Keesokan harinya seulgi memutuskan untuk menyuruh orang kepercayaannya menggantikannya di kantor untuk seharian ini karena seulgi lebih memilih untuk bersama irene.
Seulrene sedang jalan² di taman dengan tangan yang saling menggenggam erat dan banyak pasang matayang iri melihatnya.
"Joohyun kamu duduk disini saja biar aku yang memesan es krim untukmu"
Irene hanya mengangguk patuh lalu ditinggal sendirian oleh seulgi yang pergi mengantri. Beberapa menit kemudian seulgi kembali dengan dua es krim di tangannya dan memberikannya pada irene lalu duduk disebelah irene.
Seulrene memakan es krimnya dengan sesekali tertawa dan seulgi selalu saja mengganggu irene sedangkan irene memukul lengan seulgi.
"Seulgi ah"
Seulgi melihat kearah irene ketika mendengar namanya dipanggil.
"Lihat ahjussi itu"
Seulgi mengedarkan pandangannya dengan mengikuti arah telunjuk irene.
"Heol berani sekali dia dengan anak kecil"
"Seulgi ah palli kita harus menolong anak kecil itu"
Seulgi langsung bangkit meninggalkan irene yang berjalan dibelakangnya. Setibanya disana seulgi menepuk bahu pria tersebut.
"Ada apa ini?"
"Kenapa huh tidak usah ikut campur bocah ingusan"
"Hahaha ahjussi buta ya atau ahjussi tidak punya tv dirumah hingga tidak mengenaliku"
"Siapapun dirimu aku tidak peduli"
Pria tersebut mencengkram kuat pergelangan tangan anak kecil tersebut hingga meringis dan hal itu membuat rahang seulgi mengeras dan tangannya mengepal.
"Lepaskan anak itu sekarang juga"
"Kau kira aku akan menurutimu cuih jangan harap"
Seulgi mencengkram kerah baju dan anak kecil tersebut terlepas dari genggaman pria tersebut dan berlari kearah irene. Irene mensejajarkan dirinya dengan anak kecil tersebut.
"Lepaskan anakku!"
Irene menggeleng sambil menggendong anak kecil tadi sedangkan seulgi yang tidak terima irene dibentak langsung melayangkan pukulan pada pria tersebut.
"Dengar jika saja kau bukan ayah dari anak ini maka sudah dipastikan hari ini adalah hari terakhirmu berada didunia ini"
"Cih bilang saja kalian ingin mengambil anakku karena istrimu itu tidak bisa mengandung"
Seulgi semakin murka dan menghajar pria tersebut tanpa ampun hingga pingsan, nafas seulgi tersengal-sengal ia mengambil ponselnya menyuruh bodyguard untuk membawa pria tersebut ke markasnya.
"Joohyun apa dia tidak apa²?"
"Sepertinya dia tertidur...Seulgi ah mianhae"
"Maaf? Untuk apa"
"Karena belum bisa...
"Sssst gwenchana belum tentu itu benar melakukannya saja belum"
Irene yang tadinya sedih kini merubah mimik wajahnya dengan datar dan membalikkan badannya meninggalkan seulgi dibelakang sedangkan seulgi terkekeh melihat irene yang berjalan di depannya sambil menggendong anak kecil tadi yang telah tertidur.
🐻🐰
Seulrene tiba di mansion pada malam hari dan kini giliran seulgi yang menggendong anak kecil tadi dan bodyguard yang melihatnya terheran-heran.
"Tuan apa dia adik anda?"
"Aniya dia anak saya dan mulai sekarang kalian harus menjaganya dengan baik jika dia luka sedikit saja maka tanggunglah akibatnya arraseo"
"Ne tuan"ucap para bodyguard
Lalu seulgi kembali melangkah masuk dan irene berjalan disebelahnya.
"Kenapa kamu bilang dia anak kita?"
"Memangnya salah?"
"Terserah kamu saja tapi bagaimana jika anak ini mencari orangtuanya"
"Mencari bagaimana kamu gak liat tadi dia disakitin sama appa nya dan sudah jelas kalau anak ini tidak akan mencarinya"
"Yasudah bawa dia ke kamarku"
Seulgi hanya menurut dan berjalan menaiki tangga dengan perlahan ia menidurkan anak kecil tersebut.
"Kamu mau kemana lagi?"
"Tadi wendy nelfon dia butuh bantuanku"
Irene mengangguk lalu seulgi keluar begitu saja.
"Kiyowo aigoo kenapa ahjussi tadi tega sekali pada anak kecil yang menggemaskan seperti
ini...sebaiknya aku mandi dulu"Irene bangkit dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi.
🐻🐰
Dan lagi² penyiksaan terjadi di markasnya, keringat seulgi sudah bercucuran dan dengan nafas terengah-engah.
"Hahh jika saja kau tidak menghina istriku mungkin tubuhmu ini akan tetap baik² saja ahjussi"
Ucap seulgi dengan mendongakkan kepala pria tadi yang sedang diikat terlentang dengan tongkat bisbol di tangannya.
"Kenapa anda menyakiti anak kecil tadi?"
"Cuih"
Seulgi melihat bajunya yang bekas dan terlihat ludah yang bercampur dengan darah, seulgi mendecakkan lidahnya dan langsung melayangkan tongkat bisbol tersebut.
"Hufff mulut ini yang telah berani menghina istriku ingin aku apakan ya"
"Aku tau hukuman yang pantas untukmu karena telah berani menghina istriku dan meludahi ku"
Seulgi berjalan kearah lemari kecil dan membuka lacinya mengambil sekotak silet dan kembali ke hadapan pria tersebut, seulgi dibantu membuka silet tersebut dengan kedua bodyguardnya setelah selesai seulgi mengumpulkan silet itu di tangannya.
Seulgi bersmirk lalu meninju perut pria tersebut hingga berteriak dan tanpa merasa kasihan seulgi memasukkan silet tersebut kedalam mulut pria tersebut.
"Ingat ini baik² jangan pernah berani² mencari masalah denganku apalagi kau telah menyakiti hati istriku ingat itu"
"Kalian urus dia dan pastikan mayatnya tidak bisa ditemukan mengerti"
Seulgi keluar dari sana memasuki mobilnya dan melajukannya menuju mansionnya.
🐻🐰