Halu - Feby putri
SELAMAT MEMBACA CERITA BULAN DAN BINTANG
Ketika aku belum sepenuhnya menaruh hati kepadamu, salahkah aku jika berharap suatu saat memilikimu?
Bulan ley s.
***
Bulan duduk disebelah lena mengikuti pelajaran pada jam-nya. Tatapan mata lena terfokus kedepan dan sesekali melirik kesampingnya, tidak biasanya bulan duduk diam tapi tidak memperhatikan sama sekali penjelasan guru didepan. Pada dasarnya, lena lah yang biasanya sering tidak mendengarkan ataupun tidur dengan kepala bertutupkan buku tulisnya.
Istirahat kedua pun bulan hanya menggelengkan kepalanya kala lena mengajaknya kekantin untuk sekedar membeli minuman dingin. Alhasil, meskipun bulan tidak meminta tapi lena kembali dengan dua botol ditangannya.
Bulan mengangkat lekungan senyum dibibirnya, menerima uluran botol dari tangan lena. Dan, kembali fokus akan dunianya. Lena tidak berani bertanya, ia tahu betul apa yang ada dipikiran cewek itu, jika bulan ingin berkata, maka ia akan membuka suara terlebih dahulu daripada lawan bicaranya yang memulai bertanya duluan.
Lena meletakkan minuman dengan setengah air didalamnya itu didepannya, mengambil buku tulis dan mulai mengerjakan mata pelajaran selanjutnya. Sedangkan bulan, bertumpu satu tangan menopang dagu dengan pandangan keluar kelas dan jari tangan lainnya mengetuk-ngetuk meja didepannya.
Lena sudah berkali-kali menepuk bahu bulan, hanya untuk melihat kearah depan guru mengajar, respon baik dari cewek itu, tapi tidak berselang lima menit pun ia akan kembali pada posisi pikirannya berada.
Berulang-ulang kali seperti itu.
"Aku boleh tidur semalam dirumah kamu, len?" tanya bulan setelah jam terakhir pelajaran hari ini selesai.
Lena menutup resleting tasnya setelah buku terakhir ia masukkan, "itu yang lo pikirin dari tadi?" ia malah mengajukan pertanyaan kepada bulan dengan alis yang saling bertautan.
"Bukan" jawab bulan dengan sorot mata yang memang membenarkan.
Lena lalu mendorong meja didepannya agar memberi ruang untuknya berdiri, "terus?"
"Nanti aja" melihat sekitar, kelas masih terbilang ramai, bukan saatnya bulan menceritakan semuanya pada lena, toh semua orang punya rahasia, yang orang lain tidak perlu mendengarkannya.
Dengan tas yang sudah terselempang dibahu lena, bulan pun sama. Mereka berjalan keluar kelas dan menyusuri koridor sekolah menuju parkiran. Tidak ada percakapan diantara keduanya, mereka sama-sama diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
Teen FictionJika rasa itu ada, sejauh apapun dirimu berada, sejauh apapun hatimu ada, mimpiku akan selalu tentangmu Hidup bulan seakan jauh dari kata sederhana. Malam dihotel itu, dihitungan detik pun mampu membuat masa depannya hancur sempurna. "Gue anter lo p...