"Kang seulgi!"
Seulgi yang ingin menggores wajah yooa terhenti ketika mendengar suara irene yang meneriaki namanya. Irene berjalan masuk dan menarik kerah baju seulgi lalu menampar pipi seulgi hingga membekas.
"Ada apa denganmu hah! Kau ingin membunuh wanita yang tidak bersalah dan malah mengabaikan anakmu yang pingsan dengan darah di kepalanya!"
"Joohyun tapi dia...
"Dia apa! Aku kecewa sama kamu"
Irene mendorong seulgi dan berjalan kearah yeri yang sedang pingsan lalu menggendong yeri keluar dari sana.
"Ini semua karenamu nona ingat urusan kita belum selesai"
Setelah berucap seulgi menyusul irene kerumah sakit ketika kepergian seulgi bodyguard yang ikut langsung membawa yooa secara paksa.
🐻🐰
Setibanya dirumah sakit seulgi langsung masuk dengan berlari tanpa memperdulikan tatapan aneh padanya. Dan berhenti dengan nafas terengah-engah sedangkan irene yang melihatnya dengan wajah datarnya.
"Joohyun hhhh bagaimana keadaan yerim?"
"Ngapain kamu kesini sana urus urusan gak guna kamu"
"Joohyun mianhae"
"Ck jangan minta maaf padaku tapi minta maaflah pada yerim"
"Joohyun aku melakukan ini karena dia yang telah berani melukai yerim"
"Dengan melihat keadaan yerim yang mengeluarkan darah kamu lebih mentingin dendam!"
"Aku gak dendam aku hanya tidak ingin melihat ada orang yang melukai dan menyakiti keluargaku! Kamu pikir aku gak tersiksa dengan sifat sialan ini hah aku sangat tersiksa joohyun aku ingin sifat psikopat ku ini hilang dariku"
Sebelum pertengkaran mereka semakin besar dokter yang menangani yeri memanggil keduanya masuk dan yeri telah sadar dengan kepalanya diperban.
"Yeri ah gwenchana?"
"Ne eomma tapi ini sakit"ucap yeri sambil menunjuk kepalanya.
"Kajja kita pulang saja"ajak irene
"Appa gak diajak?"
"Gak usah"jawab irene ketus
"Joohyun please percaya sama aku jebal aku sama sekali tidak menghiraukan yerim saat terluka tadi"
"Lalu kenapa kamu malah ngurusin hal bodohmu tadi kang seulgi!"
"Berapa kali aku bilang aku tidak...
"Hiks hiks appa sama eomma kenapa bertengkar"
"Appa gak salah eomma appa mau nolong yerim tapi leher appa dicekik sama aunty jahat tadi"
Wajah irene yang tadinya datar kini berubah dan kini merasa bersalah dan memalingkan wajahnya tidak ingin melihat kearah seulgi. Sedangkan seulgi yang menyadarinya berjalan kearah irene dan meraih dagu irene.
"Kenapa? Kamu gak usah pikirin yang jelas yerim baik² saja"
Mata irene langsung tertuju pada bekas merah dileher seulgi
Bukan bekas cupang.
Tangan irene menyentuh leher seulgi.
"Sakit?"
"Aniya ini biasa saja dan lebih sakit lagi melihat keluargaku terluka sebaiknya kita pulang saja lihatlah yerim sudah tertidur gara² kita kelamaan seperti ini"