05

1.5K 266 8
                                    

Happy Reading

Jisoo menarik tangan Jennie hingga mereka sampai di parkiran, Jennie kemudian melepaskan tangannya daru genggaman Jisoo.

"Lo ngapain coba pake narik-narik tangan gue segala?!" Sewot Jennie.

"Lo lama banget jadi orang, gue males kalo harus nungguin lo"

"Nih helm" Ucap Jisoo sambil menyodorkan helm pada Jennie.

Jennie menggeleng.

"Ayo cepet Jen" Ucap Jisoo dengan lebih lembut.

"Gue mau pulang sekarang! Makan bakso nya lain kali aja" Ucap Jennie lalu pergi dari hadapan Jisoo.

Jisoo menahan tangan Jennie untuk tidak pergi, Jennie pun menatap Jisoo malas.

"Apaan lagi sih?!" Kesal Jennie.

"Makan bakso nya emang lain kali, tapi nganter lo pulang harus hari ini!" Ucap Jisoo dengan tegas.

"Gue bisa pulang sendiri, lagi pula gue mau mampir ke rumah Rose dulu"

"Ayo gue anterin. Gak papa Jen" Bujuk Jisoo.

"Jisoo, plis lah, gue ini bisa sendiri. Gak perlu lo anter" Ucap Jennie yang udah males buat debat sama Jisoo.

Jisoo nya juga gak mau kalah, Jisoo terus maksa Jennie buat mau dianterin sama dia.

"Oke oke. Gue mau dianterin sama lo" Jennie akhirnya memilih untuk mengalah, membuat Jisoo tersenyum simpul.

Baru kali ini Jennie liat Jisoo senyum:)

Biasanya Jisoo itu mukanya jutek banget, sifatnya juga ngeselin.

"Nih pake, atau mau gue pakein?" Jisoo menyodorkan helm nya lagi pada Jennie.

"Gue bisa sendiri" Jennie mengambil helm itu dari tangan Jisoo dengan cepat.

Jisoo ngendarain motornya dengan laju sedang karena takut Jennie gak bisa kalo dia bawa ngebut. Takutnya Jennie histeris.

Jennie heran sama Jisoo, kenapa nih anak mau nganterin dia pulang. Padahal Jisoo gak tau rumah Jennie.

Saat di perjalanan, Jennie baru teringat kalo dia harus pergi kerja. Jennie memang lagi kerja part time buat menghidupi dan memenuhi kebutuhan dirinya, ditambah lagi, Jennie harus bayar utang almarhum appa nya.

"Ji, turunin gue di depan aja" Ucap Jennie dengan keras biar kedengeran sama Jisoo.

Jisoo itu sebenernya denger, tapi dia gak mau nurutin perkataan Jennie buat turunin Jennie di depan. Gak jentle banget kalo gitu:)

Jennie yang ngeliat kelakuan Jisoo ini rasanya pengen ngejambak rambut Jisoo, Jisoo itu tuli atau gak ngerti? Tapi, gak mungkin gak ngerti.

"Jiiiiii....turunin gue!.." Berontak Jennie di motor Jisoo, tapi sama sekali gak di notice Jisoo.

Jisoo malah nambah kecepatan motornya dan membuat Jennie hampir terjungkal ke belakang karena gak siap, dan juga membuat Jennie langsung reflek meluk pinggang Jisoo dan kepalanya tersandar di tubuh belakang Jisoo.

Jisoo yang nge-liat tangan Jennie udah melingkar di pinggang nya cuma senyum tipis doang tapi dalem hati udah kesenengan. Seneng disini bukan berarti karena Jennie meluk Jisoo, tapi karena cara Jisoo ampuh buat Jennie diem.

LOVE OF MATHEMATICS

Sampai nya di depan rumah Jennie, Jennie masih dalam posisi melingkarkan tangannya di pinggang Jisoo dan menyenderkan kepalanya di tubuh belakang Jisoo.

"Jen..udah sampe nih" Ucap Jisoo sambil melepaskan tangan Jennie yang melingkar di perutnya.

Jisoo langsung menoleh ke belakang dimana posisi Jennie yang bersandar di belakangnya, Jisoo kembali memegang tangan Jennie yang gemetaran, ia juga sempat melihat wajah Jennie yang pucat.

"Jen....jen!...lo kenapa Jen?.." Jisoo turun dari motornya membiarkan Jennie bersandar di dada bidangnya.

"Rasain lo! Gue kerjain nih" batin Jennie yang sadar akan perlakuan Jisoo padanya.

"Jen...jangan bikin khawatir gue!...bangun Jen..

Gue minta maaf Jen soal yang tadi, plis

Gue cuman gak mau lo kerja disana" Lirih Jisoo, membuat Jennie yang ada dalam pelukan Jisoo terkejut.

"Jisoo tau gue kerja?"

Walaupun begitu, Jennie masih akan tetap menjahili Jisoo.

Jisoo merogoh tas Jennie untuk mencari kunci rumah Jennie, dirasa sudah menemukannya, Jisoo kemudian menggendong Jennie dan mendudukkannya di kursi teras rumah Jennie.

Ia kemudian membuka pintu rumah Jennie yang sederhana dan kembali menggendong Jennie untuk di baringkan ke dalam.

Jisoo membaringkan Jennie di sofa rumahnya yang sederhana, ia kemudian mencoba mencari minyak kayu putih di segala ruangan rumah Jennie.

Jisoo berkacak pinggang dengan raut wajahnya yang bingung dan kesal karena sedari tadi ia tidak menemukan minyak kayu putih.

Lalu ia mengambil hp nya yang ada di saku celana dan mencari cara untuk membangunkan orang pingsan lewat internet.

Jisoo terkejut saat melihat ada cara yang mungkin akan berhasil tapi sangat beresiko

Jisoo terbelalak lalu ia menoleh kearah Jennie dengan mulut menganga.

"Harus kasih nafas buatan?" Jisoo terus saja mengulang kalimat itu, terus terang saja bahwa Jisoo tidak bisa berpikir jernih sekarang.

Jisoo menelan salivanya kasar sebelum mendekatkan wajahnya pada wajah Jennie.

Jisoo mencoba menetralkan detak jantung nya yang sekarang berdetak lebih cepat hingga rasanya jantung nya ingin keluar.

Jisoo memegang dadanya dan menarik nafas panjang lalu membuangnya kasar, ia membuat raut wajah serius kali ini.

Kemudian, ia kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Jennie hingga hanya tersisa beberapa senti saja. Hembusan nafas Jisoo bisa dirasakan oleh Jennie yang masih berpura-pura pingsan.

"Jisoo mau ngapain?" Batin Jennie.

Chu

Bibir keduanya saling bertemu, membuat Jisoo bernafsu dan mencoba membuka mulut Jennie.

Jennie membuka matanya dan melihat Jisoo yang mencoba untuk berciuman dengannya. Ia terus saja mencoba membuat Jennie membuka mulutnya.

Jennie ingin melepas ciuman dari Jisoo, tapi benda kenyal milik Jisoo itu terlalu manis sehingga membuat Jennie terbuai dan menerima ciuman dari Jisoo.

Padahal awalnya cuma mau ngasih nafas buatan, eh malah keterusan. The best lah gugel:)

To be continue.....

Love Of MathematicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang