PART 12

2.5K 119 0
                                    

Author POV
Rey masih tidur disofa ruang tamu, dan Olin juga tidur disofa sebelahnya.

"Woooy bangooon!!!", teriak Sam membangunkan Olin dari alam mimpi.

"Santuy mas", kata Olin setelah bangun. Dia jalan kearah kamarnya.

Sedangkan Rey masih berbaring, enggan untuk membuka matanya. Saat ini tubuhnya sangat lemas karna kecapekan.

"Lo kenapa sob?", Kevin tiba tiba muncul dari belakang Sam.

"Demam", kata Rey dingin. Sam dan Kevin hanya ber oh ria.

"Baaaaang Kenapaaa kamaaar gueeeee berantakaaaaaaan!!!!", teriak Olin dari atas. Sam dan Kevin cekikikan.

"Emang lo apain kamar Olin?", tanya Rey dengan mata terpejam.

"Nih si Sam pengen liat drakor,, gue ambilin kaset dari kamar Olin", kata Kevin sambil menoyor kepala Sam.

"Sakit bego", protes Sam yang kini menjitak kepala Kevin.

"Sakit juga bego", Kevin membalas dengan memukul lengan Sam.

"Tau nggak sih,,Kalian kayak orang pacaran", kata Rey lalu duduk.

Olin datang dengan membawa sabet kasur.

"Siapa yang acak acak kamar gue!!?", bentak Olin. Rey menutup kupingnya.

"Liat kasihan temen gue demam,, lo jangan berisik", Sam mengalihkan topik.

"Ngaku!!", teriak Olin. Tangan Rey masih setia nangkring dikuping.

Sam dan Kevin ngacir ke kamar atas.

"Hish udah berantakin,, gamau tanggung jawab", kata Olin sambil menghentak hentakkan kakinya. Rey yang melihat jadi gemas.

"Apa lo liat liat!?", judes Olin. Rey menggeleng.

Rey meninggalkan Olin yang marah marah nggak jelas. Dia jalan ke atas dan ngerapiin kamar Olin. Olin kaget saat masuk kedalem kamarnya.

"Loh??,, siapa yg rapiin", kamarnya udah rapi banget. Rey udah keluar dari kamar Olin sedari tadi.

"Nah bang gitu dong,, tanggung jawab", kata Olin didepan pintu kamar Kevin.

"Siapa yg tanggung jawab?", Kevin keheranan pasalnya dia dan Sam dari tadi disini.

"Lo yang rapiin?", tuding Sam ke Rey. Rey hanya berdehem.

"Makasih Rey", kata Olin manis.

"Ehh,, ditolingin Rey nggak gratis", Sam menirukan gaya ngomong Rey. Rey menatap tajam Sam.

"Mo dibayar apa lagi?", tanya Olin sedikit malu malu. Rey terbelalak.

"Kira kira apa?", Rey bertanya balik.

"Tauk ah bodo", Olin berlari kekamarnya sambil tersenyum.

"Adek gue malu tuh", kata Kevin cengengesan.

•••

Hari ini Laras dan Andi sudah pulang karena pekerjaannya sdh selesai. Andi dan Laras sengaja tidak memberi tau Kevin dan Olin agar menjadi surprise.

Tok...tok..tok...
Malam malam pintu rumah diketuk. Kevin berjalan kebawah utk membukanya. Betapa terkejutnya dia melihat kedua orang tuanya sudah pulang padahal bilangnya seminggu.

"Surprise!!", teriak Laras. Kevin dipeluknya dengan sayang. Kevin menyuruh utk segera masuk karena udara sangat dingin.

"Kevin bikinin teh panas dulu", Kevin melangkahkan kakinya menuju dapur. Sam dan Rey turun kebawah utk bersalaman dg Laras dan Andi. Sementara Olin masih didalam kamarnya dan enggan keluar.

"Bikinin teh anget ya bik", pinta Kevin.

"Siap den", Bi Inem segera membuat teh dan menghantarkan ke ruang tamu.

Kevin berjalan ke kamar Olin dan mengetuk pintunya.

Tok..
Baru sekali ketuk Olin sudah membukanya.

"Turun kebawah gih,, mamah papah pulang", suruh Kevin. Namun Olin menggeleng. Dan menutup pintu kamarnya. Dia masih kecewa dengan kenyataan.

"Olin?", Rey menyebut nama Olin lembut. Kevin terlonjak karena Rey tiba tiba datang.

Olin menangisntersedu sedu didepan pintu. Tubuhnya terduduk dilantai berwarna putih tersebut.

"Kenapa kenyataan menyakitkan,, kalo gue inget papah gue semakin inget siapa bang Kev,, kenapa cobaan hidup gue begitu berat,, hiks hiks", gumam Olin sambil menangis.

Tak dihiraukan panggilan Rey, dia memilih utk diam.

"Lo gak mau bikin ortu lo khawatir kan?,, lo harus keluar", ucap Rey pelan.

"Gue tau ini berat banget buat lo,, tapi lo harus tegar,, masalah nggak bisa diselesaiin dengan cara diem dieman", sambung Rey.

Perlahan pintu kamar terbuka, menampakkan sosok Olin dengan air mata yg membanjiri pipinya.

"Jangan nangis dong", Kevin mengusap air mata dipipi Olin dengan sayang.

Olin mengangguk, dia kekamar mandi utk membasuh muka. Setelah mendingan ia turun kebawah.

"Oliiin", teriak Laras sambil berlari memeluk anaknya.

"Mata kamu kenapa nak?", tanya Laras dengan lembut.

"Biasa mah nonton drakor", ucap Kevin yg muncul dibelakang Olin.

"Jangan kebiasaan deh,, ntar kalo sakit gimana?", kata Laras cemas.

"Nggak kok mah", jawab Olin sambil senyum. Namun nada bicaranya terdengar dingin.

Mereka berbincang bincang cukup lama diruang tamu. Sesekali ada candaan yang Sam lontarkan.

"Mah pah Olin kekamar dulu,, ngantuk", Olin berjalan meninggalkan para makhluk yg ada diruang tamu.

"Adek kamu kenapa sih?", Laras menyadari perubahan sikap Olin.

"Masih baper gegara drakor kalik", jawab Kevin seadanya.

Rey menatap cemas Olin yg sekarang sdh masuk kedlm kamarnya.

•••

Author lagi mobal nih,, mon maap kalo semakin gaje.

Lanjut partnya kuy

Cool Ketos (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang