Juga

4K 160 5
                                    

Liena sedang berjalan di lorong menuju kelasnya.

Tep! Terdengar suara saat dia memberhentikan langkahnya tepat di depan pintu. Dia merasa mendengar sesuatu dari dalam kelas. Tanpa pikir panjang Liena pun menguping.

Liena's POV on

"Anak-anak dengarlah, ibu mendapat pesan dari mamanya Liera," ucap seseorang. Kurasa, itu suara Bu Mira. Pesan apa ya, yang ibu bilang? "Beliau bilang kalau kalian harus mementingkan Liera lebih dari siapapun,"

Apa?!!! Pesan macam apa itu? Ibu menyuruh melakukan hal seperti itu? Pada sekolah?

"Tapi, tidak bisa begitu dong bu, kami kan bukan hanya temannya Liera," protes Aline.

"Tidak ada protes. Kalau sampai ibu dengar ada seorang saja yang menjahili Liera, semuanya akan ibu hukum," jawab Bu Mira.

"Liena juga?" tanya Aline.

"Bahkan Liena,"

Apa? Aku gak ngerti. Aku tidak tahu apa-apa tentang ini. Mengapa harus Liera yang didahulukan? Apa semua yang kurasakan dan perlakuan pada Liera di rumah juga akan terjadi di sekolah? Kenapa harus begini? Mengapa harus terjadi seperti ini? Ini mungkin sudah tidak baik!

Brak!

Pintu terbuka dengan kencang. Aku menendang pintu kelasku sampai terbuka lebar. Aku masuk dengan perasaan yang campur aduk. Sedih dan marah.

"Ibu Mira Anggraini. Apa maksudnya ini? Mementingkan Liera? Lebih dulu? Dari siapapun? Memangnya siapa Liera? Orang terpenting sehingga harus didahulukan?" ucapku dengan nada yang sudah meninggi.

"Liena Abera. Berani sekali kamu menendang pintu kelas dan berkata seperti itu," suara Bu Mira tak kalah tinggi.

"Oh, ya, seharusnya saya yang berkata seperti itu. Berani sekali ibu bilang kalau Liera harus dipentingkan? Ibu tidak bisa memaksakan kehendak pada murid ibu. Saya sangat tidak setuju dengan hal itu," jawabku penuh dengan amarah.

Bu Mira melirik pada teman-teman dengan tatapan sinis.

"Hey, kalau kita harus mementingkan Liera lebih dulu, ya sudah kita lakukan saja," ucap Aline sambil mendorongku sampai hampir terjatuh.

"Tapi, tadi kamu juga menentangnya kan?" tanyaku.

"Udah deh, kalau kamu gak setuju, keluar aja dari kelas kita. Jangan sampai gara-gara kamu menentang Bu Mira, kita sekelas jadi dihukum," Lovely menyenggol bahuku kasar.

"YA! Pergi aja dari sini," ucap seseorang yang membuat teman lain ikut memojokkiku.

"YA! YA! Pergi aja sana" ucap teman yang lain

Hei! Mengapa semua jadi memojokkiku? Aku kan membela mereka. Haruskah aku ikuti saja pesan itu? Ah! Apa yang harus kulakukan.

Twins LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang