🌷botol mineral dan surat🌷

2.1K 127 1
                                    

VOTE SEBELUM MEMBACA TIDAKLAH SULIT:)

Karena masih tidak diijinkan mandi, sampainya di kos ia hanya membasuh wajahnya dan membersihkan badannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karena masih tidak diijinkan mandi, sampainya di kos ia hanya membasuh wajahnya dan membersihkan badannya. Namun ia masih tidak ingat jika sapu tangannya ia tinggalkan di taman sampai ia meletakkan handuknya baru ia tersadar dan segera melihat isi tasnya. Benar dugaannya ia meninggalkan sapu tangan di bangku tempat ia duduk tadi.

“Loh.. saputangan ku kemana ?” sejenak ia berpikir

“Bukannya tadi masih bersamaku ? astagfirullah aku meninggalkannya di bangku itu.. yasudah mungkin kalau masih ada besok aku lihat saja sekarang aku ingin istirahat” monolognya

Sementara itu Rano di basecamp nya asyik memperhatikan sapu tangan itu. Diciumnya lagi dan lagi saputangan itu meski baunya tetap tidak akan berubah. Pikirannya menerawang jauh membayangkan apakah ia akan bertemu dengan Bela lagi. Namun yang masih menjadi tanda tanya besar apakah ia mau berkawan dengan orang yang dibenci masyarakat sepertinya.

Pagi berikutnya saat Bela hendak berangkat ke kampus, ia sempatkan untuk mampir ke taman. Memang arah kampusnya searah dengan taman itu. Namun setelah ia tengok, tak  ada sapu tangan miliknya di bangku yang ia duduki kemarin. Bela pasrah saja dan pergi karena ia harus pergi kuliah.

“Semoga siapa pun yang menemukan sapu tangan itu segera membuangnya karena aku tidak ingin mereka tertular glaucoma sepertiku” ucap Bela dibalik cadarnya

--00--

Sorenya, mereka bertiga kembali ke taman untuk olahraga seperti biasa. Tiwi dan Mona kembali mengajaknya karena mereka tidak tahu tentang terapi itu dan Bela berusaha agar mereka tetap tidak tahu semuanya ia hanya berkata untuk berlari kecil saja hari ini mereka hanya meng-iyakan tanpa bertanya alasan apa apa lagi pada Bela.

Setelah lari satu putaran, Bela kembali duduk di bangku yang sama. Sambil mencoba mengatur nafasnya tiba tiba ada pedagang asongan yang menghampiri nya, dan memberikannya sebotol air mineral, kebetulan saat itu Bela lupa membawa dompetnya jadi sesopan mungkin ia menolak pemberian si mamang pedagang asongan.

“Maaf mang, saya tidak bawa uang”

“Ini geratis neng, kalo si eneng mau menerima surat ini” ujar si mamang

“Dari siapa mang”

“Calon temen eneng katanya”

“Calon teman ?”

“Iya neng”

“ Laki – laki atau perempuan mang ?”

Kutemani Hijrahmu [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang