PART 15

2.6K 104 0
                                    

Author POV
Saat ini adalah saat makan malam keluarga Olin. Mereka berkumpul bersama dimeja makan. Setelah makan mereka berbincang bincang.

"Olin?,, kamu kok bisa kenal sama Arkan?", tanya Andi saat selesai makan.

"Iya pah,, Arkan temen sekelasnya Olin", kata Olin. Laras nampak terkejut.

"Tadi kamu kemana sama dia?", kini Laras yang bertanya.

"Dari taman,, eh ternyata dia temen sdnya Olin", kata Olin antusias. Kevin, Laras dan Andi menatap Olin sendu mereka juga cemas.

"Yaudah Olin kekamar dulu,, ngantuk", Olin berjalan meninggalkan ruang makan.

"Gimana ini?,, mamah takut kejadian dulu terulang lagi", mamah menangis mengingat kejadian itu.

"Semoga aja Arkan sudah bisa menerima", ucap Andi sambil memegang tangan istrinya.

"Kevin mamah minta kamu terus awasin adek kamu ya", pinta mamah. Kevin mengangguk mantap.

"Pasti mah", ucap Kevin tegas.

•••

Olin POV
Gue masuk kedalem kelas, disana udah ada Nita.

"Tumben dateng pagi?", Nita cengengesan.

"Nanti jadi kan?", tanya Nita atusias.

"Jadi dong", jawab Olin sambil tersenyum.

Arkan masuk kelas dengan senyum yang merekah.

"Ngapain lo senyam senyum?", Roby tanya ke Arkan.

"Nggak papa", Arkan njawab masih dengan senyumnya.

"Lin!", teriak Rey. Gue nengok dan menaikkan dagu, bertanya 'mengapa ia kesini'.

"Gue mau ajak lo keluar bentar", katanya. Gue belum jawab tapi dia udah narik gue keluar kelas.

"Apaan sih?", tanya gue mencoba melepas tangannya yg ada dipergelangan tangan gue.

"Lo jangan deket deket sama Arkan", tiba tiba dia ngelarang gue.

"Ehh lo siapa ngatur ngatur gue,, suka suka gue dong", jawab gue ketus.

"Dia orang nggak baik", katanya dengan muka wajah cemas.

"Mana buktinya,, lebih baik lo urusin pacar lo yang kegatelan itu daripada ngurusin hidup gue", kata gue penuh penekanan.

Dia nampak tercengang.

•••

*Rey sama Jessi pacaran*
"Lo harus jadi pacar gue Rey", Jessi bergelayut manja dilengan Rey.

"Gue nggak mau pacaran sama bitch kayak lo", jawab Rey ketus.

"Lo pacaran sama gue atau gue sebarin tentang kakak lo", Rey nampak tercengang.

"Iya gue mau", kata Rey pasrah. Jessi mencium pipi Rey lama. Sedangkan Rey tidak memberontak.

Olin melihat itu secara langsung dengan kedua mata kepalanya.

•••

"Gue tau,, gue liat sendiri", gue mencoba nahan air mata gue yang hendak keluar.

"Tapi lo salah paham", katanya sambil memegang lengan gue.

"Oh sorry,, gue bukan siapa siapa lo,, jadi lo mau pacaran sama dia terserah,, yang penting lo jangan urusin hidup gue lagi", gue lari menuju kelas dengan air mata yang bercucuran.

"Lo kenapa Lin?", Nita panik ngelihat keadaan gue.

"Tau tuh si Rey urusin hidup gue,, mendingan dia urusin ceweknya aja,, masak gue gaboleh deket deket Arkan?,, ya suka suka gue lah", kata gue judes. Tapi Nita malah cengoh.

"Yaudah terserah lo deh", kata Nita pasrah.

Tak lama guru datang dan pelajaran dimulai namun Loli tidak masuk.

Gue maju kedepan kelas dan berbisik.

"Bu saya mau ijin ke kamar mandi,, ganti pembalut,, tapi ada ditas,, saya bawa aja ya bu tasnya", Bu Asri tampak percaya.

"Iya boleh", jawabnya. Gue ngambil tas dan langsung ngacir pergi.

Nita ikut ikutan rencana gue.

"Eh bu pembalutnya ada ditas saya,, saya susulin Olin ya bu", guru itu mengangguk lagi. Nita lari ke arah gue dan kita otw bolos.

"Kemana nih?", tanya Nita antusias.

"Kerumah Loli dulu yo,, ajak dia", Nita mengangguk lagi.

Gue sama Nita bingung mau lewat mana, maka kami memutuskan buat lewat tembok belakang. Disana ada pohon yang pendek. Gue naik kepohon terus loncat ke tembok. Nita ikutin hal yg gue lakuin.

"Ayo loncat ke bawah,, satu...dua...”, belum gue selesai ngitung.

"Woy mau kemana lo berdua?", mampus kepergok Rey.

"Maaf mas ketos,, kita mau bolos nih,, yu dada babay", gue dan Nita loncat kebawah dan langsung melarikan diri.

S
K
P

Gue Loli dan Nita sekarang lagi di mall, liat liat baju. Nita udah ngeborong banyak bat baju, sementara Loli ngeborong lolipop. Gue masih liat liat kaset drakor.

Setelah nemuin pilihan gue mau bayar ke kasir, namun....

"Lin!", teriak seorang cowok dari belakang. Spontan gue nengok ke sumber suara. Ternyata Arkan yang melambaikan tangan ke arah gue.

"Ngapain lo kesini?", gue heran perasan dia tadi masih dikelas.

"Bolos", katanya enteng.

"Alesan lo??", gue kepo.

"Gue bilang kalo ditas gue ada kecoaknya,, dan gue ijin keluar buat buang", katanya santuy bat.

"Nggak kepergok si ketos?", dia menggeleng.

"Boleh ikut bolos bareng?", gue ngangguk seneng. Lumayan makin banyak temen.

•••

Cool Ketos (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang