Bagian Kedua

50 7 0
                                    

Tuhan menghadirkanmu untuk ku
dan
Tuhan membawaku untuk selalu mendampingi mu

-Hakan Arsenal Arya

"BERHENTI"

Suara berat yang mampu menghentikan langkah kaki ku.
Dan suara itu juga yang mampu membuat jantungku serasa berhenti dan kembali berdetak dengan kecepatan yang teramat cepat.

Dan segerah aku membalik badan dan menundukkan kepalaku yang tak mampu menghadap ke arah pemilik suara dingin itu

"A-ada apa kak" ucap Mentari yang menundukkan kepalanya.

"Lo kalau lagi ngomong sama orang matanya di tatap, ya se enggak nya lo lihat siapa yang lagi ngomong" Ucap Hakan dengan nada tidak senang.

"Emm maaf kak" Ucap mentari yang memegangi bagain rok sampingmya sambil menatap mata Hakan

Ayo lah Mentari hanya menatapnya bukan melihat hantu atau pembunuh -batin Mentari

Sekarang ini Mentari sedang berhadapan dengan pemilik suara dingin itu

Hakan Arsenal Arya
Ketua osis Sma Tunas Bangsa, yang merupakan mostwanted Sma Tunas Bangsa, pria dingin yang sulit ditaklukkan oleh wanita, serta pemilik sifat cuek yang tidak suka diatur dan bertolak belakang dengan ketampananya.

Dia..., apakah benar kali aku tidak bermimpi, bertemu dengan dia? -batin Hakan

"Sekarang lo duduk, tuh di pojok belakang" Ucap Lala yang kesal karena Hakan menghentikan hukuman untuk Mentari

"Sekarang lo duduk, tuh di pojok belakang" Ucap Lala yang kesal karena Hakan menghentikan hukuman untuk Mentari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Oke readers ini kelasnya Mentari ya

"ii-yaa kak"
Mentari berjalan ke arah belakang namun saat ia ingin duduk suara itu lagi-lagi menghentikan nya dan memicu detakan jantung Mentari lagi

"Heh, lo udah tau pendek mau-maunya duduk dibelakang punya otak gak si?"
Ucap Hakan.

"Kamu pindah, tukar dengan Mentari" Intruksi Hakan pada Kiran yang duduk di depan nya tepat di hadapan meja guru

"Tapi kak, aku udah duluan di sini" Jawab Kiran, karena ia memikirkan jika pindah ke belakang mana bisa menikmati pemandangan cogan seperti Hakan.

"Gak ada penolakan"

Kiran mengambil tas nya dan pindah ke pojok belakang ke tempat Mentari

"Maaf ya, kalau kamu gak mau nanti aku yg bilang sam-"
Ucap Mentari yg di potong oleh Kiran

"Makan tu maaf, Makan tu Tempat "
Potong Kiran seraya duduk dan meletak kan tasnya dengan kesal.

"Hai, nama ku Adinda Putri, Panggil aja Dinda, semoga betah ya duduk sebangku dengan aku" Ucap Dinda dan menjulurkan tangan pada Mentari

MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang