part 18

191 7 0
                                    

Rambo melihat ayahnya yang terbaring diruang Icu dengan selang oxigen di hidungnya. Ini pertama kalinya dia melihat sang ayah terbaring lemah seperti ini. Apalagi saat dokter sedang berusaha mengembalikan detak jantung sang ayah dengan alat pacu jantung. Beruntung, Pree masih setia di sampingnya dan berusaha menenangkan dirinya.

Rambo masuk ke dalam kamar ayahnya yang masih tak sadarkan diri, dia menggenggam tangan sang ayah mencoba memberikan kekuatan pada sang ayah.

"Pho, ini aku. Kau pasti kuat pho, aku yakin. Bertahanlah dan kembali sembuh, jangan pernah tinggalkan aku pho. Pho harus sembuh." Rambo tak kuasa menahan tangisnya. Pree masuk dan menghampirinya.

"Ram, jangan menangis na. Makan dulu, kau harus punya tenaga banyak untuk menjaga ayahmu. Kau tidak boleh sampai sakit, kau harus jaga kesehatanmu."

Rambo dan Pree makan bersama, dan setelah itu mereka kembali menjaga sang ayah.

"Aku takut Pree. Aku takut jika ayahku akan meninggalkan aku. Aku tidak ingin kehilangan pho."

"Tidak, pho akan kembali sembuh. Jangan berpikir macam-macam, pho akan baik-baik saja." Pree memeluk Rambo.

~~
Besoknya, tuan Ron sudah sadar. Meskipun masih dalam keadaan lemah, setidaknya Rambo bisa bernafas lega. Rambo menangis di depan sang ayah dan tuan Ron mencoba menghapus airmatanya dengan tangannya yang masih lemah.

"Akhirnya pho sadar, aku sangat takut kehilangan pho."

"Pho tidak akan kemana-mana, pho akan selalu bersamamu."

"Apa ada yang sakit?"

"Tidak, pho sudah baik-baik saja."

"Syukurlah, aku senang bisa mendengar suara pho lagi."

"Pho tidak akan meninggalkanmu sampai kau menikah. Jadi jangan khawatir."

"Pho." Rambo menggenggam erat tangan sang ayah. Dia begitu bahagia karena sang ayah sudah sadar.

~~
Malamnya, Pree datang. Dia baru saja selesai bekerja dan langsung ke rumah sakit.

"Kau pasti lelah, kenapa tidak istirahat saja Pree."

"Aku baik-baik saja Ram. Bagaimana dengan pho."

"Pho sudah mulai membaik, kau sudah makan?"

"Belum."

"Kalau begitu ayo kita makan, aku tidak mau kau juga sakit."

"Ayo pergi."

Malam semakin larut dan Pree dengan setia menemani Rambo di rumah sakit. Mereka di perbolehkan tidur di tempat tidur yang kosong. Pree mengelus rambut Rambo yang sedang tidur.

"Rak na Rambo." Pree mengecup kening Rambo dan ikut terlelap.

~~
Besoknya, Pree sudah kembali bekerja. Sementara Rambo memilih cuti untuk bisa menemani sang ayah di rumah sakit. Dengan telaten Rambo menyuapi sang ayah dengan bubur.

"Kau tidak bekerja?"

"Aku mengajuka cuti pho, aku ingin merawat pho sampai sembuh."

"Kau tidak perlu melakukan ini Ram."

"Aku ingin menemani pho sampai pho sembuh. Jadi tidak apa-apa. Ayo makan lagi pho."

~~
Satu minggu berlalu, tuan Ron sudah pulih dan di perbolehkan pulang.

"Sekarang pho istirahat, pho tidak boleh lelah."

"Nanti malam ajak Pree makan malam di rumah, ada yang ingi pho bicarakan dengannya."

"Iya pho, nanti aku akan mengatakannya pada Pree. Sekarang pho istirahat.

Setelah menyelimuti  sang ayah Rambo keluar dari kamar sang ayah dan masuk ke kamarnya. Rambo mengambil sebuah foto dari atas mejanya. Foto seorang wanita cantik yang tak lain adalah ibunya
"Mae, aku merindukanmu, pho sudah sembuh sekarang. Aku sangat bersyukur pho kembali sehat. Aku sangat takut kehilangan pho. Aku takut pho meninggalkan aku seperti mae. Tapi sekarang sudah baik-baik saja. Aku akan menjaga pho dengan baik, jangan khawatirkan kami. Aku sayang mae." Rambo memeluk foto ibunya sambil tersenyum. Tak lama Rambo tertidur dan bermimpi.
Dalam mimpi, Rambo bertemu sang ibu dan mereka berpelukan saling menyalurkan rindu masing-masing.

"Putra mae sudah besar."

"Aku merindukan mae."

"Mae juga, jaga pho mu dengan baik ya. Dan pacarmu dia sangat tampan, mae suka padanya. Kau harus hidup dengan baik dan berbahagia sayang. Mae akan selalu ada di hatimu selamanya."

~~
Malamnya, mereka makan malam bersama.

"Kalian berdua sudah tahu jika pho tidak sekuat dan se sehat dulu lagi kan. Pho ingin memberikan perusahaan php pada Pree, itupun jika kau bersedia mengurus perusaanku. Kau tidak perlumenjawab sekarang, kau bisa memikirkannya lebih dahulu."

"Baiklah pho aku akan memikirkannya terlebih dahulu."

"Baiklah, pho akan menunggu jawabanmu."

~~
Usai makan malam,Pree dan Rambo berbaring di kamar Rambo.

"Pree, apa kau akan menerima tawaran pho padamu?"

"Entahlah, akan ku pikirkan dulu. Bagaimana menurutmu? Apa aku harus menerima tawaran pho padaku?"

"Aku terserah padamu saja Pree, jika kau mau kau bisa menerimanya. Jika tidak kau bisa menolaknya. Aku tidak akan memaksamu."

"Baiklah, akan ku pikirkan baik-baik. Sebaiknya kita istirahat. Malam ini kau bisa tidur nyenyak karena pho sudah mulai sembuh." Pree memeluk Rambo dan mencium keningnya lembut.

Setelah beberapa hari Pree memutuskan untuk menerima tawaran dari tuan Ron. Dan tuan Ron meminta Pree untuk belajar tentang bisnis ke London selama satu tahun. Pree tidak keberatan dan menyetujuinya. Setelah berhenti di maskapai penerbangan, Pree menyiapkan kebutuhannya selama di London.

~~
Rambo sedang memeluk Pree di bandara, karena hari ini hari keberangkatannya.

"Jaga kesehatanmu di sana. Jika ada apa-apa hubungi aku."

"Tentu saja, kau juga jaga dirimu dan juga pho."

Setelah berpamitan, Pree berangkat menuju London.

"Jaga dirimu Pree, aku akan menunggumu sampai kau pulang nanti."

Tbc.

adeseptian555

PreeRam loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang