part 10

355 25 11
                                    

Aduh hpku rusak jadi gak bisa up  karena part ini aku bikin dulu di wps.

~~
Pree berhenti dan berbalik menghadap ke arah Rambo dan dia mencium Rambo . Membuat Rambo kembali terkejut.

~~
Rambo menjauhkan Pree darinya.

"Apa yang kau lakukan Pree?"

"Aku marah karena dia menciummu."

"Tapi dia sedang mabuk Pree. Ayo bantu aku membawanya ke kamar."

"Biarkan saja."

"Pree, kalau kau tak mau membantu biar aku yang membawanya sendiri."

"Tidak biar aku yang membawanya, aku tidak mau dia mengambil kesempatan lagi."
Dengan terpaksa Pree mengangkat tubuh Type dan membawanya ke kamar yang biasa dia tempati. Pree menjatuhkannya cukup kasar.

"Pelan-pelan Pree."

"Dia tidak akan mati karena aku menjatuhkannya cukup keras." Pree menatap sinis ke arah Type yang sudah tak sadarkan diri karena mabuk.

"Aku akan mengobati lukanya sebentar, bantu aku membawa kotak p3k dan handuk kecil."

"Baiklah tunggu sebentar."

Tak lama Pree membawa obat dan handuk. Dengan perlahan Rambo mengobati memar di wajah Type akibat pukulan Pree.

"Kenapa kau repot-repot mengobati dia?"

"Dulu aku juga melakukannya padamu, apa ada yang salah?"

"Tidak, aku hanya merasa cemburu."

"Dasar kekanakan. Sebaiknya kau istirahat Pree."

"Kau akan menemaninya disini?"

"Tentu saja tidak, aku akan kembali ke kamarku, dasar bodoh. Dan jangan sembarangan menciumku seperti tadi."

"Maaf."

"Sudahlah, ayo keluar."

~~
Esoknya Rambo masuk ke dalam kamar Type dan melihat pria tampan itu sedang duduk di atas tempat tidur sambil memegang kepalanya yang pusing.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Rambo.

"Kepalaku sakit."

"Minum ini." Rambo memberikan minuman pereda mabuk kepada Type.

"Terima kasih."

"Kenapa kau mabuk seperti ini Type?"

"Aku pergi bersama teman. Maaf, semalam aku sudah lancang menciummu. Aku tidak bermaksud berbuat lancang seperti semalam."

"Sudahlah lupakan saja, kau melakukannya karena mabuk. Dan untuk luka memar di wajahmu. Aku minta maaf . Terkadang Pree memang tidak bisa mengendalikan amarahnya."

"Tidak masalah, setidaknya kau yang mengobati lukaku. Oh ya, boleh aku bertanya padamu."

"Hmm tanyakan saja."

"Apa kau sudah kembali pada Pree? Aku tidak sengaja melihat kalian pergi berdua."

"Kemarin aku hanya makan malam saja bersama Pree. Kami masih berteman."

"Jadi, apa masih ada harapan untukku?"

"Apa kau serius menyukaiku Type?"

"Tentu saja. Akubenar-benar sudah jatuh cinta padamu sejak beberapa tahun yang lalu. Apa kau tidak percaya?"

"Apa maksudmu? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Ya, kita pernah bertemu sebelumnya. Kau pasti lupa, tapi aku tidak pernah melupakannya."

"Kapan kita bertemu?"

"Apa kau ingat saat kau baru lulus Sma kau pergi liburan ke Jepang?"
Rambo mengangguk.

"Hari itu."

Flashback on.

Rambo dan teman-temannya merayakan kelulusan mereka dengan liburan ke Jepang selama beberapa hari. Dan hari ini adalah hari terakhir Rambo liburan. Rencananya dia dan teman-temannya akan makan malam bersama. Rambo baru tiba di restoran. Teman-temannya baru akan datang tiga puluh menit lagi. Rambo memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar restoran. Dari kejauhan dia melihat beberapa pria berpakaian rapi berlari dengan tergesa-gesa. Rambo kembali berjalan dan tak sengaja mendengar suara rintihan kesakitan. Rambo mencari sumber suara dan melihat seorang pria yang sedang memegangi perutnya yang berlumuran darah akibat luka tusukan.

"Are you ok?" Tanya Rambo.

"Mo bil ku." Ucap Type terbata.

"Kau orang Thailand? Dimana mobilmu?"
Type menunjuk ke arah parkiran tak jauh dari tempatnya dan memberikan kunci mobilnya pada Rambo.

Rambo pergi ke parkiran dan mencari mobil Type. Rambo menemukan sebuah mobil berwarna silver. Setelah itu dia kembali dan memapah Type menuju mobil.

"Kau tahu rumah sakit di sekitar sini?" Tanya Art sambil mengendarai mobil Type.
Type menunjukan arah menuju rumah sakit. Dan saat tiba di rumah sakit Type yang sudah tak sadarkan diri segera di larikan ke ruang operasi.

Art masih menunggu sampai seorang pria paruh baya menghampirinya.
Setelahnya  Art pergi kembali ke restoran dimana teman-temannya sudah menunggunya.

Beberapa hari kemudian Type terbangun dan segera menanyakan keberadaan Art. Tapi Art sudah kembali pulang membuat Type kecewa.

"Tuan yang sudah menyematkan anda bernama Art." Ucap pria paruh baya yang merupakan kepala pelayan kepercayaan Type.

"Cari tahu keberadaannya."

"Baik tuan."

Flashback off.

"Apa kau tidak salah? Mungkin yang kau rasakan itu bukan cinta tapi rasa terima kasih dan hutang budi."

"Ya, awalnya aku juga berpikir seperti itu. Tapi setelah aku ke luar dari rumah sakit, aku tidak bisa melupakanmu. Bahkan terkadang kau datang ke dalam mimpiku. Dan aku akhirnya bisa bertemu denganmu Ram, dan akhirnya aku sadar jika aku benar-benar mencintaimug. Aku tidak ingin memaksamu untuk bersamaku.aku hanya ingin satu kesempatan untuk bisa dekat denganmu, hanya itu Ram. Bolehkan?"

"Baiklah,akan ku beri kau satu kesempatan Type."

"Terima kasih."

"Aku harus pergi, aku harus bersiap untuk bekerja."

"Baiklah, hati-hati."

~~
Rambo sudah masuk ke dalam pesawat, Pree yang sudah datang lebih dahulu menghampiri Rambo.

"Ram, tadi kau kemana? Aku mrncarimu di kamar tapi tidak ada. Ku pikir kau sudah datang lebih dahulu."

"Aku bertemu dengan Type terlebih dahulu."

"Kenapa? Apa yang dia lakukan padamu?"

"Kami hanya berbicara saja."

"Bisakah kau tidak bertemu dengan Type lagi, aku tidak suka melihatmu bersama dengannya."

"Apa hakmu melarangku seperti itu?  Aku apa kau pernah memikirkan perasaanku saat kau meninggalkannku dan mencoba mendekati Pop. Sekarang kau bukan siapa-ku lagi, dan kau tidak berhak mrlarangku dekat dengan siapapun. Urus saja urusanmu." Rambo meninggalkan Pree yang tetdiam, dia menyadari kesalahannya.

Tbc

PreeRam loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang