Pernyataan

134 27 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah pertama kalinya berbicara pada Rian, Amel kini sulit konsentrasi pada pelajaran.
Ia hanya berpikir 'Apa aku punya kesempatan?'

Ia melakukan hobinya lagi yaitu menatap jendela sambil melamun. Hujan turun lagi, enath sampai kapan hujan dalam bulan ini berhenti. Ia teringat juga pada Bernard. Apa yang dia lakukan sekarang, memilih menunggu Rian atau menyukai Bernard.

Lamunan Amel dibubarkan oleh sesosok Rian yang sedang berteduh bersama Renata.
Yang ia lihat hanya mereka yang asik mengobrol.

Tapi apa yang Amel lihat? Amel melihat dimana Renata memegang tangan Rian dan seperti mengucapkan sesuatu.
Apa yang mereka bicarakan? Sudah pacaran ya?
batin Amel

Amel tertawa pelan
"Haha bodohnya aku, mustahil ingin memiliki milik orang,"

Amel kembali fokus pada papan tulis.
Tapi tetap saja tatapannya masih kosong.

---

Seorang perempuan baru saja datang di kantin "Kalian udah tau belum?"

"Apa?"

"Kak Renata si kakak OSIS"

Amel langsung menoleh ke belakang dan berusaha menguping, begitu juga dengan Jeremy, Fira dan Roby.

" Nyatain perasaan nya ke kak Rian!"

Fira langsung menatap Amel yang sedang menguping dengan serius.

"Oh iya gua juga pernah dengar, kalau keluarganya kak Rian sama kak Renata saling kenal. Apalagi katanya mau dijodohin,"

Jeremy dan Roby langsung membulatkan matanya, sedangkan Fira menelan ludahnya sambil menatap Amel. Yang dilakukan Amel hanya tersenyum tipis, sambil menahan rasa sakitnya.

Setelah mereka asik ghibah tentang Rian dan Renata, mereka meninggalkan kantin.

Roby langsung memukul meja kantin "Wah beruntung banget Rian, udah keluarganya kayanya kebangetan apalagi sekarang dapet yang cantik,"

Jeremy hanya mendengus kesal "Ck baru mau pepet si Renata, udah aja diambil,"

Amel menghembuskan nafasnya dan melanjutkan makannya. Fira ikut kesal melihat sahabatnya sedih.

Tiba-tiba seseorang datang dan membawa minuman kaleng. Sudah bisa di tebak, pasti Bernard.

"Kayak biasanya kak," katanya sambil menaruh minuman kaleng di depan Amel

Amel mengambil minuman itu dan menyodorkan kembali pada Bernard. "Bukain hehe,"

"Kak ada yang mau gue omongin, nanti gue kerumah kakak," ucap Bernard sambil membuka minuman kaleng.

"Hah?"

---

Amel menunggu hujan reda di luar sekolah. Makin lama hujan semakin lebat.

Impossible ✔ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang