uangnya jika kau berbohong aku akan melaporkan ini"

Krystal lalu membawa barang-barangnya seorang diri menelusuri jalanan di kota seperti gelandangan, oh tidak bukannya memang dia sekarang gelandangan. Krystal mengambil ponselnya melihat siapa yang kemungkinan bisa menolongnya

Ia sempat terdiam menatap ponselnya yang tertera nama kai disana, mantan kekasihnya ia baru saja menerima status baru sejam yang lalu krystal menghelakan nafasnya kenapa hari ini ia begitu sial tidak mungkin ia menelfon kai

Krystal mendudukan dirinya di halte menyulut rokoknya dan mengadahkan kepalanya "sekarang bagaimana?" Gumamnya

"Jangan merokok disini, orang bisa terganggu" ucap seseorang membuat krystal menatap sumber suara dan bang pas sekali krystal bertemu dengan salah satu pegawai kantor dimana ia magang

"Siapa yang keluar semalam ini, asapnya ku hisap sendiri" kekeh krystal lalu menawarkan rokoknya, pemuda itu pun menerima rokok krystal dan ikut menghisapnya

"Ada apa denganmu? Membawa barang sebanyak ini" tanyanya, krystal hanya tertawa dan menaikan alisnya "kau tau saat seseorang terlibat hutang dan yeahh kau bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya" terang krystal

Pemuda itu hanya menganggukan kepalanya mengerti "biar kutebak kau tidak punya rencana apapun saat ini" krystal menggelengkan kepalanya "tidak juga, aku punya rencananya menghabiskan satu puntung rokokku" setelah itu krystal tertawa "lalu setelah itu" pemuda itu menggantungkan kalimatnya

"Setelah itu kau datang itu sangat jelas bukan" ucap krystal menatapnya dengan mata yang berbinar berharap ia mau menampung dirinya stidaknya untuk malam ini, pemuda itu tertawa renyah "ohhh jangan aku, aku menyesal menyapamu" kekehnya, krystal menghelakan nafasnya kecewa lalu kembali terdiam

"Kekasihmu? Bagaimana" pemuda itu kembali bertanya tidak tega juga ia meninggalkan gadis di sampingnya ini "hubunganku dengannya.." krystal menggerakan tangannya seolah memotong lehernya "selesai satu jam yang lalu" tambahnya

SESTAL ADDICTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang