Mulai Terungkap

2.9K 97 2
                                    

Author's POV On

Liena merangkul lengan Rian dan Rean cukup lama, sampai akhirnya...

"Udah kali, Li. Sakit nih," Rian yang kini protes.

"Ya, tuh. Emang lo kira gak sakit apa diginiin," Rean ikut protes sambil berusaha melepaskan tangannya yang digenggam erat dengan siku oleh Liena.

"Tunggu dulu napa? Lagi menghayati nih," Liena tak mau kalah.

"Menghayati jidat lo! Ini mah lo doang, Li yang menghayatinya," Rean masih protes.

"Udah sih diam dulu sebentar aja. Kalian menghayati juga napa?"

"Menghayati apa, Liena?" kali ini Rian bertanya. Emang benar sih, Liena lagi menghayati apa?

"Something," jawab Liena yang malah bikin Rian dan Rean penasaran. 

Setelah beberapa lama kemudian, Liena pun melepaskannya.

"Huh...," Rian dan Rean menghela nafas lega bersama.

"Segitu terbebaninya...," Liena yang tak menyangka jika genggamannya seperti terlalu keras, malah mengejek Rian dan Rean.

"Gimana enggak, Liena... Sakit tangan kita...," Rian mencoba berbicara lembut.

"Hehehe... sorry. Kalau gitu aku pulang duluan ya. Terima kasih buat hari ini. Kayaknya hari ini tuh hari terbaik buatku," pamit Liena. Dia lalu melenggang pergi sambil melambaikan tangannya pada Rian dan Rean yang diam menatap kepergiannya.

"Sebenarnya lo mau ngapain manggil Liena ke sini?" Rean membuka pembicaraan.

"Ya apa lagi kalau bukan mau ngasih surprise buat dia. Duh, kayaknya kita emang kembar ya walaupun beda keluarga," Rian tersenyum sambil merangkul Rean. "Gue tahu, kita emang lawan kalau soal mengejar cinta Liena, tapi kita tetap saudara kembar, Re. Kita tetap harus bersikap biasa. Jangan jadiin Liena perenggang tali persaudaraan diantara kita,"

Rean tersenyum juga sambil menghela nafas. Lega. Itu yang dirasakannya. Karena apapun yang terjadi, saudara kembar tetaplah saudara kembar. Gak ada yang boleh merenggangkan tali persaudaraan mereka, kecuali tuhan. Liena sekali pun gak boleh merenggangkan tali persaudaraan mereka. Pokoknya saudara tetap saudara! Titik, koma, jebret!

"Eh, pulang yuk, udah siang. Ngantuk gue. Kemarin gak tidur gara-gara gugup," ajak Rian dan mulai berjalan sambil masih merangkul Rean.

"Ya," Rean menyetujui. Mereka pun pulang bersama dengan saling merangkul satu sama lain. Untung mereka kembar, jadi, orang-orang tak berfikir bahwa mereka penyuka sesama jenis.

---

Esok harinya, Liena sedang mengobrol bersama Liera di kamar mereka.

"Li, masa kemarin pas aku denger nama Rian, rasanya aneh gitu, dia itu sebenarnya siapa sih?"

Karena kejadian kemarin, Liera jadi terus menanyakan tentang Rian.

"Sudah kubilang, dia kembarannya Rean,"

Dan itu membuat Liena kesel. Karena dia sudah hampir kehabisan kata-kata didepan Liera. Karena kini, Liera mengetahui tentang sosok Rian, kembarannya Rean yang juga sahabatnya Liena.

"Ya aku tahu dia kembarannya Rean. Tapi aku penasaran sama orangnya," Liera terus menyuduti Liena. Memaksanya menceritakan tentang sosok Rian yang dari kemarin mengusik pikirannya.

Entah apa yang ada dalam pikiran Liera, tapi, dia selalu merasa aneh setiap terpikir nama Rian. Dia jadi pusing sendiri, dan akhirnya malah memaksa Liena untuk bercerita. Dan ternyata, dia harus bekerja keras agar Liena mau melakukannya.

Twins LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang