VOTE SEBELUM MEMBACA TIDAKLAH SULIT:)
Selama seminggu Bela mempersiapkan dirinya untuk melakukan kegiatan terapi. Dokter menyarankannya agar ia menjalankan terapi laser dari pada terapi menggunakan obat tetes. Karena tingkat kesembuhan dari terapi laser lebih cepat, terlebih lagi karena penyakit yang bersarang di mata Bela masih belum begitu parah. Waktu seminggu bukanlah waktu yang cukup bagi Bela untuk mempersiapkan dirinya yang akan menemui dokter di ruang operasi. Rasa takutnya begitu besar sebab ini adalah kali pertama ia mendapatan seperti itu. Tak henti hentinya Bela selalu berdoa pada Allah agar hasil terapinya dapat menyembuhkannya.
--00--
Siang itu Bela baru saja pulang dari kuliahnya ia masak di dapur kos yang ia tempati. Sebelumnya Bela selalu memesan makanan melalui ojek online di aplikasi ponselnya, namun setelah tau kondisi tubuhnya seperti ini ia mencoba untuk memasak sendiri makanan yang kiranya sehat baginya sekaligus berhemat untuk biaya terapi yang harus rutin ia jalani sebulan sekali.
"Tumben masak Bel ?" Tanya Tiwi, teman se kosnya
"Iya, akhir bulan pengen hemat"
"Halah Bel.. Bel... kek kekurangan aja idup loe" gurau Tiwi dengan gelak tawanya
"Tar sore mau ikut gak ?" lanjutnya setelah itu
"Kemana ?"
"Gw sama Mona mau joging di taman"
Bela berfikir sejenak apakah ia boleh berolahraga? Mungkin boleh karena tubuh sehat memang membutuhkan olahraga bukan
"Boleh deh" jawab Bela pada akhirnya
"Yaudah entar jam 3 siap siap ya" Tiwi lalu keluar dari dapur meninggalkan Bela
Begitu Tiwi meninggalkan Bela di dapur seorang diri, ponselnya bordering tertera nama bunda di sana Bela langsung menjawab panggilan masuk dari bundanya.
"Assalamualaikum bunda"
"Waalaikum salam gimana kabar kamu ?"
Bela diam sejenak tak mungkin ia menjawab pertanyaan bundanya dengan berkata jika penyakit serius bersarang di balik matanya sekarang dan tak mungkin juga ia berbohong pada bundanya dengan berkata ia baik baik saja.
"Bela ? kamu masih disana ?"
"Oh .. ng.. iya bun maff Bela sedang masak Bela baik kok bun, tidak usah khawatir"
Maaf bun, Bela terpaksa bohong dengan bundanya. Bela hanya tidak ingin bunda khawatir dengan Bela dan melupakan pekerjaan penting bunda batin Bela berbisik.
"Yasudah kalau kamu masak mama tutup telponnya mama telpon lagi nanti ya nak"
"Iya bunda"
"Baik baik disana kalau uangnya habis bilang ke bunda atau papa"
"Iya ma"
"Yasudah mama tutup telfonnya, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Bela kembali pada supnya di panci yang sedari tadi menyaksikan air matanya menetes karena berhasil membohongi bundanya. Sungguh dia memang tipe orang yang sama sekali tidak bisa berbuat buruk sekecil apapun.
Ia kembali ke kamarnya begitu sayur yang dibuatnya selesai dan makan di dalam sana dengan perasaan yang masih bersalah pada mamanya. Namun apa yang bisa ia lakukan selain berbohong. Keadaan akan lebih buruk jika ia berkata jujur pada bundanya saat itu, pikirnya.
Sorenya setelah Bela selesai sholat ashar, Tiwi dan Mona memanggil Bela dari balik pintu kamarnya mengingatkan jika mereka akan olahraga sore bersama hari ini. Bela sudah siap dengan baju olahraga muslimnya dan kerudung yang ia kenakan.
"Bel... jadi ikut gak ?" Tanya Tiwi setelah mengetuk pintu kamar Bela
"Iya sebentar saya pasang sepatu dulu" sahut Bela di balik pintu yang masih mengenakan sneakersnya
Bela membukakan pintu dan menyambut mereka berdua dengan salam dan senyuman. Terlihat mereka yang juga sudah siap dengan kaos olahraganya dan siap menuju taman.
Mereka bertiga bersepeda menuju taman sebelah rumah sakit yang sebelumnya pernah Bela jadikan tempat untuk merenung. Taman itu memang kerap dijadikan tempat olahraga oleh beberapa masyarakat dan saat hari libur juga selalu ada kegiatan car free day setiap pag hingga menjelang siang dengan berjejer penjual makanan ringan di sepanjang jalan taman. Sampainya di sana setelah mereka memarkirkan sepeda di tempat parkir khusus sepeda mereka langsung lari berkeliling dan melakukan pemanasan.--00--
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutemani Hijrahmu [ SUDAH TERBIT ]
Spiritual[FOLOW SEBELUM MEMBACA] SUDAH TERBIT Dapat di beli di Guepedia_penerbitan Tokopedia Bukalapak "Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu sesuai dengan penyakitnya, akan sembuh dengan izin Allah Azza wajalla,"(HR.Muslim¬,no:2204) Kehidupan Bela Alai...