"Aduh," desakan teman-teman yang tak hanya dari suara tapi juga dorongan membuatku terjatuh di depan pintu kelas. Mereka lalu menutup pintu seperti aku tidak diizinkan masuk lagi ke dalam kelas itu.
Aku lalu melihat ke sebelah kananku.
Liera? Apa yang dilakukannya di sini? Memang aku tak melihatnya di kelas. Tapi, kenapa dia bisa berada tepat di sampingku sekarang?
"Li, ada apa? Kamu gak apa-apa kan?" tanya Liera dengan nada khawatir sambil membantuku berdiri.
"Ya, gak apa-apa kok, Ra. Aku tadi cuma kepeleset aja," jawabku santai setelah berdiri.
"Oh, lain kali hati-hati ya," pesan Liera. Aku mengangguk. "Kita ke kantin yuk. Laper nih cuma sarapan dikit,"
Oh, aku baru ingat, aku juga belum makan. Tadi pagi kan..... Ah, abaikan.
"Gimana ya...?" aku berpikir sejenak.
"Ayolah, kumohon.....," pinta Liera penuh harap.
Sebenarnya aku ingin Liera mendengar apa yang sebernarnya terjadi dengan kami masuk ke kelas, tapi.... sebenarnya aku juga tidak ingin Liera jadi tidak enak hati kalau mendengar apa yang terjadi padaku. Akh! Memusingkan.
"Jadi... gimana?" Liera memastikan.
Daripada nanti jadi repot.....
"Baiklah ayo," ajakku dengan yah, semangat kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Love
Ficção AdolescenteCeritanya tentang Liena, yang selalu dinomorduakan oleh semua orang atas kembarannya, Liera. Namun, Liera tidak tahu kalau hal itu terjadi. Liena punya dua sahabat. Dan dua sahabat itu tidak tahu kalau Liena punya kembaran. Jadi, Liena tidak memberi...