06

1.5K 235 4
                                    

Happy Reading

Jisoo menepuk-nepuk kedua pipinya sendiri saat tersadar dari lamunannya.

"Gue mikir apa sih?!" Kesalnya pada diri sendiri.

Jisoo kemudian menatap wajah Jennie lagi, kali ini ia melihat wajah Jennie dengan serius. Ia serius mengamati wajah Jennie yang cantik sekaligus pipi gembil nya yang tiba-tiba membuat Jisoo gemas.

"Cantik" gumam Jisoo, tapi masih dapat Jennie dengar.

Jujur, Jennie juga sedikit mengangkat kedua sisi bibirnya ketika mendengar gumam-an dari Jisoo.

Pipi Jisoo tiba-tiba memerah jika menatap wajah Jennie dari dekat, entah kenapa pandangan matanya tak mau ia lepas untuk menatap Jennie. Rasanya bahagia sekali jika melihat Jennie yang tenang seperti ini.

"Jisoo kenapa gak pulang-pulang sih?!" Batin Jennie.

Karena udah gak nyaman banget, Jennie ber-akting seperti orang yang baru siuman dari pingsan. Ia membuka matanya sedikit dan mengerang kesakitan agar Jisoo menoleh ke-arahnya.

Jisoo menoleh kearah Jennie dan menghembuskan nafas lega. "Akhirnya nih anak sadar juga" Jisoo tersenyum lega melihat Jennie sudah sadar.

"Mana yang sakit?" Ucap Jisoo. "Sini kasih tau gue" sambungnya.

"Ng" Jawab Jennie dengan erangannya.

Jisoo meletakkan punggung tangannya ke dahi Jennie untuk memastikan suhu badannya.

"Lumayan panas" ucapnya. "Tunggu bentar ya, gue mau ambil kompres dulu" lanjutnya lalu pergi ke dapur untuk mengambil kompres.

"Perhatian juga" batin Jennie sambil memegang dahi nya yang panas.

Setelah menunggu, akhirnya Jisoo datang dengan membawa baskom kecil berisi air dan handuk kecil untuk di-kompreskan pada Jennie.

Jisoo menaruh handuk yang sudah dibasahi oleh air dingin ke dahi Jennie, guna membuat panas Jennie menurun.

"Lo udah makan belum?" Tanya Jisoo sambil menatap Jennie dalam.

"Belum" singkat Jennie dengan menatap Jisoo lemas.

"Yaudah kalo gitu, lo tunggu sini ya biar gue buatin bubur" Jisoo kembali pergi ke dapur untuk membuatkan Jennie bubur. Kebetulan pas lagi ngambil kompres, Jisoo ngeliat ada sedikit persediaan makanan di rumah Jennie.

LOVE OF MATHEMATICS

Lisa dan lainnya sekarang tengah menunggu Jisoo di lapangan basket biasa tempat mereka latihan, biasanya mereka dalam seminggu bisa 3 kali latihan. Tapi, tumben-tumbenan Jisoo belum dateng. Biasanya dia yang paling cepet dateng.

"Coba lo telfon dulu deh si Jisoo" Suruh Sowon, Lisa mengangguk dan kemudian merogoh saku celananya untuk mengambil hp nya.

Lisa menempelkan benda persegi panjang itu pada telinganya dan bersiap untuk menerima sambungan dari seberang sana.

"Yeobseo?" Sambungan itu berhasil diterima baik oleh Jisoo.

"Nee, Jisoo lo dimana?" Tanya Lisa to the point.

"Gue lagi di rumah temen, sorry banget gue lupa ngabarin. Mending lo sama yang lain latihan aja, gue absen hari ini"

"Yah Ji..." ucap Lisa dengan nada kecewa.

Terdengar dari seberang sana bahwa Jisoo menghela nafas kasar setelah mendengar ucapan Lisa.

"Sorry banget yah Lis. sebagai gantinya, ntar lo boleh minta sesuatu deh sama gue. Gue janji" ucap Jisoo dengan membujuk Lisa.

"Ya" singkat Lisa dan mematikan sambungan telfonnya pada Jisoo.

Sementara dengan Sowon, Jungyeon, dan Dahyun, mereka terlihat sudah berlatih duluan. Karena waktu sudah hampir gelap, takutnya mereka nanti pulang ke-maleman.

Lisa pun menyusul mereka dengan langkah malas nya ke lapangan.

Sowon yang menyadari kehadiran Lisa, langsung melemparkan bola basket yang ia pegang tepat mengarah Lisa.

Tapi, bukannya ditangkap, bola itu malah mengenai wajah Lisa. Yang membuat sang empu tersadar dan memasang wajah galaknya seketika.

"Siapa yang nge-lempar ini hah?!" Tanya Lisa dengan galaknya.

"Gue" Jawab Sowon malas.

Tak terima karena dilempari bola, Lisa membalas Sowon dengan melemparkan bola itu tepat mengenai wajah Sowon yang mulus.

"Sakit woey!" Pekik Sowon sambil memegangi kepalanya yang terkena lemparan bola.

"1 sama" Ucap Lisa, ia kemudian membalikkan badannya dan berjalan menuju kursi tempat dimana ia menaruh tasnya.

"Lo mau kemana? Latihan kan belum selesai" Tanya Dahyun, membuat Lisa menoleh ke arah mereka.

"Ya mau pulang lah! Gak liat apa ini udah mau malem?!" Ucap Lisa gak santuy, pokoknya hari ini Lisa judes banget.

"Santuy aja njirrr. Gosah ngegas" Timpal Jungyeon yang kesel sendiri liat Lisa yang songong.

"Udah ah! Capek gue, buat lo bertiga, jangan lupa kerjain pr biar gue bisa nyontek! Bye" Lisa pergi sambil membawa tasnya yang sedari tadi sudah ia pakai.

°°
Lisa berada di jalan menuju pulang ke rumah, ia menaiki motor sport kesayangannya. Lisa membawa motor nya dengan kecepatan diatas normal, ia membawa motor seperti orang yang kesurupan.

Saat berada di perjalanan pulang, Lisa merasa kelaparan, untung saja ada jualan nasi goreng di depan. Jadi, lisa bisa stop dan makan dulu sebentar.

Lisa mengedarkan pandangannya saat mencari parkiran, karena sekarang parkiran nya sangat ramai oleh motor dan mobil lain.

Saat sudah menemukan parkiran yang pas, Lisa turun dari motornya dan berjalan menuju tempat jualan nasi goreng.

Saat sedang menoleh ke arah kiri, Lisa mendapati ada seorang perempuan yang mungkin ia kenali, walau posisi perempuan itu membelakanginya. Karena penasaran, Lisa akhirnya berjalan mendekati perempuan itu dan menunda untuk makan nasgornya.

"Hiks....hiks" terdengar suara tangisan di dekat Lisa ketika jaraknya dan perempuan itu semakin dekat.

Saat mendengar suara nya pun membuat Lisa seperti tidak asing dengannya.

Lisa menepuk pundak perempuan itu, yang mana membuat perempuan itu menoleh ke belakang menghadap Lisa.

"Rose!/Lisa!" Ucap mereka secara bersamaan.

"Lo ngapain disini?" Tanya Lisa lebih dulu. "Itu juga, kenapa mata lo sembab begitu?" Tanyanya lagi.

"Mending lo pergi deh, ganggu suasana banget! Hush..hush" Usir Rose, Lisa hanya memutar bola matanya malas.

Lisa gak nge-dengerin omongan Rose sama sekali dan lebih milih buat duduk di samping Rose.

Rose yang ngeliat nya cuma sedikit menjauhkan dirinya dadi hooman seperti Lisa.

"Gak usah ngasih jarak gitu. Gue gak bahaya" Tegas Lisa sambil menatap Rose datar.

Rose diam.

"Oh iya, lo belum jawab pertanyaan gue yang tadi. Soal mata lo yang sembab, lo abis nangis ya?" Tanya Lisa.

"Bukan urusan lo" Ucap Rose dengan memalingkan wajahnya tak mau menatap Lisa.

"Udahlah, lo gak usah bohong. Gue tau kok" Ucap Lisa lebih lembut.

"Tau apanya?! Lo aja playboy kek gitu, mana mungkin lo tau!" Pekik Rose, ntah kenapa ia jadi marah pada Lisa.

Karena gak mau dapet amukan dari Rose lagi, Lisa pun lebih milih buat diem aja.

"Nih" ucap Lisa menyodorkan sapu tangan miliknya.

To be continue.....

Love Of MathematicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang