2

49 3 0
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA BULAN DAN BINTANG

Bukan kebetulan atau inisiatif gue nolongin lo, tapi hati gue seakan tertuju kedunia lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan kebetulan atau inisiatif gue nolongin lo,
tapi hati gue seakan tertuju kedunia lo

Bintang arkana w.

***

Dengan dress warna putih selutut itu, rambut terurai bergelombang dengan sedikit warna coklat diujungnya, penampilan yang feminim tetapi membuat orang lain tidak enggan menolehkan wajah menghadapnya.

Bulan berdiri, menggengam tas yang terselempang dibahunya. Ia menatap gedung putih menjulang itu, merasa tidak mau jika harus memasukinya. Tetapi keinginannya harus terhapus hanya untuk keinginan tama.

Ia melangkah maju dihotel yang benar tertulis dikertas kecil yang diberikan tama beberapa waktu lalu. Ia teringat, lalu membuka tas selempangnya dan mengeluarkan kertas kecil itu untuk mengetahui nomor kamar berapa yang harus ia kunjungi.Bulan berjalan menelusuri belokan dalam hotel yang ada, sambil sesekali menghitung kamar-kamar yang sudah ia lewati.

Matanya tertuju pada sebuah kamar bernomor 237 itu, sama persis tertulis dikertas yang sedari tadi ia genggam. Ia menatap pintu bercat putih dihadapannya, mengambil nafas sejenak sambil memejamkan matanya sesaat, hingga akhirnya ia meraba kenop pintu itu, lalu membukanya.

Seketika bulan merasa takut, ia langsung disuguhi dengan tiga lelaki yang lebih tua darinya, satu diantaranya duduk disofa kamar itu, mungkin ia yang bernama pak alex, nama yang sering dilontarkan tama. Dan, dua lainnya berdiri disamping kanan dan kirinya, tapi tunggu sebentar, dua lelaki itu adalah orang  sama yang menariknya sewaktu dibar lalu.

Bulan maju beberapa langkah, dan akhirnya berhenti tepat didepan Pak alex yang duduk disofa.

"Kamu yang namanya bulan?" ucap Pak alex sambil tersenyum sinis seolah senang melihat bulan kembali padanya.

Bulan menatapnya sekilas, lalu menganggukkan kepalanya.

"Pertama saya ketemu kamu, kamu langsung pergi, hingga saya tidak bisa melihat kamu" ucap pak alex lalu berdiri menghampiri dimana bulan berada.

"Tapi untunglah sekarang kamu sudah dihadapan saya, tidak saya sangka kamu sebegitu cantiknya malam ini" ucapnya lagi sambil menyentuh lembut dagu bulan agar mau menatapnya.

Bulan mengalihkan wajahnya, merasa risih jika harus disentuh oleh Pak alex. Prinsipnya, ia mau menemuinya, tetapi ia tidak mau jika harus memenuhi keinginannya itu pada dirinya.

Sejauh ini, bulan hanya kabur setelah menemui dua lelaki bayaran Pak alex, hingga tidak sempat untuknya melihat seberapa jauh tentang Pak alex, lelaki yang berumur tidak jauh beda dengan tama, dan sering menghubungi tama dan memaksanya agar bulan mau menemuinya. Entah apa yang dirahasiakan keduanya dari bulan, hingga berbicara ditelepon saja harus menjauh dari bulan.

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang