Happy Reading
Malam kembali tiba, itu artinya waktu yang ditunggu-tunggu oleh Jennie datang juga pada malam hari ini.
Namun, kesialan harus Jennie alami sekarang. Karena kedatangan makhluk hitam yang tak Jennie harapkan untuk datang.
"Mau apa lo kesini?" Tanya Jennie tanpa basa-basi. Dan berniat untuk mengusir nya.
"Biasalah. Kamu mau uang kan?" Kai menoel pipi gembil Jennie dengan gemas.
"Apaan sih?!" Jennie menepis tangan Kai dengan kasar.
"Yang lembut donghh, sayang. Akuhhh tegang nihhhhh" Pria itu menggoda Jennie dengan tatapan sexy dan desahan yang menggoda.
"Kalo lo cuma mau gangguin gue kerja mending lo pulang!" Jennie mulai naik pitam.
Tapi Kai tetap bersikeras menggoda Jennie hingga akhirnya gadis itu ingin mengambil ancang-ancang untuk menampar Kai.
"Kamu kok marah sih? Tapi tetep gemesin tau gak. Haha" Dan lagi, Kai menoel pipi Jennie.
"Aku tinggal 2 hari itu kamu makin besar ya. Aku jadi pengen maininnya" Ucapan dari Kai itu semakin membuat Jennie kesal. Apalagi yang dia ucapkan itu sama saja dengan melecehkannya.
"Lo pergi gak?! Atau gue teriak?!"
"Gak akan ada yang nolongin kamu, sayang...."
Mendengar ucapan dari Kai memang ada benarnya. Jennie sekarang tengah berada di tempat iblis berkumpul dan tak mungkin ada orang yang menolongnya.
Jennie pun hanya bisa pasrah dan berdoa agar Jisoo cepat datang.
LOVE OF MATHEMATICS
Tujuan Jisoo menuju tempat Jennie bekerja haruslah terhenti karena motor yang ia kendarai mogok di jalan yang sepi.
Jisoo bingung, ditambah lagi disini tak ada jaringan dan penerangan pun hanya sedikit berjejer di sekitar jalanan.
Ia pun berpikir kalau akan mendorong motornya sampai ke tempat pom bensin. Tapi itu tidaklah mungkin, karena jarak pom bensi dari jalan ini sangatlah jauh. Jisoo bisa mati kecapek an karena mendorong motor.
Jisoo pun mencoba mencari jaringan dengan mengarahkan ponsel nya ke segala arah, berharap ada jaringan. Namun hasilnya nihil, disini tak ada jaringan sama sekali.
Dan dia berlari kesana-kemari untuk minta tolong. Padahal disana sangatlah sepi. Mungkin saja tak ada perumahan ataupun tempat tinggil orang-orang.
"Sepi banget aelah! Gimana gue sampenya kalo kek gini?! Nyusahin aja nih motor!" Jisoo memaki-maki motornya karena kesal.
Karena putus asa, Jisoo akhirnya memilih duduk di trotoar jalan yang sepi dan agak gelap ini. Ia berdoa dan berharap akan ada orang yang menolongnya.
Sudah sekitar 10 menit Jisoo disini, namun keadaan sekitar nampaknya masih sepi-sepi saja. Ia melihat jam tangannya dan jam menunjukkan pukul 20:15. Yang artinya ini sudah sangat malam.
"Yodahlah. Nih motor mending gue dorong" Jisoo pun akhirnya mendorong motor itu entah kemana.
"Ternyata dorong motor capek juga ya"
Mungkin sudah 20 menitan Jisoo mendorong motornya. Tapi dia berhasil sampai di tempat yang agak rame dari jalanan tadi.
Dan disini juga jaringannya sudah bagus dan banyak yang berlalu lalang.
Karena kecapek an akibat mendorong motor, Jisoo pun berhenti di depan halte dan duduk di bangku halte.
Jisoo duduk bersandar dan memejamkan matanya sembari mengatur nafas yang tadi sempat terengah-engah.
"Mau aku bantu?" Jisoo tersentak dan membuka matanya untuk melihat siapa yang mengatakan itu.
"Daritadi aku liat kamu ngedorong motor. Jadinya mau kubantu gak?" Ternyata seorang gadis.
"E-eh? Emangnya bisa?" Jisoo menatap gadis itu dengan heran.
"Bisa kok. Kan tinggal minta tolong sama montir langganan aku" Jawab gadis itu sambil tersenyum manis.
"Hah? Montir? Emang motor gue rusak? Kan cuma abis bensin" Ucap Jisoo dengan nada geram. Dan gadis itu terkejut karena perkiraannya salah.
"Oh.. kirain ada masalah sama motor kamu. Yodah deh aku bantu dorong sampe pom bensin" Ucap gadis itu yang masih kekeuh untuk menolong Jisoo.
Namun Jisoo menggeleng sebagai jawaban, pertanda ia tak mau merepotkan gadis itu.
"Gak usah deh. Nanti ngerepotin lu. Mending lo pulang ke rumah, ini udah malem" Jisoo berusaha menolak tawaran gadis itu.
"Gak papa. Aku lagi sendiri di rumah, makanya keluar cari udara segar. Sekalian bantuin kamu juga gak papa lah" Gadis itu masih saja kekeuh untuk menolong Jisoo.
"Kek nya lo orang yang keras kepala ya. Yodah deh, terserah lo aja" Akhirnya Jisoo mengiyakan tawaran gadis itu.
Dan mereka sama-sama berjalan sambil mendorong motor Jisoo menuju pom bensin.
"Oh iya, nama kamu siapa?" Tanya gadis itu.
"Nama gue Jisoo. Trus, nama lo siapa?"
"Aku Lee Nancy. Kamu bisa panggil Nancy" Jawabnya dengan tersenyum manis pada Jisoo.
"Keliatannya lo bukan asli korea ya. Blasteran ya?" Tanya Jisoo memastikan.
Nancy mengangguk. "Iya. Papa aku orang Amerika, Mama aku orang asli Korea. Maaf ya, bahasa korea aku kurang bagus"
"Untuk ukuran orang yang blasteran kayak lo, bahasa korea lo udah bagus kok" Puji Jisoo.
"Serius?"
"Iya. Gue aja sampe gak ngeh kalo bahasa korea lo kurang bagus"
"Tuhkan gak bagus" Balas Nancy sedikit kecewa dan melengkungkan bibirnya ke bawah.
"Bagus kok" Ucap Jisoo. Dia baru ingat kalau Nancy sangatlah keras kepala.
Senyum merekah Nancy tunjukkan pada Jisoo. Ia sangatlah senang karena kemampuan bahasa koreanya dipuji bagus oleh Jisoo.
"Capek gak?" Jisoo menatap khawatir ke arah Nancy yang mukanya sudah berubah pucat pasi.