11

229 31 1
                                    

"Lalu kenapa Jeongin jadi jahat? Apa ia memang diprogram seperti itu?", Tanya Seungmin.

"Jelas tidak. Anggap saja begini. Komputer error karena tak berhenti bekerja hingga kelelahan. Sama seperti Jeongin. Jeongin sedang error karena kelelahan. Kontrol otaknya juga sedang kita perbarui, hal itu membutuhkan waktu.", Jelas Junmyeon sangat teliti.

"Ini seperti game online.", Gerutu Chris membuat semua orang menatapnya.

Chanyeol menarik nafas dan bertanya. "Maksudmu?"

"Butuh diperbarui lah apa lah. Lagipula sekarang apa tujuan dari adanya chip di kepala Jeongin?"

"Tujuannya ada di diri Seungmin."

Seungmin menunjuk dirinya sendiri. "Aku? Seungmin? Ha? Gimana?"

"Tunggu. Aku baru menyadari ucapanmu tadi. Kamu mengetahui bahwa Jeongin berubah jahat darimana?", Tanya Junmyeon serius. Keseriusan itu membuat Chanyeol sedikit marah karena anaknya seperti sedang diintrogasi.

Chanyeol mengambil sebuah botol obat dan lagi-lagi ia lempar ke arah Junmyeon. "Aku yang memperingatkannya untuk menjauhi Jeongin. Karena aku sadar ada yang tidak beres dengan programnya."

"Oohh, kalau begitu maafkan kelancangan saya pak.", Junmyeon berdiri cepat dan membungkuk ke arah Chanyeol. Chanyeol sampai muak menatapnya.

"Duduklah. Jawab pertanyaan anakku yang tadi."

Junmyeon kembali duduk menghadap Seungmin. "Begini. Awalnya Pak Chanyeol menitipkan kamu ke saya. Namun--"

"Aish! Ubah gaya bicaranya. Itu terlalu kolot.", Geram Chanyeol dengan suara yang lumayan keras.

"Baik pak. Begini. Awalnya Pak Chanyeol menitipkan kamu ke om. Om kebingungan karena om juga harus menjaga Woojin. Karena hal itu, Jeongin om ubah menjadi teman kamu dengan tujuan awal untuk menjaga kamu. Namun tiba-tiba terjadi kerusakan fatal pada programnya. Sudah om perbaiki tapi dia malah kelelahan (error). Program yang pernah rusak, apabila mengalami error, itu sangat susah dipulihkan. Jadilah dia berubah jahat."

"Rumit juga ya. Bapak sih ngapain pake buat begituan segala.", Sinis Seungmin.

Tiba-tiba Bambam ikut bergabung. "Lagi bahas apa sih kalian. Serius banget. Oh iya, ayahmu mana Chris?"

"Ayah? Kerja lah.", Enteng Chris. Ia sama sekali tak melihat wajah Bambam.

Bambam tiba-tiba berdiri dan berlari ke kamar mandi. "Kok gak nggugahi papa seh Chris?", Teriak pria itu dari dalam kamar mandi. (Kok gak bangunin papa sih Chris?)

"Wes tak gugahi malah ngamuk-ngamuk. Yowes tak jarno, ben kapok.", (Sudah aku bangunin malah marah-marah. Yaudah aku biarin, biar kapok.)

"Durhaka kowe karo papa.", (Durhaka kamu sama papa.)

Saat Chris ingin membalas ucapan Bambam, Seungmin memukul paha Chris hingga Chris menatapnya. "Sudah, diem aja kamu. Malah panjang urusannya kalau kamu bantah terus."

Chanyeol tersenyum. Puteranya sangat mirip dengan Baekhyun, suka menasehati suami.

"Papa berangkat ya, Chris."

Semua orang menatap Bambam. Pria itu berjalan keluar dari pintu utama. Namun tiba-tiba Bambam berlari kembali masuk ke rumah. Tingkahnya membuat semua orang menatapnya heran. Heran karena Bambam tak biasa bertingkah seperti itu.

"Ada orang bawa pisau, bajunya berlumur darah.", Ucapnya.

Chris mengintip dari jendela. Semua ternaknya mati tak tersisa satupun. Ia terjungkal ke belakang saat seseorang tiba-tiba muncul didepan wajahnya.

[2/4] SAY CHEESE! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang