part 17

230 12 21
                                    

Maaf ya nama Type di sini aku dapet dari series Love by chance yang di peranin phi Earth. Jadi gak ada hubungannya sama sekali sama series Mew yang baru. Sebelum aku tahu Mew gabung TT The series aku udah masukin Type di sini. Jadi maaf ya aku bukan shipper mereka dan ini cuma kebetulan doank. Aku ini MewArt shipper bukan MG shipper.

~~

Rambo dan Pree sudah berdiri di depan para tamu dan mulai memasang cincin di jari masing-masing membuat ke duanya resmi bertunangan. Terlihat rona bahagia dari wajah ke duanya. Semua tamu bertepuk tangan ikut merasa bahagia atas pertunangan mereka. Type meskipun masih sedikit sedih, dia juga ikut bahagia untuk Rambo dan Pree. Hanya satu orang yang tidak merasa bahagia, kalian pasti sudah bisa menebaknya bukan, Taew terlihat tidak bahagia sama sekali. Dia memutuskan keluar dari gedung tempat acara berlangsung. Type juga kebetulan keluar dari gedung itu untuk menghirup udara segar.

Type berjalan dan melihat Taew yang sedang berjongkok di pinggir jalan. Type menghampiri gadis itu dan bertanya padanya.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Type. Bukannya jawaban yang di terima, gadis itu malah mulai terisak.

"Hey, kau menangis?" Taew semakin kencang menangis, membuat orang-orang yang lewat berbisik dan menyalahkan Type.

"Hey bukan aku. Sial, benar-benar sial. Hey, bisa kau berhenti menangis? Mereka salah paham padaku." Taew semakin kencang menangis dan bangun mendekati Type.

"Phi Pree, kau sangat jahat. Bagaimana kau bisa melakukan ini padaku phi. Aku mencintaimu bertahun-tahun dan kau malah bertunangan dengan orang lain. Bagaimana kau bisa sekejam ini phi, jahat sekali." Taew terus menangis sambil memukul dada Type. Dan pria tampan itu hanya bisa pasrah membiarkan si gadis patah hati melepaskan kesedihannya.

Akhirnya tak lama Taew mulai tenang dan berhenti memukul Type.

"Sudah selesai menangisnya?"

"Maaf. Aku terlalu sedih dan tidak bisa berpikir dengan jernih."

"Tidak apa-apa. Ini sudah terjadi, jadi lupakan saja. Lagipula aku mengerti perasaanmu."

"Bagaimana kau bisa mengerti rasa sakit yang aku rasakan?"

"Karena aku juga mencintai Rambo dan dia tidak bisa membalas cintaku. Jadi aku sangat mengerti perasaanmu."

"Benarkah? Jadi apa kita bisa bekerja sama untuk memisahkan mereka. Aku yakin kita bisa melakukannya."

"Tunggu, aku tidak akan melakukan itu. Aku sudah merelakan Rambo untuk Pree. Dan kau juga harus melakukannya. Bukan untuk Pree, tapi untuk dirimu sendiri. Jangan terus-terusan menyakiti dirimu sendiri. Coba lupakan dan cari cinta baru. Aku juga sedang melakukannya."

"Tapi itu sangat sulit."

"Memang sulit tapi bisa di coba. Kau itu cantik, jangan sia-siakan hidupmu untuk terus mencintai seseorang yang tidak mencintaimu. Carilah orang lain yang bisa tulus mencintaimu."

"Terima kasih."

"Sama-sama. Jangan menangis lagi dan nikmati hidupmu." Setelah itu Type dan Taew berpisah.

Di dalam pesta masih berlanjut.

"Pop ayo kita tunangan juga," ajak Oat.

"Oat, kau lupa yang aku katakan padamu?"

"Tidak. Aku akan melunasi semua hutangku dan mulai menabung untuk masa depan kita."

"Bagus kalau kau masih ingat."

"Ayo makan sesuatu, aku lapar."

Sementara Pent sedang merayu seorang pria manis di depannya.

"Jadi namamu Ken? Nama yang bagus."

"Terima kasih."

"Ken, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Rambo.

"Phi Rambo, aku hanya berbincang saja dengan temanmu."

"Jangan dekat-dekat dengannya Ken. Dia itu playboy mesum. Kau mau ku adukan pada pacarmu di Jepang sana?"

"Tidak, jangan lakukan itu. Aku pergi." Ken pergi menjauh dari kakak sepupunya.

"Ram, kau mengganggu kesenanganku."

"Bersenang-senang dengan yang lain, jangan ganggu sepupuku, dia sudah punya kekasih. Awas saja jika kau macam-macam padanya Pent, adik kecilmu yang jadi taruhannya."

"Berisik sekali. Aku harus cari yang baru."

~~
Pesta sudah berakhir. Kini Rambo dan Pree sedang duduk berdua di dalam gedung yang sudah sepi. Rambo melihat cincin di jarinya sambil tersenyum lebar.

"Aku masih tak percaya sekarang kita resmi bertunangan. Ini seperti mimpi untukku."

"Untukku juga. Setelah semua yang terjadi, akhirnya kita sudah bertunangan. Aku sangat bahagia, Rak na Ram."

"Rak na Pree."

~~
Rambo dan Pree sudah bersiap menuju bandara. Di sana sudah ada Taew yang menunggu mereka.

"Jangan marah. Aku di sini bukan untuk mengganggu kalian. Aku di sini ingin pamit pada kalian karena aku akan kembali melanjutkan kuliahku. Apa aku boleh memeluk phi Pree untuk yang terakhir kalinya?" Taew menatap Rambo penuh harap.

"Baiklah. Hanya pelukan selamat tinggal kan."

"Terim kasih." Taew memeluk erat Pree.

"Maaf dan terima kasih phi Pree. Semoga kau selalu bahagia."

"Terima kasih Taew. Aku juga mendoakan kebahagiaanmu Taew."

"Selamat tinggal phi."

"Selamat tinggal Taew." Taew pergi membawa kopernya.

"Kau tidak cemburu dia memelukku?"

"Sedikit. Lagipula itu hanya pelukan selamat tinggal saja, jadi tidak ada yang menggoda tunanganku lagi sekarang."

"Ya benar. Aku hanya milikmu seorang. Ayo berangkat." Pree menggandeng tangan Rambo, dan mereka berjalan bersama.

~~
Di dalam pesawat Rambo melamun.

"Ram, ada apa? Kenapa kau melamun. Ada yang kau pikirkan?" Tanya Pree.

"Aku hanya merasa tak tenang, aku merasa akan ada hal buruk yang terjadi."

"Jangan pikirkan itu, kau pasti baik-baik saja. Tak akan ada yang terjadi, jangan melamun lagi, sebentar lagi kita sampai." Rambo hanya mengangguk. Dia berharap ini hanya perasaannya saja dan tak akan ada yang terjadi.

~~
Di kantor, tuan Ron tiba-tiba saja pingsan. Membuat sekretarisnya tuan Park terkejut. Setelah menghubungi ambulance, tuan Park mencoba menghubungi Rambo beberapa kali. Tapi karena Rambo sedang di pesawat, dia menonaktifkan ponselnya.

Saat tiba di bandara, Rambo mengaktifkan kembali ponselnya dan melihat panggilan tak terjawab dari tuan Park. Rambo mencoba menghubungi kembali tuan Park. Dan betapa terkejutnya dia saat tuan Park memberitahu jika sang ayah sedang di ruang Icu karena terkena serangan jantung. Rambo memberitahu Pree, dan ke duanya langsung pergi ke rumah sakit. Setibanya di sana Rambo melihat sang ayah yang masih tak sadarkan diri. Pree mencoba menenangkannya.

Tak lama terdengar suara pendeteksi jantung yang berbunyi nyaring, membuat mereka terkejut.

"Detak jantung tuan Ron berhenti. Tolong tunggu di luar."

Rambo melihat sang ayah di jendela ruang Icu dengan dokter yang mencoba menyelamatkannya.

"Pho, jangan tinggalkan aku."

Tbc.

PreeRam loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang