Geng Steven

217 28 2
                                    

16 Mei

"Mel , liat depan. Lagi seneng-seneng tu," Fira yang tiba-tiba menunjuk kearah depan.

"Birain Firaa. Udah bukan urusan aku, lagi pula udah jadi mantan," aku pun membuang muka, menatap muka reseknya saja bikin dunia yang ada di dalam pikiranku hancur.

Yang aku maksud adalah Steven dan kawan-kawannya. Kawan-kawannya? siapa lagi kalo bukan Raden, Jordy, Lea, Yosep, Eka, dan Nurul.

Raden
Pertama masuk sekolah biasa aja, setelah dipengaruhi teman-temannya jadi songong banget. Mantannya Fira.

Jordy
Awal mula virus songong dari dia. Suka jelek-jelekin kelas. Ga peduli dengan kegiatan sekolah.

Yosep
Biasa, humoris iya, masih mending, ngga kena virus songong udah vaksin mungkin. Cuma ikut-ikutan.

Dimas
11/12 dengan Yosep, udah vaksin. Garing.

Steven
Ga kenal. Mantan.

Lea
Cewek populer sekolah seperti di novel-novel lainnya. Kemungkinan besar dia penyebab putusnya aku dan Steven.

Nurul
Aku ngga tau banyak tentangnya. Tapi yang aku tau dia anak yang sopan.

Tiba-tiba saja temanku yang bernama Nadira dari kelas sebelah datang tepat di depan wajahku.

"Mel, minta tolong ada panggilan osis, suruh Raden sama Steven turun," ucap Nadira yang ingin buru-buru lari dari kenyataan.

"Lah kok aku?" ucapku sampil menunjuk diri.

"Udah yaa. Anjirrrr gatahan. Dahh jangan lupa," Nadira yang langsung berlari menuju keluar kelas.

"Yaelah, kamu aja deh Ra,"

"Hah!! Apa?! ga denger!!! Apa Raden?? Beneran ga kenalll!!" teriaknya sambil menutupi kedua telinganya.

"Emang temen lucknut," langsung ku berdiri sambil menyeret kedua kakiku yang terasa berat.

"Yosep, panggilan OSIS," mending aku ngomongnya sama Yosep.

"Aku bukan OSIS loh Mel," ucapnya menatapku

"Ya tau tapi bilangin temenmu ada panggilan OSIS,"

"Siapa toh?" ucapnya dengan muka sok polosnya.

"Kamu kan tau,"

"Ngga... Siaaapaaa,"

Sialan nih anak

"Ya itu temen muuu," aku mencoba untuk tidak menyebut nama itu.

"Laiyya sapa? mungkin temen saya lupa ingatan kalo dia OSIS,"

Nih anak sama aja kayak Fira.

"Tuh temen kamu yang namanya Raden sama Steven, kurang jelas?" aku gamau berurusan dengannya lagi :)

"Kayaknya.... tapi gapapa saya kan pinter jadi bisa ngerti, makasih infonya,"  katanya sambil menggelengkan kepala. pengen muterin kepalamu sep.

"Y," ucapku singkat dan kembali ke bangkuku.

OSIS? apa Senja juga panggilan?

Disaat aku kembali melangkah ke arah mejaku, tak disangka aku melewati lelaki yang tak aku sukai, Steven.

Bisa kulihat wajahnya menatapku dengan ekspresi yang susah dimengerti. Mungkin saja arti penyesalan.

Maaf aku sudah tak peduli denganmu. Tapi mengapa sejak tadi Nadira berdiri di depan pintu menatap kamu berdua yang tak sengaja bertemu dengan ekspresi lesu?













tbc.

Impossible ✔ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang