PART 10

2.6K 121 0
                                    

Author POV
Sam,Rey dan Kevin tertidur pulas. Sam sudah nggelundung dibawah kasur sementara Kevin menguasai seluruh kasurnya. Rey selalu tidur di sofa karna jika tidur dikasur ujung ujungnya kena tendang Kevin.

"Abang abang ganteng bangun dong!!!!", teriak Olin. Hari ini libur karena ada acara disekolah dan semua ruang kelas dipakai.

Rey hanya menguap mengerjapkan matanya kemudian bangun.

"Aaaaaaaaaaaa", teriak Olin melihat roti sobek milik Rey. Olin tadi tidak tau karena tertutup selimut dan sekarang terlihat sangat jelas.

Rey segera membelakangi Olin yang saat ini menutup matanya. Sam dan Kevin terbangun mendengar teriakan Olin.

"Kenapa kenapa?", tanya Kevin sambil berlari menghampiri Olin.

"Ng_nggak papa", kata Olin gugup.

"Ouuh ghuee tauaahuu kuenaphaa", kata Sam sambil menguap.

"Kenapa?", tanya Kevin bingung.

"Dia ngelihat roti sobeknya si Rey", kata Sam sambil melirik Rey yang saat ini tengah memakai kaosnya.

"Roti sobek apaan?", tanya Olin polos.

"Abs adekku sayaang", kata Kevin sambil menoel dagu Olin. Olin menunduk malu.

"Lagian lo langsung masuk aja", kata Rey sinis.

"Ya mana gue tau", kata Olin sarkas.

"Makanan udah siap dibawah", kata Olin sambil senyum hangat.

"Siapa yang bikin?", Kevin bingung.

"Bi Inem", kata Olin sambil melangkah kebawah.

"Bi Imen dah balik?", Kevin menyusul Olin kebawah.

"Udah", jawab Olin singkat padat dan jelas.Tak lama nongol Sam dan Rey.

"Wah temen temennya den Kev ganteng ganteng ya", kata Bi Inem.

"Makasih bi", ucap Rey sopan dan lembut. Semua yg ada disitu terheran heran kecuali Bi Inem.

"Sama sama den", kata Bi Inem disertai senyum hangat.

Mereka makan bersama dipenuhi canda tawa karna Sam yg kepedesan. Namun Rey nampak murung dan dingin lagi.

"Lo lagi banyak masalah ya?", tanya Kevin sambil melihat sahabatnya.

"Hmm", jawab Rey singkat. Hanya dengan deheman yg dibenci Olin.

"Masalah apa?", tak ada angin tak ada hujan Olin tiba tiba ikutan.

"Anak kecil jangan kepo", kata Rey sambil bermain hp nya.

Dukk...
Niatan ingin menendang kaki Rey tapi malah salah sasaran. Rey meringis kesakitan.

"Waduh,, sorry salah tendang", kata Olin dengan santainya.

"Enak banget sora sorry", kata Rey masih kesakitan. Tak sadar Sam dan Kevin sudah ngacir ke atas. Mereka menyaksikan perdebatan dari lantai atas.

"Yaudah gue minta maaf pakek apa dong?", tanya Olin sambil menunduk. Ia ingat kejadian memalukan beberapa hari yang lalu.

Rey menepuk pipinya sambil tersenyum. Rey mendekat ke arah Olin yang sedang menunduk malu. Olin cengoh mengetahui permintaan Rey.

"Ogah", tolak Olin sambil mendorong dada bidang Rey.

"Dulu aja nyosor,, masak sekarang ogah", goda Rey. Pipi Olin semakin memerah.

"Pipi atau _", belum selesai ngomong.

Cup

Kecupan singkat mendarat dipipi Rey untuk yang kedua kalinya. Rey padahal cuma bercanda untuk kali ini.

"Lo emang napsu ya,, gue cuma bercanda lo,, gue mau bilang pipi atau lo harus masakin nasi goreng buat gue,, tapi lo sosor lagi", kata Rey dengan senyum yang merekah.

"Woooooow Iriiiiiiiiiiiiiiiii", teriak dua makhluk di lantai atas. Rey dan Olin mendongak bersamaan. Rey langsung menjauh dari Olin. Dan Olin merapikan rambutnya. Jadi pada salting.

"Gausah salting keles", ejek Sam dari atas.

"Paan sih lo", ketus Rey melihat Sam yg mengejeknya.

Sam dan Kevin lari masuk kedalam kamar. Rey hanya memandang jenuh. Sementara Olin berusaha menahan senyumnya dengan menggigit bibir bawahnya.

Rey berjalan naik meninggalkan Olin. Setelah Rey menghilang Olin baru tersenyum. Ia berlari menuju kamarnya. Didepan kamar Kevin nampak Rey yang duduk sambil main hp.

"Ngapain nggak masuk?", tanya Olin polos.

"Dikunci", jawab Rey singkat. Sekarang terasa aneh bagi Rey untuk berbicara langsung dengan Olin.

"Owh", Olin melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar. Tak lama dia keluar lagi membawa sebuah novel. Dia berjalan menuju perpustakaan keluarga.

Diperpustakaan itu banyak novel dan album album foto. Dia duduk dikursi kayu tua dan mengambil satu album. Biasanya dia mengambil novel namun ntah kenapa tangannya seperti digerakkan untuk mengambil album.

"Album ini lama banget", kata Olin pelan. Olin membuka lembar demi lembar. Ia berhenti dilembar yang menurutnya janggal. Sebuah foto pernikahan Laras dengan laki laki, namun bukan ayahnya Andi.

Dia membalik lembar namun ada secarik kertas dibelakangnya. Ia membaca isi kertas itu.

Laras dan Fandi semoga menjadi pasangan bahagia.

Rupanya itu adalah surat ucapan untuk Laras. Tapi Fandi?, itu bukan nama ayahnya. Dia kembalikan album itu ketempat semula. Ia mengambil sebuah buku diary. Itu milik Laras ibunya. Dibukanya diary itu perlahan lahan.

My Diary
Hari ini hari bahagiaku, aku menikah dengan orang yang kusayang yaitu. Rendyta Fandi Budiono.

Olin membalik halaman belakangnya.

Betapa senangnya aku bisa memiliki anak dari mas Fandi. Kuberi nama Rendyta Kevin Alvano anak laki laki tampan.

Rasa penasaran Olin sudah terlalu. Ia membalik halamannya lagi.

Tak lama aku melahirkan Kevin, mas Fandi mengalami kecelakaan parah dan membuat dia pergi. Pergi lebih dulu, meninggalkan aku dan Kevin.

Mata Olin semakin membelalak ia segera membuka halaman berikutnya.

Aku bertemu dengan seseorang yg membuatku jatuh cinta lagi, aku menikah dengannya. Mas Andi. Aku memiliki anak darinya. Anak perempuan yang cantik kuberi nama Syafarolin Askyna Putri.

Deg
Itu namanya. Nama Olin. Hati Olin mencelos mengetahui kenyataan ini. Dia adik tiri dari Kevin. Air mata Olin menetes dengan derasnya mendengar kenyataan pahit ini. Tiba tiba kepalanya pusing dan, gelap semua.

•••

Cool Ketos (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang