Part | 1

8 4 4
                                    

Jam menunjuk pada jam lima tepat. Fara terbangun dan masih setengah tidak sadarkan diri.

'Apa bener ini hari senin? Gue masih gak percaya.' Batin Fara.

Seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Tok tok tok

"Ra, udah bangun belum. Udah siang ini nanti telat." Itu Mira, tante Fara.

"Udah kok, te. Ini juga mau mandi." Balas Fara dari dalam kamar.

"Yaudah, tante tunggu di bawah."

Fara tak menjawab. Berbicara saja sudah menguras tenaganya.

Ia bangkit dari kasur dan segera mandi dan bersiap siap.

~~~

Di meja makan sudah ada Mira, Anton, dan bang Daniel yang menanti Fara untuk sarapan bersama.

Fara pun datang dengan tas ranselnya dan dengan seragam putih abunya. Tak terasa Fara sudah menginjak di bangku SMA.

"Ayo, Ra, kamu udah telat ini. Nanti kamu biar om aja yang anter." Ucap Anton.

"Gausah om. Lagian aku bisa naik angkot." Jawab Fara seraya mengambil roti dan mengoleskan selai coklat.

"Gausah, ra. Abang aja yang anter. Masa cantik cantik naik angkot?" Ujar Daniel sambil mengoleskan selai nanas pada rotinya.

"Gausah bang. Fara bisa naik angkot sendiri. Kasian abang jadi bolak balik ke kampus."

"Udah, Fara. Gak ada penolakan. Lagian kamu bentar lagi terlambat." Ucap lembut Mira.

Fara hanya mengangguk anguk sambil mengunyah sarapannya.

~~~

"Makasih bang udah di anter." Ucap Fara saat mobil yang ditumpanginya berhenti di depan gerbang sekolah.

"Iya, belajar yang bener. Abang gak mau nilaimu ada yang warnanya merah. Malu maluin banget soalnya." Ujar Daniel.

"Iya bang. Duh, bawelnya kelewatan."

Akhirnnya ia sampai di SMA Budi Mulia. Baru satu langkah masuk, ia melihat seseorang yang sangat ia kenali. Reyno di sini juga.

'Kenapa lo selalu di dekat gue? Tapi kenapa gue gak bisa meraih lo meski lo berada di dekat gue?'

"Dorr!!"

"Ah anjing! Gue kaget." Teriak Fara.

"Lo sih dari tadi ngelamun mulu." Ucap Medina, sahabatnya dari kecilnya hingga sekarang.

"Dia di sini juga, Med." Ucap Fara sambil berjalan menuju kelas yang telah di tentukan.

"SUMPAH?! Gila banget tuh anak. Sengaja paling, Ra. Kenapa dia dari dulu satu sekolah yang sama dengan lo? Wahh parah tuh bocah. Parah parah parah."

"Biasa aja kali, Med. Gak usah teriak teriak."

"YA GUE GEMES SAMA TUH ANAK! KALO MISAL DIA GAK SUKA SAMA LO, DIA BISA KAN GAK SATU SEKOLAH SAMA LO. KALO GINI JADINYA, MALAH LO YANG PATAH HATI." Teriak Medina.

"Eh kalian berdua!" Kakak osis dengan penampilan seperti cabe memanggil mereka.

"Banyak bacot sih lo. Kan jadi berabe." Bisik Fara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When I Fell In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang