Day 1 - [small things]

13.6K 1.6K 838
                                    

Small Things

by;

mintymina











































"Letakkan saja barangmu di sini. Aku akan memanggil cleaning service untuk merapikannya."

Seungmin berdiri setelah meletakkan beberapa kardus di samping pintu masuk. "Itu tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri."

"Fine. Tapi ingatlah kalau aku tak akan membantumu. Aku pergi."

Sosok angkuh itu hilang melewati pintu yang masih terbuka lebar.

Seungmin menghela napas. Ia menutup pintu dan mulai mengangkat kotak coklat itu satu persatu untuk kedua kalinya.

Mata berkedip dua kali, senyum terlukis, dan jantung berdebar keras saat pria itu sampai di ruang tengah.

Apartemen ini adalah bangunan mahal, tentu saja. Tidak heran Seungmin yang selama ini tinggal di panti begitu kagum pada desain interior mewah di dalam rumah suaminya.

Ya, suaminya.

Pria yang baru saja pergi meninggalkannya sendiri itu adalah suaminya yang baru ia nikahi dua puluh empat jam yang lalu.

Kalau bukan perjodohan, apalagi? Jika mereka menikah dilandasi rasa cinta, apartemen ini tidak akan terasa begitu dingin dan menyeramkan.

Seungmin mulai duduk di sofa dan mengeluarkan barang-barangnya. Ada cukup banyak pakaian dan barang pribadi, termasuk beberapa buah figura yang sedikit berdebu.

Pria itu meraih salah satu, membaliknya, dan memutar ulang memori yang terdapat dalam foto kusam tersebut.

Dirinya, ibunya, dan ayahnya.

Ayahnya. Dialah faktor utama terjadinya pernikahan paksa ini. Mendiang ayahnya yang pernah membangun sebuah perusahaan bersama ayah suaminya, kemudian jatuh sakit lalu meninggal dunia.

Seungmin masih terlalu kecil saat itu untuk mengerti, tapi kini ia memahami setiap detail kecil dari kisah sang ayah yang diceritakan oleh ibunya.

It was a great story, after all.

"Jam berapa ini?" monolognya, melirik pada benda lingkaran yang menempel pada dinding. Jarum pendek menunjukkan angka dua, yang menjadi alasan kenapa perutnya sedari tadi berontak untuk diisi.

"Sepertinya aku harus makan sebelum membereskan semua ini," ucapnya, pandangan jatuh pada cincin perak berhias berlian yang melingkar di jari manisnya.

Seungmin tersenyum tipis, mendongak dan menatap lurus pada figura besar di tengah ruangan. Sebuah potret sempurna dari seorang pria berkulit pucat, bersurai pirang, bermata coklat, dan berpakaian mahal yang tengah berpose di meja kebesarannya.

"Tapi sepertinya makanan bisa menunggu, kan, Kak Chan?"

🌼🌼🌼

Seungmin mengelap keringat yang mengucur dari dahi. Sudah enam jam berturut-turut ia membongkar dan menyusun barang-barangnya dalam apartemen mewah ini tanpa menelan nutrisi sedikit pun.

Ia memegangi perutnya yang meronta, berjalan ke dapur untuk mencari bahan-bahan yang bisa ia olah menjadi hidangan makan malam.

Di kulkas tersedia begitu banyak bahan pangan, disusun sedemikian rupa berdasarkan warna dan jenisnya. Seungmin tersenyum senang, mengambil bahan-bahan yang ia perlukan, lalu mulai berkutat dengan peralatan dapur.

[1] Our Love is Great✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang