Cantik

159 27 0
                                    

Amel pov

Setelah kejadian itu, aku berusaha melupakan Senja. Apalagi sekarang seseorang yang membuatku gampang melupakan Senja. Dia Bernard adik kelas paling ngeselin yang aku temui.

Sudah jarang sekali aku bertemu Senja, malah sebaliknya sering bertemu Bernard.

"Woi dede buriq."

"Woi dinosaurus buriq."

Entah dari kapan mereka berdua alias Adit dan Bernard jadi mengatakan hal serupa seperti itu.

Hubunganku dengan Fira kembali, tambah lagi Belva yang sudah cukup bergaul denganku.

Apa kalian mengira ini akan menjadi hidup dengan pengalaman yang baru?

Jawabannya tidak.

Author pov

"Udah lebih 6 menit, sampai sini saja besok jangan lupa tugas,"

Jeremy merentangkan tangannya keatas "Akhirnyaaa bebassss dari matematika sialan ini."

"Ibu masih disini Jeremy."

"MAAF BU!"

Roby melemparkan tutup botol ke arah Jeremy "Cih lu kan pinter tutup botol!"

"Diem lu berdua, kuping gua kemasukkan resleting nih." ucap Adit random sambil menutup telinga dengan kedua tangannya.

Pandu yang tiba-tiba datang ke arah Adit "Woi dit udah berapa lama lu ga ketemu Rian? Nanyain kabar lo tadi."

Adit yang tadi semula menatap Pandu kini memalingkan wajahnya " Bilangin gua lagi sibuk,"

"Sibuk apa dah lu."

Mereka asik debat sementara Amel baru saja di datangi Fajar.

"Mel, dari awal lu teriak-teriak ga jelas, gua udah curiga," ucap Fajar dengan sinis

Amel mendengar itu jantungnya tak karuan, ia takut semua terbongkar. Ini beberapa bulan woe "M-maksudnya?" bahkan Amel berusaha tenang tetap saja tak bisa menyembunyikan rasa gugupnya.

Segeralah Fajar mendekatkan wajahnya dan matanya menyipit "Anda suka anak kelas sebelah kan?"

Tersentak wajah Amel menjadi pucat "Ng-ng-nggak juga,"

"Bohongnya keliatan bun!" -Fajar

"Apaan sih nggak!" -Amel

"Iya!" -Fajar

"Nggak" -Amel

"Iya!" -Fajar

"Ngga nggak nggak nggak nggak!!" -Amel

Amel menutup telinganya dan berusaha memalingkan wajahnya

"Ngaku aja deh, percuma daripada gue cari tau sendiri," lanjut Fajar

"KALO IYA KENAPA!? SALAH?!" Amel mengeluarkan emosinya.

Setelah sadar apa yang dia katakan cepat-cepat ia menutup mukanya.

"Tuh kannn, sapa-sapa? Gua akrab semua sama anak sebelah," Fajar mengeluarkan senyumnya alias smrik nya

"Dih GAK!" Amel langsung meninggalkan Fajar dan menuju toilet.

"Astaga.... Amel bodo bangett," gumamnya sendiri

Selesai dari toilet, ia berjalan tak tau tak ada tujuan yang jelas. Sama kayak dia :)

"Halo kakak Amel yang cantik," ucap seseorang

"Eh woe, dih mesti ngagetin mulu!" Amel langsung memukul lengan Bernard

"Eh aduh, jangan galak-galak tante,"

"Tante?!"

"Eh ngga maksudnya jangan galak-galak, entar cantiknya ilang," ucapnya sambil mengedipkan matanya.

"Paan sih, ngapain kesini, jadi stalker kok niat banget,"

Bernard langsung menatap dalam wajah Amel dan tersenyum "Mau ketemu sama kakak kelas yang paling cantik bagi gue,"

Jujur Amel jadi salting sendiri wajahnya memerah dan terasa canggung. Seperti gadis biasanya kan?

"Kak mukanya merah loh,"

"Dih minggir," Amel langsung kabur seketika itu

"Lah nyuruh pergi malah dia nya yang pergi," Bernard mengukir senyumnya saat melihat Amel berlari.

"Cantik,"

"Cantik,"

"Cantik,"

Bernard kaget saat ada orang lain juga mengatakan hal yang sama dengannya.
Bernard menoleh dan, Ia bertemu dengan...

Rivalnya? Ah dia bahkan gakenal dengan mereka.

Dan Bernard juga yakin kalau mereka saling mengenal satu sama lain.

Setidaknya Bernard tau tentang mereka. Jelas berhubungan dengan Amel.


Steven.

Dan Si Senja.














Impossible ✔ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang