Kembali

1.7K 67 8
                                    

Author's POV On

"Rafa!?"

"Lama tak jumpa, Liera,"

"Aku gak salah kan? kamu Rafa temen aku waktu SD,"

"Emang muka gue banyak berubah apa?"

Nada bicara itu...

"Gak sih. Tapi kok kamu bisa di sini?"

"Sepasang sepatu cinderella membawa sang pangeran untuk bertemu kembali dengan sang putri. Kayaknya lo pengen deh, ketemu sama gue. Buktinya sepatu lo aja kayak ngomong gitu. Kangen ya lo sama gue?'

Kalimat-kalimat percaya diri itu...

"Hah? Apa kamu bilang? Kangen? Kenapa aku harus kangen sama kamu?

"Lo pasti akan kangen sama masa-masa SD setelah lo lulus. Dan pasti juga orangnya,"

Kata-kata menyebalkan tapi benar itu...

Dia benar-benar Rafa yang Liera kenal!

"Itu kalimatnya PD banget. Tapi, bener sih kalau aku mau ketemu lagi sama kamu setelah bertahun-tahun. Tapi juga, aku belum tentu kangen sama kamu,"

"Ya terserah. Ngaku gak ngaku, yang penting lo kangen sama gue dan kita ketemuan lagi,"

"Kamu emang gak banyak berubah. Tapi suku lo-gue ngebuat kamu jadi beda sama yang dulu,"

"Gak apa-apa gue beda. Lo masih tetep inget gue kan?"

Liera berpikir.

"Rafa Brahmantya, laki-laki tinggi, putih, dan pintar dengan mata coklat tua. Mantan ketua geng The Cool. Orangnya like a boss, pinter dan kadang suka tahu tentang orang lain. Sering datang tiba-tiba dan suka mengatakan hal-hal yang menyebalkan"

"Lo tuh ya! Itu kebiasaan dan keahlian gue. Jangan ditiru dong,"

"Siapa yang niru kebiasaanmu? Aku hanya mendeskripsikan seorang Rafa Brahmantya. Ketua geng The Cool,"

"Ngomong-ngomong tentang The Cool..."

"Jangan ingetin aku soal itu," Liera meminta.

"Kenapa?" Rafa yang belum tahu tentang apa-apa, bertanya.

"Setelah kejadian itu, aku kena penyakit. 'Thantophobia',"

"Takut kehilangan orang yang dicintai. Gue rasa lo dapet penyakit itu bukan setelah kejadian. Tapi saat lo melihat mereka meninggal,"

"Jangan ingetin aku soal itu,"

"Lo sendiri yang mengingat,"

"Aku cuma ngasih tahu, biar kamu gak ngingetin aku,"

"Kalau gitu, maaf buat lo inget. Tapi gue pengen nanya," Rafa ingin tahu sebuah jawaban. Mungkin akan singkat, tapi dia tetap ingin tahu. "Apa karena gue ketua geng itu, lo dendam sama gue?"

"Gak. Sama sekali enggak. Kamu udah bantuin aku biar bisa tenang. Seharusnya, gak ada dendam buat kamu,"

"Lo masih aja tabah. Gak berubah. Maaf,"

"Rafa Brahmantya minta maaf?" Liera ganti topik

"Gak boleh?" Rafa membalas.

"Rafa!" panggil seseorang yang tak jauh di sana.

"Rean," jawab Rafa.

"Ngapain lo di sini?" tanya Rean bingung. "Lo kenal sama Liera?"

"Kenal gak ya?"

"Apa yang kalian bicarain?"

"Lo gak tahu apa-apa,"

"Gue emang gak tahu apa yang lo bicarain, tapi gue tahu lo, Rafa"

"Maksud lo?"

"Rean, udah," ucapan Liena masuk ke dalam omongan mereka. "Rafa itu temen aku sama Liera waktu SD. Aku emang gak kenal tapi, aku tahu, dia temen deketnya Liera,"

"Temen deket?" Rean bertanya. Diikuti Liera.

"Ya, ibu yang bilang,"

"Masih untung, Ra gue bilang temen deket. Daripada gue bilang pacar?" jawab Rafa.

---




Twins LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang