PART 6

3.1K 137 1
                                    

Author POV
Hari ini hari Minggu, seperti biasanya semua sekolah libur. Tapi pagi pagi Rey dan Sam sdh main ke rumah Kevin. Padahal Olin saja masih molor.

"Olin bangun zheyeng!!!", kata Laras lembut. Ya masak mau teriak teriak, malu dong sama Sam sama Rey.

"Udah banguuuuun!!", teriak Olin sambil meringkuk kedalam selimutnya.

"Bohong", kata Laras lembut. Kemudian......

Dubrakkk.....
Laras membuka pintu kamar Olin dengan kasar. Terlihat Olin masih tertidur pulas dikasur.

"Oliiiiiiin bangoooooon!!!", teriak Laras dengan keras. Olin langsung terduduk dikasur.

"Eh mamah,, dah disini aja,, kan minggu mah,, bangunnya gausah pagi pagi napa?", Laras mengambil sabet kasur.

Olin seketika bangun dan lari ke kamar mandi.

"Punya anak kok bandel banget", Laras keluar dengan tampang wibawanya.

"Nak Sam sama nak Rey nanti biar diambilin minum Olin ya", Rey dan Sam mengangguk.

Tak lama Olin turun dengan celana slutut dan kaosnya. Sampai dibawah mamahnya menyuruh menawari minum kepada tamu Kevin.

"Tawarin minum sonoh ke tamunya Kev", kata Laras sambil merapikan meja.

"Tamunya siapa mah?", tanya Olin sambil celingam celinguk keatas.

"Gausah bayak bac_,, ehmm gausah banya omong deh", Laras sadar kalau ia sedang berbicara dengan putrinya. Maka ia tidak menggunakan kata kata kasar.

"Iya maaah", Olin kembali naik keatas.

"Samlekom wahai penghuni kamar", teriak Olin. Ternyata disitu terdapat Sam dan Rey. Sam sedang bermain ps dengan Kevin sedangkan Rey bermain hp.

"Walaikumsalam kuntilanak toa ku", kata Kevin spontan.

"Lo bilang sekali lagi gua bakar ps lo", ancam Olin.

"Ampun deh tuan putri", Kevin masih sibuk dengan ps nya.

"Pada mau minum apa?,, air selokan apa air kobokan?,, oh mungkin air cuci piring?", canda Olin.

"Wah lo kira gue ikan cetul apa?", kata Sam.

"Cetul apaan?", Rey tidak mengerti.

"Ikan yang biasanya ada dikali itu", jelas Sam.

"Ekhem,, jadi mau yang mana?", tawar Olin sekali lagi.

"Air sirop aja Lin", kata Kevin. Olin berlari kebawah.

Tak lama ia kembali dengan 4 gelas air sirop.

"Lha kok 4?,, gue 2 yaa", tangan Kevin yang hendak mengambil satu gelas lagi ditabok oleh Olin.

"Enak aja,, hayati bikin susah susah minta 2", Olin sok memelas.

"Lah?,, buat siapa dong?", tanya Kevin bloon.

"Ya buat gue lah pe ak", kata Olin lalu ngacir membawa satu gelas sirup.

"Abang sendiri di pe ak pe ak in", kata Kevin sambil geleng geleng.

"Kan emang pe ak", teriak Olin dari kamarnya. Rey dan Sam tertawa puas.

"Iye iye temen kek gini diketawain", kesal Kevin.

"Iya deh mbak Dewi", kata Rey malas. Kevin senyam senyum sendiri.

"Dipuji jadi gila", kata Sam. Kevin memandang sinis ke arah Sam.

"Udah lanjutin sonoh ps nya", kata Rey kesal melihat kedua temannya yg gk pernah akur.

"Ih abang perhatian amat ya sama eneng", kata Sam matanya berkedip kedip manja. Rey menoyor kepala Kevin.

"Kevin mamah papah mau pergi ke luar kota dulu ya seminggu,, kamu jagain adek kamu baik baik,, dan nak Rey sama nak Sam nginep aja disini nggak papa", Rey dan Sam mengangguk mengerti.

"Uang sangunya udh ditransfer di atm", kata Laras kemudian ngacir pergi.

"Kita nginep seminggu ya", pinta Sam. Kevin mengangguk lemah.

Sam dan Kevin sedang asik main ps. Lalu tiba tiba ada suara tak mengenakkan dari perut Kevin.

"Rey,, ambilin camilan dikulkas dong", pinta Kevin sambil mengedip kedipkan matanya.

"Gausah gitu,, jijik gue", Kevin cuman cengengesan.

Rey  berjalan turun ke bawah, nampak dibawah Olin sedang menonton film horor sambil menutup mukanya dengan bantal.

Rey menghampiri Olin, sekarang ia sudah berada disamping Olin.

"Kalo takut nggak usa non_", belum sempat melanjutkan omongannya.

"Huaaaa", teriak Olin sambil memeluk Rey yang berada disampingnya. Rey terdiam atas perlakuan Olin. Sudah berkali kali Olin memeluknya.

"Waduh gue peluk apaan ya", Olin menengok ke atas. Terlihat wajah Rey yang memandang ke Olin. Olin cengengesan melihat wajah geram Rey.

"Maaf reflek", kata Olin melepas pelukannya lalu merapikan bajunya. Nampak sekali kalo Olin sedang gugup. Bahkan dia sampai salting dilihatin terus sama Rey.

"Ngapain sih lo masih disini?", tanya Olin sedikit gugup.

"Meluk gue nggak gratis", kata Rey sambil mendekatkan mukanya ke muka Olin. Jarak muka mereka hanya sekitar 10 cm. Olin mundur mundur tapi sayang udah kepentok sofa.

"Te_terus?", tanya Olin gugup. Rey tersenyum manis menampakkan deretan gigi putih dan rapinya.

"Ada imbal_", omongan Rey belum selesai namun.

Cup
Olin mengecup pipi Rey singkat, kini wajah Olin merona.

"Udah gue kasih imbalan", katanya sambil menunduk. Rey masih terdiam dengan posisi yang sama.

"Gue nggak minta imbalan itu,, gue mau nyuruh lo buat ngambil snack terus lo bawa ke atas", kata Rey. Pandangannya masih melihat wajah merona milik Olin.

"S_sorry,, gue kira", tawa Rey meledak didepan Olin lagi.

Lagi lagi Olin salpok, walau dia sdh melihat berkali kali namun ia tetap tersepona. Rey tertawa sambil terduduk dilantai dan memegangi perutnya.

"Lo modus ya?", goda Rey. Pipi Olin kembali merona.

"Ih nggak yaa", Olin memukul pukul lengan Rey menggunakan bantal yang dipegangnya. Namun sama sekali tidak terasa oleh lengan kekar milik Rey.

"Ngaku aja kalik", Rey berlalu menuju dapur dan mengambil snack.

•••

Reyhan POV
Wagelaseh gue nggak minta dia kasih secara cuma cuma. Gue ketawa aja buat netralin rasa gugup gue. Daripada terus terusan disitu gue pergi ke dapur buat ngambil snack.

Gue jalan ke atas, dikamar Kevin dan Sam masih asik main ps.

"Lama am_", Sam ketawa sampek guling guling ngelihat muka gue.

"Muka lo merah amat,, abis dicium bidadari ya?", tebak Kevin tepat sasaran.

Walau nggak mirip mirip amat sih sama bidadari. Gue jalan ke cermin dideket Sam. Dan bener aja muka gue udah merah kayak kepiting rebus.

"Salah siapa punya kulit putih", ejek Sam. Gue mandang sinis ke dia. Tawanya seketika terdiam dan langsung pura pura main ps lagi.

•••

Enak banget tuh si Rey. Nggak minta tapi dikaseh. Ada part lanjutannya loh.

Cool Ketos (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang