Red Mansion, Greenland 30 November 2019
Kakashi Hatake sekali lagi menghela nafas berat. Setelah mengantarkan buku bergambar antariksa ke kamar nonanya, dia kembali ke lantai bawah dengan setumpuk pekerjaan yang harus dilakukan.
Membongkar kembali plastik hitam yang tadi diambil dari lantai atas, Kakashi mengintip isinya dan mengernyit jijik.
"Kalian, benar-benar payah."
Dia mendorong troli ke halaman belakang sambil bersiul, melemparkan potongan daging segar ke kandang singa, bergabung dengan puluhan tulang lain yang berserakan. Hatake Kakashi mendengus. Dia harus mulai mengubur tulang-tulang itu.
"Jangan ada yang tersisa anak-anak manis."
Seakan mengerti apa yang dimaksud Kakashi. Para singa itu mulai mengoyak potongan daging segar dengan ganas. Melihat potongan kaki itu tercabik, mungkin seseorang akan langsung membayangkan kakinya sendiri lah yang sedang menjadi santapan belasan singa di sana. Tapi tidak untuk Hatake Kakashi. Dia sudah terlalu biasa.
"Kemarilah Pakkun."
Anjing itu berlari ke arah Kakashi sambil menggonggong, mengibaskan ekornya senang ketika sang tuan mengelus kepalanya.
" Kau tahu pekerjaan mu?"
Pakkun menggonggong dan mulai menggali tanah di sekitar halaman.
Selesai dengan urusannya di halaman belakang, Kakashi kembali ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaan lain yang menunggu. Memandang toples kaca dengan helaan lelah, Kakashi mengambil ponselnya kemudian menghubungi seseorang.
"Aku punya barang bagus. Jantung yang masih utuh, tiga ginjal, beberapa mata, satu hati."
"Oke. Terimakasih, kau mau aku langsung mengirim ke rekening Sakura Hatake?"
" Ya, seperti biasa."
" Oh ... Aku selalu penasaran, siapa Sakura Hatake ini. Aku tahu kau tidak pernah punya anak saat bersama Rin."
Inilah kenapa Kakashi selalu benci berurusan dengan Obito, pria itu begitu setia kawan dengan setiap kata yang berasal dari mulutnya adalah pertanyaan pribadi tentang orang lain. Pria yang selalu ada ketika di butuhkan tapi juga menyebalkan dalam waktu bersamaan.
"Kenapa kau selalu cerewet Obito?"
"Baik, baik. Aku akan tutup mulut."
Kakashi menutup ponselnya segera setelah notifikasi bukti transfer masuk ke dalamnya.
Pria itu berjalan ke rak penyimpanan dan membuka sebotol wine mahal kemudian meneguknya langsung dari botol. Tangannya membuka laci di bawahnya dan mengeluarkan botol kecil. Kakashi masih memandangi botol itu dengan seksama sebelum ponselnya kembali berdering.
Haruno Mebuki.
"Bagaimana?" Tanyanya tanpa perlu repot basa-basi.
"Seperti sebelumnya."
Dan sambungan di putus.
Satu hal yang Kakashi sembunyikan selama ini dari Sakura adalah telpon yang setiap hari berdering untuknya. Kakashi sudah membunuh perasaannya selama bertahun-tahun. Tapi denyutan nyeri untuk Sakura tetap ada dan tak berkurang sedikitpun.
Sambil mengalihkan pandangannya dari botol racun di tangannya ke lantai atas tempat Sakura berada. Kakashi berguman pilu.
"Tidak bisakah kau mati dengan tenang saja, Sakura."
TBC.
![](https://img.wattpad.com/cover/200189575-288-k353028.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapunzel
Fiksi PenggemarDi negara antah brantah. Dimana seorang putri terkurung di sebuah kastil. Di menara tinggi yang tidak ada seseorang bisa menjangkaunya. Membebaskannya.