SELAMAT MEMBACA CERITA BULAN DAN BINTANG
Cewek,
prioritas pertama gueElkanza roy.
***
Bintang merekahkan senyumnya ramah kepada Pak asep, selaku satpam sekolah SMAN 8 Bandung. Ia melewati gerbang sekolah setelah Pak asep mempersilahkannya masuk.
Bulan beranjak turun dari motor bintang, sedangkan bintang sendiri masih sibuk diatas motornya. Ia menunggu bintang tepat disebelah cowok itu, bulan hanya berniat mengucapkan terima kasih sebelum pada akhirnya bintang pergi meninggalkan halaman sekolah ini.
Setelah dirasa sudah selesai, bintang meletakkan helmnya diatas jok motornya, ia tersenyum ketika melihat bulan yang masih berdiri disampingnya.
"Ayo masuk" ajak bintang, setelah itu pergi melewati bulan begitu saja.
Bulan termangu dengan kata bintang barusan, hendak saja ia mau berterima kasih dan segera masuk kedalam mengikuti pelajaran, tapi seakan niatnya terhenti diujung bibirnya saja, tidak sampai keluar.
Tidak ingin berfikir panjang, ia langsung sedikit berlari dan menyamai langkahnya disamping bintang. Mereka berjalan berdampingan dilorong sekolah yang sepi, tidak habis pikir dengan pikiran seorang cowok seperti bintang, menurut bulan dia aneh, irit bicara, sekali bicara banyak, mengandung arti dimana-mana.
"Kenapa masuk?" tanya bulan dengan alis yang saling berdekatan, heran.
"Kelas 11 ips 2 dimana?" bukannya menjawab pertanyaan bulan barusan, tapi bintang malah mengajukan satu pertanyaan ke bulan.
Dijawab atau tidak.
Dijawab atau tidak.
Dijawab, tapi buat apa dia bertanya hal yang tidak masuk diakal.
Jika tidak, maka salah, hukumnya dosa, orang tidak bisa bicara saja jika ditanya menjawab dengan bahasa isyarat, lah apa kabar kita yang syukur diberi sempurna?"Dibelokan depan ada tangga, kelasnya nomor dua setelah tangga" jawab bulan, ia lebih memilih opsi yang kedua.
"Oh" seru bintang.
Dibelokkan lorong sekolah, mereka memilih berjalan kearah masing-masing, menuju tujuan yang dinginkan. Percakapan singkat itu pun berakhir, tidak ada kata sampai jumpa diantara keduanya, setidaknya bertatapan muka walau sedetik untuk mengisyaratkan keduanya pun tidak ada. Bintang dan bulan dilangit saja menjadi satu, tidak akan satu diantaranya berada dicuaca yang beda. Tunggu saja, mungkin ada cinta diantara mereka.
***
Sudah hampir 30 menit yang lalu sejak bel berdering kelas 11 ips 2 diisi dengan candaan, dengan tidak adanya guru yang singgah mengajar dikelas tersebut. Bukan sibuk dengan kegiatan yang menumpuk diruang guru, melainkan malas mengajar dikelas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
Teen FictionJika rasa itu ada, sejauh apapun dirimu berada, sejauh apapun hatimu ada, mimpiku akan selalu tentangmu Hidup bulan seakan jauh dari kata sederhana. Malam dihotel itu, dihitungan detik pun mampu membuat masa depannya hancur sempurna. "Gue anter lo p...