Yang ia tunggu

267 32 0
                                    

14 Mei

Seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan kelasku, seolah-olah ia sedang menunggu seseorang.

Wajahnya yang sangat familiar untukku, dia Rian.
Siapa yang dia tunggu? Apa dia menunggu seorang perempuan? Siapa orang yang beruntung itu? Pertanyaan yang tidak berfaedah itupun keluar dari pikiranku.

Sampai-sampai pertanyaan yang mustahil terpikirkan olehku.... Apa dia menungguku?
Mustahil! Tidak mungkinkan dia menungguku?

"Ri! traktir hari ini kan?" ucap seseorang yang berjalan menunju Rian, 'Pandu'

"Utang aja belum dibayar," sindirnya sambil menyenggol lengan Pandu.

"Y , kalo ada benda berwujud uang baru bisa bayar," ucap Pandu sambil menyenggol balik.

"Nanti teross," kata Rian dengan membalas dorongan.

Iya mereka jadi dorong-dorongan. Aku yang melihat itu jadi tersenyum.

"Mel, ngelamun aja, ih sambil senyum lagi merinding nih abang. Mikirian sapa? Steven?" tiba-tiba seseorang membuyarkan pandanganku.

Seorang anak yang selalu bikin gaduh dan ga jelas, Fajar.

"Gausah bahas bahas dia!"

Kutengok kearah depan kelas tak ada siapa-siapa. Rian sudah pergi dengan Pandu.
Segeraku beranjak dari bangku dan menoleh ke arah Fajar.

"Jar beliin minum ya, lagi bawa uang dikit.  Lagi pula kan kamu udah bikin dia hilang," ucapku dengan mata berbinar.

"Ih anjirr, ilang apaan? mumpung saya baek abanh beliin dah," Fajar yang ikut beranjak dari bangku dan berjalan keluar kelas. Diriku yang mengekorinya dari belakang.

" Tumben baeeek,"

√√÷√√

"Makasih Fajarr," ku ucapkan terima kasihku sambil mengambil minuman dari tangan Fajar.

Belum saja memasukkan sedotan ke kotak susu, Fajar tiba-tiba bertanya "Mel, kenapa putus? Putus baik-baik?"

Random banget ini anak.

"Kok tiba-tiba nanya gituan," jelas, siapa juga ga bunging ditanya hal seperti itu.

"Udah deh abang penasaran ini dari lama pengen nanya tapi ga kesampean,"

Kalo boleh jujur, kata 'abang' membuatku merinding sebenarnya.

Aku menatap wajahnya sebentar. Entah dari kapan wajahnya jadi serius "Sebenarnya aku juga gatau. Dia ngilang gitu aja terus pas balik ketemu minta putus. Makanya kalo ketemu dia itu rasanya enek"

Begitu mendengar penjelasanku, bisa kulihat raut wajahnya jadi jelek. Beneran jelek.

"Nih yaaaa gue kasih tau, kemungkinan ini jawaban kenapa dia minta putus. Pertama kemarin gua lihat dia bareng cewek ke bioskop. Apalagi cewek kelas kita. Ya emang mereka deket. Tapi menurut gue ga wajar karena mereka kan satu geng. Temen yang lain ga diajak apa??"

"Gea ya?"

"Kok tau?"

Aku berdecak kesal. "Itu juga jadi penyebab kenapa aku sama Steven sering tengkar,"

"Udahlah, geng nya aja paling di sayang sama guru. Ngerti kan. Udah deh duluan, jangan lupa ntarr diganti ya," ucapnya sambil melambaikan tangan dan pergi meninggalkanku.

Maksud? Oh kotak susu?

"Sialan!"

Fajar emang ngga mungkin dengan gampangnya traktir orang , emang pelit!

√√÷√√

Impossible ✔ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang