Prolog

200 13 8
                                    

" Hidupku memang tak semudah hidupmu, hanya saja aku punya cinta yang tulus dan teramat besar untukmu, tapi sayangnya kamu terlalu memandangku tak berarti dalam hal itu."
_Ilana soffiana_

"Diriku mungkin bertindak seolah menolak mu, mengelak semua rasa yang terus membuktikan bahwa aku membutuhkan cintamu, namun nyatanya hatiku tak mampu berpura pura membencimu, karena dia tau kamulah yang paling berarti di hidupku."

_Affan Richard Annuha_


Pernikahan itu digelar dengan mewah dan tertutup, hanya dihadiri saudara juga kerabat dekat dari keluarga kedua mempelai.

Affan dan Ilana selaku kedua mempelai sedang berdiri dipelaminan, menyambut para tamu yang memberikan selamat juga doa restu terhadap mereka.

Ilana yang tampak cantik dengan gaun putihnya menebar senyum kebahagiaan. Bahagia karena dapat bersanding dengan pria yang dicintainya. Sementara Affan yang sangat tampan dengan tuxedo putihnya hanya memasang raut datar dan tak berekspresi. Hatinya memang bahagia menikah dengan pujaan hatinya, tapi disisi lain ada rasa takut dan keraguan yang mendominasi. Apakah nantinya Ilana bisa bahagia bersamanya? Atau mungkinkah Ilana akan tersiksa jika tahu seperti apa dirinya yang sebenarnya?
Ah. Dada Affan begitu sesak saat pertanyaan itu memenuhi pikirannya.

###

Setelah resepsi pernikahan mereka selesai. Affan dan Ilana masuk ke dalam kamar mereka untuk membersihkan diri dan istirahat. Mereka sangat lelah karena terus berdiri menyalami para tamu tadi, yang meskipun tidak terlalu banyak tapi cukup untuk membuat kaki mereka kesemutan.

Saat ini keheningan terjadi diantara Affan dan Ilana, mereka sama sama gugup untuk memulai pembicaraan. Ilana mendudukan diri dikursi meja rias dan menanggalkan satu persatu riasan mahkota dan bunga bunga yang terpasang dihijab putihnya. Gadis itu tidak berani menoleh ke arah suaminya yang sedang menatapnya dari atas kasur.

Ya, memang tadi sesampainya dikamar Affan langsung merebahkan dirinya diatas kasur.
Kini pria yang sudah sah menjadi suami Ilana itu menatap istrinya dengan intens. Hingga membuat Ilana malu dan bertambah gugup.

"Aku ingin mandi terlebih dulu." Suara Affan begitu datar saat pria itu beranjak dari atas kasur dan berjalan menuju kamar mandi.

Ilana menghela nafas dan menatap wajah lelahnya dicermin. Kemudian dia membersihkan make up diwajahnya dengan tisu yang sudah diberinya michellar water. Ilana pikir Affan akan bersikap romantis dimalam pertama mereka tapi yang dilihatnya saat ini Affan malah dingin kepadanya. Apa dia membuat kesalahan sehingga Affan berubah dingin kepadanya? Entahlah.

Dua puluh menit berlalu Affan akhirnya keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe, pria itu terlihat fresh dan berkali lipat lebih tampan dari sebelumnya. Apalagi suasana pencahayaan dikamar pengantin itu temaram, hingga membuat ketampanan seorang Affan semakin menawan.

Affan berjalan mendekati Ilana dan setelah dekat pria itu mengusap pipi Ilana yang sudah merona karena malu. Lalu dengan perlahan Affan membuka hijab yang masih Ilana kenakan itu. Sampai akhirnya tergerailah rambut hitam lurus nan indah milik Ilana. Affan menatapnya dengan wajah terpesona.

Pria itu speechless!

"Beautifull Ilana." Bisik Affan tepat ditelinga Ilana, membuat gadis itu merinding dan gemetar dan luar biasa gugup.

"Are you nervous?" Tanya Affan menyeringai.

"Ya." Jawab Ilana pelan dengan suaranya yang gemetar. Gadis itu pedahal tidak menatap Affan.

"Tidak perlu gugup, malam ini kita hanya istirahat. Aku tahu kamu lelah." Kata Affan yang membuat Ilana tersenyum lega.

"Terima kasih mas Affan, kalau begitu aku izin mandi dulu." Ucap Ilana.

Affan mengangkat dagu Ilana dan menjatuhkan bibirnya dikening Ilana dengan spontan. Membuat gadis cantik itu terkejut dan hatinya berdebar tak menentu.

"Maafkan aku karena tadi sempat berlaku dingin. Aku hanya belum bisa sepenuhnya menerima pernikahan ini." Ungkap Affan dengan lembut setelah menjauhkan wajahnya dari kening Ilana.

"Aku ngerti, mas. Tidak perlu meminta maaf." Kata Ilana menahan sesak didadanya sambil berdiri dan berjalan ke kamar mandi.

Dan setelahnya Ilana menangis disana.

Salam kenal dari
Penulis amatiran yang
Baru bergabung ini.

Tinggalkan vote ya.

Suara Hati Ilana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang