PART 3

3.6K 147 0
                                    

Author POV
Olin jadi pendiam selepas kejadian dimobil tadi. Kevin merasa bersyukur. Olin jalan masuk kedalem kamarnya yg berada dilantai atas. Nampak dibawah Rey sedang bersalaman dengan Laras mamahnya. Lalu Kevin ingin berjalan naik disertai Rey dibelakangnya.

Olin langsung lari masuk kedalem kamarnya tapi sialnya pintu kamarnya belum ia buka.

Dubraak...
Rey dan Kevin yang melihat kejadian itu menahan tawanya.

"Eh bang Kev,,Bang Rey,, sejak kapan sih disini ada pintu",kata Olin sambil meraba raba pintu yang masih tertutup sekali kali memukulnya.

"Whuahahahahahahahahahahahah",tawa Kevin dan Rey pecah bersamaan. Namun bukanya merasa malu, Olin malah tersepona dengan ketampanan Rey saat tertawa.

Asli mo nge fly gue mo nge fly,,gumam Olin sambil menggigit bibir bawahnya.

"Lha kalo nggak dikasih pintu ntar lo marah tiap hari waktu lo ganti keliatan dari luar",kata Kevin masih dengan tawanya. Seketika wajah Olin memerah karena Rey menatap lembut kearahnya.

"Iya ya,,bloon gue,,yaudah gue ganti dulu bay",Olin hendak berbalik dan langsung masuk kemar. Namun ia mengurungkan niatnya. Ia berbalik membuka pintu kamar dan masuk dengan cepat.

"Ya allah jantung gue",kata Olin dibalik pintu sambil memegangi dadanya.

"Jantung lo kenapa Lin?",tanya Kevin dari luar. Kini Olin merasa kesal karena abangnya ini kayak cenayang.

"Diem apa gue tam__",belum selesai nyelesaiin omongan tapi dah ada yg njeda.

"Gue aja yang lo tampol,,jangan Kevin",suara Rey terdengar dikuping Olin. Olin berlari keliling kasurnya dengan senyum yang merekah dan melompat keatasnya.

"Gue nggak suka sama bang Rey tapi kok jantung gue dak dik duk der ya",gumam Olin lalu terlelap masih dengan baju seragamnya.

Olin keluar kamar dengan semangat,kebetulan pintu kamar Kevin nggak ditutup. Dari luar kelihatan Rey yang sedang sibuk ngukur ngukur pakek penggaris.

"Ngapain lo liat liat kamar gue?",tiba tiba Kevin berada dibelakang Olin.

"Gue mau makan,,lo makan sekalian nggak?", tanya Olin rada gugup.

"Iya ntar,,gue ajak Rey juga", kata Kevin sambil berlalu.

"Gue nggak boleh suka sama  Bang Rey,,kesetiaan gue harusnya sama dia seorang",gumam Olin sambil tersenyum. Dia berjalan dengan cepat menuju ruang makan,disana sudah ada mamah dan papahnya.

"Samlekom",teriak seseorang dari luar.

"Olin bukain gih", suruh Laras. Olin pura pura tidak dengar.

"Mamag doain tul__", Olin langsung berlari kepintu depan. Dia membukanya pelan pelan dan muncul wajah seorang pria tampan.

"Ehmm cari siapa ya mas?,,kak?,,bang?",orang itu tampak tertawa dengan tingkah Olin.

"Cari Kevin,,gua mau belajar kelompok,,ada nggak orangnya?", Olin ngangguk.

"Masuk aja mas Samuel", kata Olin sambil membaca tag nama diseragam Samuel. Samuel hanya tersenyum lalu membuntuti Olin.

"Bang Keeeeev!!",teriak Olin waktu sampai didepan kamar Kevin.

"Hmm",Kevin hanya beredehem. Olin yang kesal segera menyuruh Samuel untuk masuk saja.

Olin berjalan ke ruang makan kembali meninggalkan Samuel,Rey, dan Kevin.

•••

*Dikamar Kevin*
Samuel memandang punggung Olin yang semakin menjauh.

"Woy Vin itu tadi adek lo?",lagi lagi Kevin hanya beredehem.

"Cantik amat",kata Samuel. Kevin berdehem lagi. Samuel menjitak pelan kepala Kevin.

"Punya kosakata lain nggak sih?,,selain hmmmm", Samuel yang kesal membanting tasnya dikasur Kevin.

"Heeeeh,,kasur gue rusak ntar!!",teriak Kevin alay.

"Rusak pala lo,, lo tindihin lebih rusak",kata Rey sambil senyum.

"Iya,, emangnya gue bawa besi,,bikin kasur lo rusak?", Kevin hanya cengengesan.

"Ini juga,, lo Rey?,,mood lo lagi baik ya?,,kok banyak senyum?",kata Samuel curiga. Kevin ikut ikutan menatap curiga Rey.

"Biasa",jawab Rey datar dengan ekspresi yang masih tersenyum.

"Lo santet ya?",tanya Samuel ke Kevin.

"Ada lo yang gue santet biar nggak terbayang bayang sama adek gue",kata Kevin sinis.

Kerja kelompok berlanjut sampai berakhir pada pukul 10 malam. Rey dan Samuel pulang bareng karna kebetulan motor Rey tadi pagi mogok.

•••

Episodenya pendek ya?
Nggapapa ya,,kan kalo disatuin jadi panjang juga. 😂.

Cool Ketos (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang