Sekesal-kesalnya aku dengan Mas Affan, aku tetap melayaninya dengan baik. Seperti tadi, saat aku baru tiba di apartemen seusai mampir belanja kebutuhan dapur di supermarket, aku melihat Mas Affan sudah tepar di sofa ruang tengah apartemen kami. Aku menaruh belanjaanku didapur lalu segera menghampirinya dan melepas sepatu beserta kaos kaki yang dipakai Mas Affan. Kemudian aku tetap membangunkannya dengan lembut, menepuk pipi suamiku itu sampai dia terbangun, lalu aku menyuruhnya mandi dan sholat maghrib tapi dia malah mengeluh pusing. Akhirnya aku beri dia air hangat dari despenser untuk sedikit meredakan pusingnya.
Setelahnya aku memutuskan untuk pergi ke dapur tapi sambil berkata "Makanya mas, jadi suami jangan kegenitan sama cewek lain, akibatnya jadi pusingkan." Kira kira seperti itu. Habisnya aku masih kesal karena tadi siang aku melihat Mas Affan makan berdua dengan Emily dikantin kampus. Hhh!
Aku membuka kantong belanjaan yang tadi aku letakkan di dapur. Lalu aku memindahkan seperti sayuran, daging, telur dan buah buahan ke dalam kulkas. Setelahnya aku ingin memasak karena kebetulan aku sedang datang bulan, jadi tidak ikut sholat maghrib.
Aku pun memutuskan untuk memasak capcay, ayam kecap dan udang krispy. Selama aku memasak aku bersholawat dengan suara kecil karena takut terdengar dan mengganggu Mas Affan yang sedang sholat dikamar kami.
Dan tigapuluh menit kemudian tepatnya saat aku memindahkan capcay ke mangkuk, aku merasakan ada sepasang lengan kekar yang melilit perutku. Dan aku tahu lengan itu pasti milik suamiku, Mas Affan.
"Mas, lepasin. Aku lagi nyiapin masakan buat makan malan, nih. Jangan ganggu aku!" Peringatku yang sepertinya tak dihiraukan olehnya.
Mas Affan malah mengeratkan pelukannya ditubuhku.
"Kamu marah ya, sama aku?" Tanya Mas Affan dengan suara lembut.
Aku menoleh kepadanya lalu menggeleng pelan.
"Kalo gak, kenapa kamu jutek gitu sama aku?" Tanya Mas Affan sambil menatapku menyelidik.
"Ya, mas pikir aja sendiri. Salah mas dimana." Tuturku santai.
"Illy, aku sama Emily itu gak ada apa apa kok. Siang tadi itu dia maksa aku buat lunch bareng dia. Katanya untuk yang terakhir kali, abis itu dia gak akan menggangguku lagi." Jelas Mas Affan padaku. Aku menghela nafas lega saat mendengarnya. Tak disangka suamiku ternyata peka juga, alasan aku marah itu gara-gara apa.
"Oh, syukurlah kalo mas gak ada apa-apa sama dia. Berarti mas inget kalo mas itu udah beristri." Ujarku seraya melepas lilitan lengannya diperutku. Lalu aku berjalan menuju meja makan sembari membawa nasi dan lauk pauknya yang selesai aku masak.
Mas Affan mengikutiku ke meja makan, lalu duduk disalah satu kursi yang terdapat disana, sambil menatapiku yang bolak balik menyajikan hasil masakanku.
"Asal kamu tau ya, aku selalu menjaga jarak dengan wanita manapun. Tidak seperti kamu yang selalu dekat-dekat dengan mahasiswa kedokteran itu." Kata Mas Affan dengan nada cemburunya yang kentara. Menjaga jarak dengan wanita manapun katanya? Yang kemarin disuapin Emily itu siapa ya? Pikirku miris.
"Mas kok ngomongnya gitu sih, Mas. Athala itu temen aku, aku lebih dulu kenal sama dia dibandingkan sama Mas. Sedekat apapun aku sama Athala, Mas gak boleh cemburu sama dia. Karena dia cuma sahabat aku." Terangku yang meluruskan kesalah pahamannya terhadap persahabatanku dengan Husni Athala Jimford. Soarang Mahasiswa kedokteran yang tadi Mas Affan sebut.
"Habis sepertinya dia menyukai kamu, Illy! Aku bisa melihat tatapannya ke kamu itu berbeda." Balas Mas Affan menyangkal.
Aku mendengus lalu menatapnya tajam.
"Dia suka sama aku sebagai sahabat, mas. Lagian mana ada sih, seorang sahabat yang benci sama sahabatnya sendiri." Jelasku menolak pendapatnya."Ah terserahlah, aku gak mood ribut sama kamu, aku lapar." Kata Mas Affan yang menyudahi perdebatan kami.
"Intinya mulai besok kamu gak boleh terlalu dekat sama Athala-Athala itu lagi. Titik!" Perintahnya yang membuatku menahan nafas kesal.
"Kalo gitu Mas juga gak boleh deket sama wanita manapun lagi." Balasku yang diangguki mantap olehnya. Awas saja Mas kalo kamu bohongin aku!
Aku bakal suruh kamu puasa selama satu bulan! Ancamku dalam hati sambil mengambilkan nasi, capcay dan ayam kecap ke dalam piring Mas Affan.
TBC.Jangan lupa divote, komen, dan share ya gaes♡
Salam dari,
Asyiah Muzakir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Hati Ilana
RomanceIlana tak pernah tahu kalau ternyata ia dijodohkan dan menikah dengan mantan narapidana, yang ia tahu suaminya hanyalah seorang dosen yang cerdas dan berwibawa. Sampai pada suatu ketika, ia menemukan Affan tergeletak dengan obat-obatan terlarang di...